Hakim menuturkan, penyakit jantung koroner adalah pembunuh nomor satu di dunia. Kebanyakan pasien datang ke rumah sakit setelah 10 atau 12 jam mendapat serangan jantung. Padahal, kata dia, otot jantung harus ditolong dalam waktu enam jam.
Menurut dia, penyumbatan pembuluh darah koroner dalam waktu 1 jam merusak otot jantung sebanyak 30 persen. Memasuki waktu 2 jam, otot jantung yang rusak menjadi 50 persen. Sedangkan dalam 6 jam, penyumbatan bisa merusak 90 persen otot jantung. Dan setelah 24 jam, semua otot jantung rusak.
Penanganan bagi pasien jantung tergantung lamanya waktu serangan. Hakim menyarankan, bila terjadi serangan jantung, pastikan pasien merasakan keluhan khas serangan jantung. Jika merasa yakin, baringkan penderita. Lalu panggil dokter atau langsung dibawa ke rumah sakit. Aspirin dapat diberikan untuk dikunyah. Bagi penderita yang tidak sadarkan diri, ditangani segera dengan resusitasi jantung paru dengan melakukan bantuan hidup dasar.
Makanan adalah salah satu cara untuk mencegah penyakit jantung koroner. Ahli gizi dari Rumah Sakit Wahidin, Mardiana, mengatakan, diet bagi penderita akan mengurangi beban jantung. Adapun diet bisa dilakukan dengan cara menyesuaikan kebutuhan kalori; menyeimbangkan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak, serta nutrisi terpenuhi; serta menjadwalkan waktu makan.
Penderita jantung tidak dianjurkan sering memakan daging sapi dan kambing. Seafood (selain ikan), jeroan, dan kuning telur juga menjadi sumber kolesterol yang bisa membahayakan kesehatan jantung. Sebaliknya, penderita jantung sangat dianjurkan memakan kelompok buah dan sayur. Sayur dan buah, kata Mardiana, adalah sumber karbohidrat kompleks, vitamin, dan mineral. Sebagai tambahan, kita juga perlu diet rendah garam.
REZKI ALVIONITASARI