“Kami melihat bahwa ranah pernikahan Indonesia mulai memasuki dunia digital pada beberapa tahun terakhir. Tingkat penggunaan ponsel pintar yang tinggi menjadi faktor yang mempengaruhi calon mempelai dalam merencanakan pernikahan mereka,” tutur CEO Bridestory Kevin Mintaraga.
Perubahan perilaku para calon mempelai itu terungkap dalam Laporan Tren Pernikahan 2017. Riset itu dilakukan dengan metode survei terhadap 5.000 responden (6,7persen laki-laki dan 93,3persen perempuan) baik yang sudah maupun akan melangsungkan pernikahan pada 2017.
Baca juga:Cinta Jarak Jauh Ternyata Banyak Positifnya
Survei dilakukan oleh Bridestory sepanjang Desember 2016 dengan mengundang responden via surel untuk menjawab pertanyaan seputar proses perencanaan pernikahan mereka. Data yang dihasilkan merupakan representasi dari kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bali.
Dari survei itu terungkap bahwa 40,2persen calon mempelai di Indonesia membutuhkan waktu 7 bulan—1 tahun bertunangan sebelum menikah. Sementara itu, 21,9persen butuh waktu 3-6 bulan, 12,6persen butuh
Mengikuti tradisi, 68,3persen orang Indonesia yang akan menikah mengandalkan pencarian tanggal baik. Adapun, 52persen orang Indonesia mengaku ingin menikah antara Agustus—Desember, dengan September sebagai bulan paling favorit untuk menikah di Indonesia.
Dari segi anggaran pernikahan, survei menunjukkan adanya penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebanyak 56,1persen responden mengaku membiayai pernikahannya sendiri dan 32,8persen mengungkapkan adanya andil dari orang tua.
“Sebagian besar atau sekitar 40persen--60persen dari anggaran pernikahan tersebut dialokasikan untuk kategori venue, katering, dan dekorasi,” papar Kevin.
Selanjutnya : Anggaran yang dikeluarkan orang Indonesia untuk pernikahan