INFO SEHAT - Seorang pria usia hampir setengah abad terbaring di sebuah brankar yang didorong memasuki ruang gawat darurat RS Premier Jatinegara (RSPJ). Tanpa harus melewati prosedur panjang dan berbelit, juga tak perlu menaruh uang muka, si pasien langsung mendapatkan pemeriksaan dan penanganan awal.
Kejadian semacam ini di kota metropolitan seperti Jakarta, tentunya agak langka. Namun hal tersebut sudah menjadi prosedur biasa di rumah sakit ini. Alur penanganan pasien lancar, terutama bagi pasien yang tidak mampu dan perlu ditangani segera. Pasien mendapat waktu 2x24 jam untuk menyelesaikan administrasi awal.
Baca Juga:
“Terpenting adalah life saving,” tutur chief executive officer RSPJ dr SW Handayani, MHA. Sebagai rumah sakit kelas internasional, RSPJ memiliki fasilitas lengkap dan peralatan kedokterannya pun selalu diupayakan generasi terbaru. Seperti Multi Slices CT 256(MSCT Scan) high definition, angiografi koroner dengan teknologi terakhir untuk melengkapi layanan Jantung dan bedah jatung, serta alat ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) mesin pemecah batu ginjal dan saluran kemih tanpa operasi.
“Sejak rumah sakit ini berdiri 26 tahun lalu, fokusnya memang sudah pada kualitas,” ujar dr Handayani. Sejak April 2005, Ramsay Health Care yang merupakan operator jasa layanan kesehatan terbesar di Australia memegang kepemilikan RS Premier Jatinegara.
Kualitas tentunya tak lepas dari motonya yaitu “People Caring for People” dimana semua yang bekerja di RSPJ saling peduli, respek dan saling menghormati diantara sesama karyawan, teman sejawat, terhadap pasien dan manajemen. Disamping itu, kepedulian ini juga merupakan wujud pelayanan yang berkualitas.
Baca Juga:
Dalam menjaga komitmen kualitas, RS Premier Jakarta berhasil memperoleh Sertifikat Akreditasi dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit, kementrian Kesehatan RI dengan predikat Paripurna. “Ini predikat tertinggi dalam akreditasi tersebut,” ujar dr Handayani. RSPJ juga termasuk rumah sakit pertama di Jakarta yang menerima akreditasi internasional JCI (Joint Commission International) dari Amerika Serikat pada 2011. Pada Desember 2014 RSPJ berhasil memperoleh reakreditasi JCI yang memang diulang setiap tiga tahun. Akreditasi ini terkenal menetapkan standar tinggi yang selalu dievaluasi secara konsisten oleh para pakar kesehatan berkaliber internasional dari berbagai negara, dan dipantau terus oleh masyarakat internasional melalui peninjauan lapangan maupun internet.
Selama 14 tahun RSPJ selalu mendapatkan sertifikasi ISO 9001-2008 hingga tahun 2014, dan termasuk 3 dari RS seluruh Indonesia yang memperoleh akreditasi HICMR (Healthcare Infection Control Management Resources). “Hal ini sejalan dengan fokus RSPJ pada kualitas yaitu mencakup patient safety dan infection control,” jelas Dr Handayani.
Infection control ini termasuk penanganan dalam mencegah terjadinya infeksi silang di rumah sakit, misalnya dengan menyediakan ruang isolasi, hepa filter dan negative pressure isolation room. RSPJ memiliki ruangan-ruangan tersebut baik di UGD, IHC maupun ICU.
Keunggulan RSPJ lainnya adalah di bagian medical check up. “Kami menerima medical check up untuk visa Australia dan Inggris. Tidak banyak rumah sakit yang ditunjuk untuk hal ini,” katanya.
Untuk mempertahankan keunggulan pelayanan, RSPJ melakukan audit antar sesama RS dalam grup, audit oleh lembaga independen, survey internal maupun eksternal, survey untuk pasien terhadap mutu pelayanan dan sebagainya.
Perhatian pada kualitas pun termasuk dalam ranah sumber daya manusia. RSPJ melakukan penilaian terhadap kompetensi dokter setahun sekali. “Ini penilaian kewenangan klinis setiap dokter,” katanya , “Misalnya dokter penyakit dalam kalau tidak punya training untuk endoskopi maka dia tidak boleh melakukan endoskopi terhadap pasien.” Namun di sisi lain, dokter pun memiliki peluang untuk meningkatkan kompetensinya dengan mengambil training sampai mendapatkan sertifikat.
Inforial