TEMPO.CO, Mojokerto - Ribuan pendaki dan pencinta alam se-Jawa Timur menolak rencana proyek akses jalan beton dan paving menuju puncak Gunung Penanggungan di Kabupaten Mojokerto. Melalui gerakan Save Pawitra atau nama lain dari Penanggungan, para pendaki dan pencinta alam membubuhkan tanda tangan dukungan penolakan proyek jalan tersebut. (Baca: Januari, Semeru Ditutup untuk Pendakian)
"Sudah terkumpul sekitar 2.000 tanda tangan kawan-kawan pencinta alam se-Jawa Timur," kata Koordinator Save Pawitra, Yahya Setianto, Rabu, 28 Januari 2015. Menurut Yahya, para pencinta alam khawatir proyek jalan tersebut akan merusak ekosistem hutan dan situs-situs yang sudah ditemukan maupun yang masih banyak terpendam di Penanggungan.
"Ekosistem hutan dan situs-situs yang belum tergali bisa rusak. Padahal Gunung Penanggungan sudah ditetapkan gubernur sebagai cagar budaya tingkat provinsi," ujar Yahya. Selain itu, menurut para pendaki, akses jalan yang akan dibangun bisa mengurangi tantangan dan sensasi pendakian. (Baca: Kemilau Bumi, Wisata Mengejar Matahari)
Yahya menambahkan, tanda tangan di atas kain sebagai bukti penolakan itu rencananya diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Mojokerto. "Kami akan membuat petisi, dan bukti tanda tangan akan kami serahkan," kata Yahya.
Menanggapi penolakan dari kalangan pencinta alam ini, Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa mempertanyakan dasar penolakan. "Apa dasar mereka menolak? Belum tahu tujuannya, kok, sudah menolak," katanya. (Baca: Konser Jazz Ijen Diprotes Aktivis Lingkungan)
Mustofa membantah proyek akses jalan menuju Gunung Penanggungan itu akan merusak ekosistem dan situs. "Kami ini ingin membenahi, bukan merusak," katanya. Apalagi, menurut dia, selama ini para pendaki melalui jalan air.
"Kami hanya membuatkan jalan supaya para pendaki tidak lewat jalan air. Kalau lewat jalan air, makin lama makin rusak jalannya," ujar pejabat yang berlatar belakang pengusaha tambang batu ini. (Baca: Taman Nasional Meru Betiri Terancam Tambang Emas)
Ia meminta orang-orang yang menolak tersebut bertanya dulu ke Pemkab Mojokerto mengenai maksud dan tujuan pembuatan akses jalan itu. "Silakan datang ke kami dan akan kami jelaskan. Belum tahu maksud dan tujuannya, kok, dikatakan merusak," ujarnya.
Tahun 2015 ini, Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga mengalokasikan dana Rp 7 miliar untuk membangun akses jalan menuju Penanggungan di Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas. Anggaran itu juga akan digunakan untuk membangun anak tangga dari paving berfondasi beton dari titik awal pendakian hingga ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut (dpl), dari ketinggian puncak gunung 1.653 meter dpl.
Anak tangga ini dibangun untuk memudahkan wisatawan yang akan mendaki maupun wisatawan yang bukan pendaki. Gunung Penanggungan merupakan gunung suci peninggalan masyarakat Hindu Majapahit. Di sana terdapat ratusan situs berupa candi kecil hingga terakota. (Baca: Ahok Kaji Kegiatan Ekskul Pencinta Alam)
ISHOMUDDIN
Terpopuler
Eksim Tingkatkan Risiko Stroke dan Sakit Jantung?
'Pilgrimage', Tersebarnya Anak-anak Didi Budiardjo
Rambut Presiden Abraham Lincoln Terjual Rp 9 M