Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog anak dan remaja Alzena Masykouri mengatakan persiapan pernikahan dan berkeluarga sebaiknya sudah dipikirkan sejak remaja. Ia menjelaskan umumnya orang tua meminta anak-anak untuk fokus pada bidang akademik di sekolah. Namun, mempersiapkan pernikahan sejak remaja justru dapat membuat mereka siap di masa depan.

"Mereka mulai mempersiapkan dari keluarganya, melihat bagaimana orang tuanya berinteraksi di rumah," kata Alzena dalam diskusi daring yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kamis, 12 September 2024.

Sejak remaja, anak mulai menganalisis bagaimana orang tua mendidiknya di rumah. "Hal itulah yang menjadi pelajaran pertama bagi remaja tentang kehidupan pernikahan," ujarnya.

Contoh dari orang tua
Alzena menjelaskan hal ini bukan berarti orang tua menormalisasi pacaran pada remaja. Namun, orang tua bisa memberikan contoh dan pemahaman pada anak tentang kehidupan berkeluarga sejak remaja. Dengan demikian, apa yang dipelajari dari rumah tentang berkeluarga akan menjadi gambaran bagi remaja di masa depan. 

Kelak, apabila remaja dan orang tua sama-sama bisa mempersiapkan pernikahan maka hal ini dapat membuat mereka lebih siap dan memahami bagaimana membangun keluarga yang baik. Meski demikian, peran lingkungan juga dibutuhkan untuk mempersiapkan remaja, khususnya bagi yang tidak memiliki figur orang tua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kalau di keluarganya tidak beruntung, enggak apa-apa. Nantinya remaja akan membentuk konsep sendiri dari apa yang mereka lihat," papar Alzena.

Contoh, apabila memiliki keluarga yang tidak harmonis, remaja pun akan memiliki gambaran keluarga idealnya sendiri. Bahkan, di media sosial kini juga banyak menggambarkan tentang pernikahan sehingga remaja bisa mengambil hal positif dari pengalaman orang lain.

"Lingkungan lain masih banyak yang bisa jadi contoh asal kita orang dewasa yang ada di sekitar remaja mau merangkul mereka," tandas Alzena.

Pilihan Editor: 5 Sinyal Tak Mencolok Pernikahan Sedang Menuju Perpisahan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jumlah Lansia di Jepang Cetak Rekor Tertinggi, Sepertiga Populasi di Atas 65 Tahun

10 jam lalu

Sejumlah lansia menari saat direkam, di Tokyo, Jepang, 12 April 2021. Grup pemandu sorak atau cheerleader bernama Japan Pom Pom ini tampil beda karena beranggotakan lansia. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Jumlah Lansia di Jepang Cetak Rekor Tertinggi, Sepertiga Populasi di Atas 65 Tahun

Sepertiga dari jumlah populasi di Jepang adalah lansia berumur di atas 65 tahun. Orang muda mulai ogah punya anak.


Fiersa Besari Rehat dari Musik Mulai 2025, Faktor Kelelahan dan Keluarga Jadi Alasan Utama

10 jam lalu

Fiersa Besari. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Fiersa Besari Rehat dari Musik Mulai 2025, Faktor Kelelahan dan Keluarga Jadi Alasan Utama

Fiersa Besari mengumumkan rehat dari dunia musik mulai 1 Januari 2025 karena kelelahan dan ingin fokus pada keluarga.


Tips Mengajak Anak Bersantap di Restoran Mewah saat Bepergian

1 hari lalu

Ilustrasi makan bareng keluarga. Unsplash.com/Pablo Merchn Montes
Tips Mengajak Anak Bersantap di Restoran Mewah saat Bepergian

Berikut ini beberapa tips untuk yang ingin mengajak anak-anak bersantap di restoran mewah saat bepergian


Marak Anak Lakukan Kejahatan Sadistis, Dirjen HAM Desak Revisi UU SPPA

2 hari lalu

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Shutterstock
Marak Anak Lakukan Kejahatan Sadistis, Dirjen HAM Desak Revisi UU SPPA

Dirjen HAM Dhahana Putra mengakui kasus kejahatan seperti pembunuhan dan kekerasan seksual yang melibatkan anak meningkat


Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

3 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

Teknologi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan anak.


Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

3 hari lalu

Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki melihat telepon pintar. (Unsplash/Tim Gouw)
Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

Psikolog menyarankan media sosial sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang menimbulkan dampak positif dan bukan konten negatif.


Alasan Orang Tua Tak Boleh Abaikan Waktu Bermain Remaja

4 hari lalu

Ilustrasi remaja (pixabay.com)
Alasan Orang Tua Tak Boleh Abaikan Waktu Bermain Remaja

Waktu bermain bukan saat anak memegang gawai melainkan berinteraksi dengan teman-teman sebaya dan hal ini harus jadi perhatian orang tua.


Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

4 hari lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

Paparan konten negatif di media sosial bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.


Geger Pelecehan di Panti Sosial, Kepolisian Malaysia Akan Panggil Yayasan GISB

4 hari lalu

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak perempuan. Shutterstock
Geger Pelecehan di Panti Sosial, Kepolisian Malaysia Akan Panggil Yayasan GISB

Kepolisian Malaysia akan memanggil pucuk pimpinan panti sosial yang dikelola yayasan GISB.


Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

5 hari lalu

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)
Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

Pengaruh media sosial merupakan pemicu remaja rentan terpengaruh hal buruk, selain karena korban pola asuh yang kurang maksimal.