TEMPO.CO, Jakarta - Populasi usia lanjut di Indonesia semakin meningkat, baik jumlah maupun proporsi. Diperkirakan pada 2025 mendatang, proporsi usia lanjut di Indonesia mencapai 13,1 % atau sekitar 27 juta jiwa.
Masalah kesehatan pada mereka yang berusia lanjut, secara kuantitatif dan kualitatif, kompleks dan membutuhkan perhatian khusus.
Hal ini disampaikan Dr Aulia Riza, SpPD dari RSU Bunda Jakarta, belum lama ini di RSU Bunda, Menteng, Jakarta Pusat.
"Ada salah persepsi mengenai orang lanjut usia dengan pasien geriatri. Keduanya serupa tapi tak sama. Sama-sama berusia di atas 60 tahun, tapi geriatri adalah usia lanjut dengan beberapa penyakit dan masalah biosikososial.
Berbagai penyakit yang diderita membutuhkan pendekatan khusus untuk penanganannya, seperti diabetes mellitus, hipertensi, nyeri sendi, penyakit jantung, osteoporosis, gangguan keseimbangan, gangguan nutrisi, stroke, Parkinson, dimensia/pikun, dan sebagainya.
“Pasien geriatri biasanya memiliki penyakit lebih dari dua. Perawatan penyakit pada pasien ini membutuhkan pendekatan khusus karena biasanya gejala penyakit tidak khas dan fungsi organ sudah menurun sehingga pemberian banyak obat kepada di pasien harus dilakukan dengan pengawasan,” ungkapnya.
Menurutnya, pelayanan geriatri juga bisa dilanjutkan di rumah atau layanan geriatric homecare. Tetapi perawatan lanjutan di rumah tidak menggantikan pentingnya perawatan di rumah sakit karena tidak untuk semua kasus bisa dilakukan di luar rumah sakit.
“Pada lansia yang menderita demensia bertambah kompleks, dengan ditandai gangguan memori yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pasien ini juga sulit konsentrasi dan komunikasi. Mereka terlihat depresi, seperti tampak berhalusinasi, dan mengalami gangguan perilaku serta penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya,” paparnya.(Baca :Lansia Sering Menyimpan Depresi)
Sementara pada kesempatan yang sama, Spesialis Gizi Klinik dr Marya Haryono, Sp GK, menjelaskan, “Nutrisi termasuk salah satu faktor yang menentukan kualitas kesehatan lansia. Permasalahan mereka mulai dari tidak nafsu makan sehingga berat badan turun.
Selain itu kesulitan makan, persoalan dengan jenis makanan, atau sebaliknya masalah obesitas juga menjadi permasalahan bagi kesehatan lansia.
Marya mengatakan, “Obesitas pada lansia meningkatkan risiko osteoporosis dan masalah pada organ lainnya. Untuk itu diperlukan panduan dalam menjaga kualitas asupan lansia karena kebutuhan nutrisi pada lansia berbeda dengan kelompok usia lain”.
Lansia menurutnya juga membutuhkan nutrisi lengkap dan seimbang, pemberian suplemen harus didiskusikan dengan dokter terlebih dahulu.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Taman Terlarang Minim Bunga dari Lotuz
Tren Kain ke Depan, Penuhi Keinginan Perempuan
Siluet Feminin Lotuz ala Yosep Sinudarsono
Tetap Modis dengan Hijab Syari