TEMPO.CO, Jakarta -Ada pepatah cinta itu buta, dan kadang kita bisa berhenti mencintai seseorang. Namun, sebuah studi menemukan bahwa kita bisa mencoba mengontrol hati dengan otak kita. Psikolog dari University of Missouri-St. Louis dan Erasmus University Rotterdam menemukan ada kemungkinan kita bisa mengontrol untuk menambah atau mengikis cinta terhadap seseorang. Namanya, “regulasi cinta”.
Para ilmuwan meneliti 40 orang, setengah di antaranya sedang menjalin hubungan jangka panjang, sisanya baru saja putus, rata-rata mereka baru berpisah dengan pasangan selama tiga bulan, seperti dilansir Independent.
Baca juga: Jangan Menyantap 8 Makanan Ini Sebelum Berhubungan Intim!
Setiap partisipan diminta membawa 30 foto pasangan atau mantan pasangan. Pertama, mereka ditanyai seberapa tergila-gila dan sedekat apa perasaannya terhadap pasangan. Kemudian, gelombang otak mereka diukur. Peneliti memperhatikan gelombang otak ate Positive Potential (LPP) yang menguat ketika kita fokus pada sesuatu yang relevan secara emosional.
Kemudian, partisipan diminta kembali lagi melihat foto mantan dan memikirkan hal-hal positif tentang pasangan, hubungan dan masa depan mereka bersama, sebelum gelombang otak mereka kembali diukur.
Untuk kedua kalinya, partisipan diminta melihat foto pasangan namun mereka harus memikirkan hal-hal negatif. Perasaan dan gelombang otak diukur sekali lagi.
Studi menemukan bahwa setelah memikirkan hal-hal positif, orang merasa lebih dekat dengan pasangannya dan gelombang otak LPP menguat.
Sebaliknya, setelah memikirkan hal negatif, perasaan partisipan melemah, merasa lebih jauh dengan pasangan dan gelombang otak LPP-nya pun melemah.
ANTARA
Baca juga:
Ini Dia Makanan untuk Mengusir Disfungsi Ereksi
Mau Pakai Kontrasepsi? Konsultasi Dulu dengan Ahlinya