TEMPO.CO , Jakarta: "Your Brand is What people Say About You When You're not in The Room," demikian pernyataan Jeff Bezos, pendiri Amazon. Dan kalimat itu juga yang diucapkan Amalia E. Maulana, pakar dan konsultan brand personal dan perusahaan pada Kamis, 28 Mei 2015, di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Dalam acara "Personal Branding for Journalist" ini, Amalia dari ETNOMARK Consulting ini menjelaskan pentingnya personal branding untuk membangun reputasi lebih baik untuk pribadi maupun karir secara profesional.
"Saya agak prihatin, masih banyak yang miskonsepsi seputar personal branding sehingga tidak banyak yang serius menekuninya. Masih banyak anggapan, personal branding hanya untuk para artis atau tokoh tertentu. Padahal, sejatinya, semua termasuk wartawan membutuhkan pembinaan untuk brand personalnya," kata Amalia.
Dalam kesempatan yang sama wanita cantik ini juga meluncurkan buku berjudul 'Personal Branding: Membangun Citra Diri yang Cemerlang'.
"Personal branding bukan bertujuan untuk menjadikan diri terkenal, tetapi menjadikannya orang terpilih. Dan pada personal brand cemerlang adalah seseorang yang selalu dipilih dalam setiap kesempatan. Dia dipercaya bisa memberikan benefit yang diharapkan oleh stakeholders-nya."
Lebih jauh Amalia yang juga alumni Institut Pertanian Bogor dan doktor lulusan School of Marketing University of New South Wales, Australia ini juga menerangkan personal branding bukan ilmu sederhana.
Baca Juga:
"Tetapi sering disederhanakan ada akhirnya cenderung disepelekan. Perlu bagi kita untuk mempelajari konsep-konsep dalam personal branding sehingga bisa lebih cepat mencapai cita-cita personal brandnya dengan cara efektif dan efisien," kata dia.
Kemudian wanita yang sering jadi pembicara di berbagai forum, penulis kolom di beberapa media cetak dan juga aktif media sosial ini juga menyarankan untuk memperbanyak soulmate atau belahan jiwa dalam keadaan senang dan baik-baik saja.
Belahan Jiwa
"Jangan menunda-nunda membentuk dan menciptakan soulmate atau belahan jiwa. Karena ujian brand atau ujian reputasi bisa datang kapan saja. Dan kita tidak pernah tahu kapan datangnya, karena saat ujian datang pastikan banyak soulmate yang siap menjadi brand guardian atau pembela brand," ujar dia.
Menurut dia, dengan memiliki banyak soulmate akan menjadi pencapaian dan performance tertinggi pada sebuah brand. Sebab, soulmate akan merekomendasikan dan bersikap melindungi ketika seseorang bermasalah. "Soulmate itu memiliki teman sejati yang jadi andalan untuk brand personal yang bsa membantu dalam situasi tersulit," kata dia.
Amalia mencontohkan pada kasus Jokowi ketika pemerintahannya diuji ada banyak pihak yang menolong mantan Wali Kota Solo ini. "Jokowi itu sudah kuat sebagai brand personal dan memiliki banyak soulmate. Maka dalam ujian kepemerintahannya sekalipun digonjang-ganjing, Jokowi masih kokoh mendapat pembelaan banyak soulmate atau belahan jiwa yang membantu reputasi dirinya," ujar dia.
HADRIANI P.