TEMPO.CO, Surabaya - Berbeda dengan kebiasaannya dalam bekerja dulu, yaitu pukul lima sore langsung pulang atau sering disebut "teng go", kini Erna Sri Wulandari sering pulang larut malam. Kesibukannya pun bertambah sehingga ia hampir tidak pernah berada di rumah.
Pada hari libur sekalipun ia masih aktif bersama warga melakukan kegiatan bersama. “Namanya ibu, harusnya malam ya di rumah mendampingi anaknya. Sekarang enggak bisa begitu," ujarnya ketika ditemui di kantornya di Kelurahan Nginden Jangkungan, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 21 April 2015.
Usianya 51 tahun. Kebaya ungunya yang berpadu dengan warna biru semakin memancarkan wajah cerahnya. Perempuan berkerudung itu seperti ingin lebih menghayati makna Hari Kartini.
Meski pekerjaan lurah menyita banyak waktunya, Erna berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Kebersihan lingkungan menjadi agenda utamanya. Tak heran jika ia mengajak warganya rutin bekerja bakti setiap pekan. "Kebersihan kan pangkal kesehatan," ujarnya.
Ia menyatakan bersyukur atas perjuangan Raden Ajeng Kartini. Berkat upaya Kartini, kata Erna, perempuan Indonesia bisa seperti sekarang ini, yakni mempunyai kedudukan sejajar dengan kaum pria. "Perempuan boleh saja berkarier asalkan tidak meninggalkan perannya sebagai istri dan ibu. Kalau enggak ada Kartini, saya enggak akan jadi lurah," ujarnya sembari tertawa.
Memimpin 15.621 warga yang tinggal di sebelas rukun warga menjadi tantangan tersendiri bagi Erna, yang berstatus sebagai orang tua tunggal sejak 2007. Erna mengaku khawatir saat diangkat menjadi lurah.
Tapi kekhawatiran itu sirna saat dia bertemu langsung dengan warganya dalam acara syukuran peringatan kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus 2014. Warga bahkan menyambutnya dengan antusias. Mereka ingin bersalaman sekaligus mengenal lebih dekat lurah perempuan pertama di Nginden Jangkungan itu.
Kesibukan berfoto bersama selalu mewarnai hari-hari Erna setiap kali dia terjun ke tengah masyarakat. "Pas saya juga seneng narsis, jadi ya diladeni aja warganya," kata ibunda Dimas Aryo Arumbinang, 26 tahun, dan Dinda Ayu Adelia, 20 tahun, ini.
AGITA SUKMA LISTYANTI