Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Gejala dan Penyebab Mpox atau Cacar Monyet

image-gnews
Kalala, seorang pasien dengan ruam wajah yang disebabkan oleh virus mpox, duduk pada hari ketiga perawatannya di pusat perawatan Rumah Sakit Vijana di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, 30 Agustus 2024. REUTERS/Justin Makangara
Kalala, seorang pasien dengan ruam wajah yang disebabkan oleh virus mpox, duduk pada hari ketiga perawatannya di pusat perawatan Rumah Sakit Vijana di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, 30 Agustus 2024. REUTERS/Justin Makangara
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet, merupakan penyakit infeksi virus yang ditandai dengan munculnya bintil bernanah di kulit. Penyakit ini biasanya terjadi akibat kontak dengan primata, seperti monyet, atau hewan pengerat seperti tikus, tupai, atau hamster yang terinfeksi. Monkeypox juga dapat menyebar antar manusia.

Cacar monyet ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di rahang bawah, leher, dan selangkangan. Gejala lainnya mirip dengan cacar air, yaitu munculnya ruam atau bintil berisi cairan di wajah, dada, serta di dalam mulut dan hidung.

Pada Agustus 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan monkeypox sebagai kegawatdaruratan global setelah peningkatan signifikan kasus di Kongo dan beberapa negara Afrika lainnya, dengan potensi penyebaran ke negara-negara lain. Kasus serupa pernah terjadi pada 2022, ketika cacar monyet terdeteksi di Indonesia.

Penyebab utama monkeypox adalah virus Monkeypox yang dapat menyebar dari hewan ke manusia atau dari manusia ke manusia. Penularan dari hewan terjadi melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, seperti monyet, tikus, atau tupai.

Hewan liar lebih rentan menularkan penyakit ini dibandingkan dengan hewan peliharaan, kecuali jika hewan peliharaan tersebut pernah berkeliaran di luar rumah. Penularan antar manusia terjadi melalui percikan air liur atau kontak langsung dengan luka di kulit, mulut, atau alat kelamin penderita. Beberapa cara penularan meliputi:

- Berbicara secara tatap muka

- Kontak fisik langsung

- Berciuman

- Berhubungan seksual, termasuk seks oral

- Kontak dengan barang-barang, seperti pakaian atau sprei, yang digunakan oleh penderita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi terkena monkeypox meliputi:

- Orang yang melakukan kontak dekat dengan penderita

- Orang yang tinggal satu rumah dengan penderita

- Petugas kesehatan yang merawat pasien monkeypox

- Dokter hewan yang menangani hewan primata atau pengerat yang sakit.

Gejala monkeypox biasanya muncul antara 1 hingga 21 hari setelah terpapar virus. Gejala utamanya adalah ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening di bawah dagu, rahang, leher, dan selangkangan, serta demam tinggi yang mencapai 38,5 hingga 40,5°C. Ruam dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk wajah, mulut, telapak tangan, kaki, serta area kelamin dan dubur. 

Bentuk ruam berkembang dari bintil kecil, menjadi bintil berisi cairan yang membesar, kemudian pecah dan berubah menjadi keropeng. Ruam ini sering menyebabkan rasa gatal dan nyeri. Selain itu, monkeypox juga dapat menimbulkan gejala lain seperti keringat dingin, menggigil, nyeri otot, sakit kepala hebat, sakit punggung, dan kelelahan.

Cacar monyet juga dapat menyerang hewan peliharaan. Beberapa gejala yang harus diwaspadai pada hewan meliputi demam, kehilangan nafsu makan, lesu, mata belekan, serta ruam atau bintik merah pada kulit.  Penting untuk segera mengidentifikasi dan menangani gejala monkeypox, baik pada manusia maupun hewan, untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Pilihan Editor: Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kongo Memulai Imunisasi Vaksin Cacar Monyet

5 hari lalu

Nsimire Nakaziba, 34, mengobati ruam pada saudara perempuannya, Sifa Mwakasisi, 32, untuk meredakan rasa sakit di dalam tenda tempat dia menjalani perawatan melawan mpox di rumah sakit Kavumu di wilayah Kabare, provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 29 Agustus 2024. Untuk menghadapi wabah cacar monyet, salah satu strategi efektif yang bisa diterapkan adalah peningkatan kesadaran diri serta isolasi bagi individu yang terinfeksi. REUTERS/Arlette Bashizi
Kongo Memulai Imunisasi Vaksin Cacar Monyet

Tenaga kesehatan di Kongo mendapat prioritas untuk melakukan imunisasi vaksin cacar monyet


Apa itu Alergi Parfum dan Reaksi Alergi yang Ditimbulkan?

6 hari lalu

Ilustrasi wanita menyemprotkan parfum di pergelangan tangan. Freepik.com/Freepic.diller
Apa itu Alergi Parfum dan Reaksi Alergi yang Ditimbulkan?

Adapun orang yang memiliki alergi terhadap parfum tertentu bisa mengalami ruam gatal jika terpapar secara terus-menerus.


