Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspadai Ledakan Penyakit Asbestosis  

image-gnews
TEMPO/ Amatul Rayyani
TEMPO/ Amatul Rayyani
Iklan
TEMPO Interaktif, Bandung - Pemerintah diminta mewaspadai ledakan penyakit asbestosis, penyakit yang timbul akibat kontaminasi asbestos atau asbes. ”Indonesia saat ini 4 besar pengguna asbes di Indonesia,” kata Koordinator Lokal Insiatif (K3) Keamanan Dan Keselamatan Kerja, Darisman, di sela diskusi soal kecelakaan dan penyakit akibat kerja di Bandung, Kamis (30/9).

Asbestosis termasuk kategori salah satu risiko penyakit yang berkaitan dengan kerja. Bahan asbestos sendiri tergolong kategori bahan beracun berbahaya (B3). Nama penyakit yang muncul akibat terpapar bahan yang banyak digunakan oleh industri itu adalah asbestosis.

Penyakit yang bisa mengakibatkan kematian itu salah satu tandanya adalah iritasi pada selaput paru-paru disertai penebalan jaringan terus-menerus. Kondisi itu bisa menyebabkan paru-paru mengecil dan mengalami pengerasan.

Darisman mengatakan, penyakit itu tidak bisa didiagnosis hanya lewat rontgen biasa. Tanda-tanda asbestosis hanya bisa diketahui jika penderita menjalani CT Scan pada organ paru-parunya. Risiko penyakit itu sendiri sangat bergantung pada kadar dan intensitas seseorang bersentuhan dengan asbestos.

Sejumlah negara telah melakukan pelarangan terhadap bahan baku itu setelah melojaknya penderita penyakit itu. Inggris misalnya, puncak penggunaan asbestos dalam industriya pada 1970 mengalami ledakan penderita asbestosis pada 1999. Sementara itu, Belanda yang mencatatkan konsumsi asbestos tertinggi pada 1976 mengalami ledakan penyakit asbestosis pada 1997. Jepang bahkan punya istilah Kubota Shock Wave untuk merujuk pada ledakan penyakit itu pada 2005.

Sejumlah kasus di berbagai negara itu menunjukkan risiko penyakit asbestosis tidak hanya menjangkiti pekerja yang bekerja dalam industri yang menggunakan bahan itu. Penyakit itu ditemukan juga pada warga yang tinggal dalam radius dua kilometer dari pabrik akibat ikut menghirup debu asbestos.

Mayoritas negara Eropa, serta Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan sudah merilis aturan yang melarang penggunaan bahan itu, termasuk produk barang yang dihasilkannya. Menyusul Thailand yang kini tengah menyusun aturan serupa. Saat ini negara berkembang yang mayoritas masih menggunakan bahan baku itu. Indonesia sendiri mengimpor bahan baku itu dari Rusia, Kanada, dan Brazil.

Dia mengatakan, dari data yang diperoleh lembaga itu, impor bahan baku asbestos ke Indonesia mulai mengalami lonjakan mulai 2000, setelah bahan baku ini mulai diperkenalkan di industri Indonesia sejak 1951. Pada 2006 impor bahan baku itu menembus 60 ribu ton per tahun, yang menempatkan Indonesia di posisi 10 besar pengguna bahan itu, dan pada 2009 sudah mencapai 90 ribu ton per tahun dan mendudukkan Indonesia di posisi 4 dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari data yang dikumpulkanya, total terdapat 28 perusahaan di Indonesia yang menggunakan asbestos sebagai bahan baku produknya. Mayoritas produknya di Indonesia berupa ampas rem kendaraan bermotor serta atap. Konsentrasi pabrik itu berada di Malang, Tanggerang, Bekasi, Jakarta, serta Cibinong.

Darisman mengatakan, pemerintah Indonesia harus mulai mewaspadai penyakit akibat bahan berbahaya itu. Dia beralasan, risiko akibat terpapar debu bahan itu tak hanya pada pekerja pabrik tapi juga pada warga sekitarnya. Dia mencontohkan, salah satu pabrik yang menggunakan asbestos sebagai bahan bakunya, dalam radius 2 kilometer terdapat belasan TK, SD, SMP, serta SMA.

Menurut dia, hingga saat ini belum ada satu pun kasus resmi penyakit itu dilaporkan di Indonesia. Dia menduga, kasus itu belum ditemukan karena masih banyak tenaga medis yang paham penyakit yang timbul akibat risiko kerja itu plus minimnya pelaporan soal penyakit yang disebabkan risiko kerja. Soal kapan ledakan penyakit itu terjadi di Indonesia, Darisman mengatakan, tidak tahu. ”Kasus di negara lain butuh waktu 10 tahun untuk terjadinya ledakan itu,” katanya.

Perwakilan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat, Dwi Sawung, dalam diskusi itu punya dugaan berbeda. Dia menduga kasus asbestosis itu sudah ada di Indonesia. Soal belum tercatatkan resmi, dia menduga, karena buruknya pendataan soal kesehatan di Indonesia. Dia sendiri pernah mendapat informasi ditemukannya penderita penyakit ini di RS Paru dr Rotinsulu, Bandung. Hanya sang pasien keburu menghilang, tidak memeriksakan dirinya lagi sehingga tidak diketahui muasalnya.

Pada 17 Oktober nanti di Bandung, akan digelar pertemuan tahunan Asian Banned Asbestos. Pertemuan itu akan diikuti jaringan aktivis penolak penggunaan bahan itu dari negara-negara ASEAN, China, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea, Amerika, Australia, Prancis, serta Inggris. Pertemuan itu untuk mendukung gerakan akar rumput menolak penggunaan asbes di Indonesia.

Ahmad Fikri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

18 jam lalu

Bob Marley, saat tampil dalam acara Hammersmith Odeon, London, Inggris pada 1977. Keluarga penyanyi reggae asal Jamaika, Bob Marley meluncurkan produk yang mereka klaim sebagai merek ganja pertama di dunia. Anwar Hussein/Getty Images
Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?


Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

1 hari lalu

Ilustrasi penyakit Lupus. entresemana.mx
Berikut Pengertian, Penyebab, Gejala Awal dari Penyakit Lupus

Pelajari lebih lanjut tentang gejala dan kemungkinan komplikasi lupus. Apa saja tanda-tanda awal penyakit lupus?


Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

1 hari lalu

Ilustrasi penyakit Lupus. entresemana.mx
Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

Lupus merupakan penyakit autoimun yang ditunjukkan dari gejala sakit kulit, demam, sakit sendi, rambut rontok, dan gangguan saraf.


Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

5 hari lalu

Ilustrasi - Pembekuan atau penggumpalan darah (trombus) di vena. ANTARA/Shutterstock/pri.
Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.


Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

7 hari lalu

Tenaga kesehatan memberikan pelayanan imunisasi dasar kepada bayi di Puskesmas 3 Denpasar Utara, Bali, Kamis 12 Januari 2023. Pemerintah Provinsi Bali menargetkan penurunan angka stunting hingga 7,71 persen pada tahun 2023 sehingga Bali tetap menjadi provinsi dengan angka kasus stunting terendah di Indonesia. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

7 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

8 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

9 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

9 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

18 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?