TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan air susu ibu diberikan secara eksklusif selama enam bulan pertama kelahiran. Setelah itu, bayi mulai diberi makanan pendamping ASI. Dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik, Damayanti Rusli Sjarif, menjelaskan, makanan pendamping diberikan untuk mencukupi kebutuhan yang tak dipenuhi oleh ASI.
"Setelah usia enam bulan, kebutuhan kalori, protein, dan lain-lain tak terpenuhi oleh ASI," katanya dalam acara Promina Meet The Expert di Jakarta, Sabtu, 12 November 2016.
Menurut dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, Luh Karunia Wahyuni, pemberian makan disesuaikan dengan perkembangan keterampilan makan anak. Dimulai sejak usia enam bulan dengan bubur halus, delapan bulan ke atas dengan bubur tim atau makanan yang dicincang lebih kasar. "Hingga pada saat 12 bulan diperkenalkan dengan makanan keluarga," katanya.
Menurut Damayanti, makanan pendamping diberikan sevariatif mungkin untuk mencukupi kebutuhan protein, serat, energi, dan sebagainya guna mendukung pertumbuhannya. Selain itu, agar perbendaharaan rasanya meningkat. Jadi, saat jika umurnya sudah satu tahun, anak bisa mulai makan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga.
Namun banyak hambatan yang membuat anak jadi tak doyan makan. Menurut Damayanti, salah satunya adalah para ibu enggan memasukkan gula dan garam pada makanan pendamping anak. Padahal anak sudah mengenali rasa sejak dalam kandungan. Penelitian di Amerika Serikat pada 2007 membuktikan apa yang dimakan oleh ibu akan dirasakan anak melalui air ketuban.
"Dalam penelitian itu, ibu yang akan melahirkan, jika diberi garlic (bawang putih) banyak-banyak, ternyata air ketubannya rasa garlic," katanya.
Setelah dilahirkan, bayi tetap mengenali rasa melalui air susu ibu. Apa yang dimakan ibu akan tersalurkan kepada bayi saat menyusui. Sehingga tak memberikan rasa pada makanan pendamping justru bisa jadi akan menyebabkan bayi tak doyan makan karena rasanya hambar. Menurut Damayanti, alasan lain gula dan garam juga harus diberikan adalah karena hal tersebut termasuk kebutuhan perkembangan fisiknya.
“Hanya, kadarnya harus dibatasi. Takarannya jangan disamakan dengan orang tua,” katanya.
NUR ALFIYAH