Digigit Hewan Terinfeksi Rabies, Haruskah Korban Divaksin?

10 hari lalu

Petugas kesehatan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor menyiapkan vaksin Rabies untuk seekor kucing di Perumahan Gaperi, Cibinong, Bogor, Jabar, Senin 30 September 2024. Hari rabies sedunia tahun 2024 ini mengambil tema Breaking Rabies Boundaries atau Mendobrak Batasan Rabies guna mendorong pemerintah dan semua lapisan masyarakat untuk bersatu guna mencapai tujuan dunia bebas dari kematian akibat virus Rabies pada tahun 2030. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Digigit Hewan Terinfeksi Rabies, Haruskah Korban Divaksin?

Ada beberapa aspek yang menentukan seseorang bisa diberi vaksin rabies atau cukup cuci luka saja setelah digigit hewan penular, simak penjelasannya.


WHO Laporkan Ada 30 Ribu Kasus Cacar Monyet Sepanjang 2024 di Afrika

18 hari lalu

Petugas kesehatan Kongo berkonsultasi dengan pasien yang diduga terkena mpox di pusat perawatan di rumah sakit Kavumu di wilayah Kabare, provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 29 Agustus 2024. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyatakan lonjakan kasus cacar monyet atau Mpox di beberapa negara Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat. REUTERS/Arlette Bashizi
WHO Laporkan Ada 30 Ribu Kasus Cacar Monyet Sepanjang 2024 di Afrika

Lebih dari 800 orang meninggal diduga karena mpox di penjuru Afrika. Setelah Kongo, Burundi saat ini bergulat dengan cacar monyet


Jelang Hari Rabies Sedunia, Masyarakat Perlu Pahami Penyakit Menular dan Mematikan Ini

18 hari lalu

Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana
Jelang Hari Rabies Sedunia, Masyarakat Perlu Pahami Penyakit Menular dan Mematikan Ini

Rabies merupakan penyakit menular dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Warga perlu memahami penyakit ini karena tergolong penyakit berbahaya.


Belajar dari Kasus Mpox, Ini yang Diperlukan untuk Hadapi Perubahan Pola Penyakit

19 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Belajar dari Kasus Mpox, Ini yang Diperlukan untuk Hadapi Perubahan Pola Penyakit

Pakar menyebut virus Mpox adalah salah satu contoh perubahan pola penyakit akibat dinamika kehidupan yang bergerak di antara patofisiologi interaksi.


Kembali Terdeteksi Cacar Monyet, Waspada Terhadap Kasus Mpox di Indonesia

21 hari lalu

Petugas medis berkonsultasi dengan dokter di Ruang Rawat Inap Infeksi Khusus Kemuning Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat, 5 September 2024. Kementerian Kesehatan juga sudah membagikan alat dan bahan pemeriksa Mpox ke seluruh Indonesia. Di antaranya ada alat periksa cepat yang hasilnya bisa diketahui dalam 30 menit. Alat tersebut sudah dipakai seperti di Jakarta dan Bali. TEMPO/Prima Mulia
Kembali Terdeteksi Cacar Monyet, Waspada Terhadap Kasus Mpox di Indonesia

Kementerian Kesehatan melaporkan perkembangan terbaru terkait kasus Mpox atau cacar monyet di Indonesia. Apa yang harus diwaspadai?


Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

21 hari lalu

Seorang perawat mempersiapkan ruangan isolasi khusus pasien positif terjangkit cacar monyet atau mongkeypox (Mpox) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai, Riau, Sabtu 31 Agustus 2024. Pihak RSUD Dumai menyediakan empat ruangan isolasi khusus penyakit cacar monyet (Mpox), mempersiapkan peralatan medis dan obat-obatan serta tenaga kesehatan untuk merawat pasien yang terjangkit penyakit itu. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Waspada Mpox: Kasus Ditemukan di Filipina dan Malaysia, Negara Mana Lagi yang Terpapar?

Pada Agustus 2024, beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk di Swedia, Filipina, dan Thailand, melaporkan peningkatan kasus Mpox atau cacar monyet.


WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

23 hari lalu

WHO Mengutuk Ulah Israel Tembaki Konvoi Tim Kesehatan PBB di Jalur Gaza

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutuk insiden di mana tank Israel menembaki konvoi yang dipimpin WHO di Gaza


Malaysia Laporkan Kasus Mpox Baru, Pasien Tidak ke Luar Negeri

24 hari lalu

Seorang pasien dengan ruam wajah yang disebabkan oleh virus mpox terbaring di pusat perawatan Rumah Sakit Vijana di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, 30 Agustus 2024. Cara penuran Mpox dari manusia ke manusia terjadi melalui kontak langsung dengan lesi kulit atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, termasuk sekret pernapasan. REUTERS/Justin Makangara
Malaysia Laporkan Kasus Mpox Baru, Pasien Tidak ke Luar Negeri

Mpox yang dipicu oleh virus cacar monyet ditemukan lagi di Malaysia. Seperti apa gejalanya?