Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seperti Menopouse pada Wanita, Pria Akan Mengalami Ini Saat Tua

image-gnews
Ilustrasi pria bersedih. shutterstock.com
Ilustrasi pria bersedih. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sindron Defisiensi Testosteron (TDS) atau hipogonadisme merupakan gejala klinis di mana seorang pria mengalami kekurangan testosteron akibat testis gagal memproduksi testosteron fisiologis.

"Kondisi ini dapat dialami pria sejak dari lahir ataupun saat pria berada pada usia yang semakin lanjut," kata Dokter Spesialis Andrologi Nugroho Setiawan, dalam diskusi media 'Seputar Masalah Intim Lelaki' (Smile) di Jakarta, Kamis, 6 April 2017.

Menurut Pakar Seksologi dan Spesialis Andrologi ini, umumnya hipogonadisme banyak dialami oleh seorang pria akibat penambahan usia. Namun, kondisi ini banyak tidak disadari oleh pria karena masih kurangnya informasi terkait hal tersebut. "Semua pria akan mengalami ini, begitu pun dengan semua wanita akan mengalami menopouse," ujarnya.

Hipogonadisme akan lebih cepat muncul sebelum usia degeneratif, akibat gaya hidup yang buruk. "Beberapa kasus ada yang sebelum 30 tahun sudah terkena hipogonadisme ini, karena pola makan tak sehat atau gaya hidupnya," kata dokter yang bertugas di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta ini.

Data sebuah studi menunjukan terdapat 38,7 persen pria dengan usia di atas 45 tahun memiliki kadar testosteron kurang dari normalnya yakni kurang dari 300ng/mL (nanogram per mililiter). Sebanyak 30 persen pria dengab rentang usia 40-79 tahun mengalami hipogonadisme seiring bertambahnya usia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nugroho menjelaskan, secara umum hipogonadisme jarang terdiagnosa. Banyak pria pun yang mengabaikan gejala-gejalanya seperti penurunan libido, disfungsi ereksi, mudah lelah, mudah berkeringat, dan penambahan lingkar pinggang (normalnya pria lingkar pinggangnya 90 sentimeter). "Padahal gejala tersebut menunjukan seorang pria mengalami TDS atau hipogonadisme," ujar Nugroho.

Untuk itu, Nugroho, menyarankan, agar pria yang mengalami gejala tersebut tidak malu untuk konsultasi ke dokter dan memeriksa kadar testosteronnya. "Karena dampak hipogonadisme ini sangat menganggu pria, baik secara paikologis dan kesehatan seperti penurunan libido dan disfungsi ereksi".

AFRILIA SURYANIS

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

11 Maret 2024

Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Ayodhia G.L Kalake menyerahkan cenderamata kepada Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy di acara Program Edukasi & Intervensi Stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan, di Kupang, NTT, Kamis, 7 Maret 2024/Istimewa
Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.


Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

8 Maret 2024

Deteksi Endometriosis Melalui Darah
Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

Penelitian di Eropa menunjukkan naiknya kasus endometriosis banyak terjadi di kota karena pengaruh polusi udara yang tinggi.


7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

21 Januari 2024

Ilustrasi nikah muda. shutterstock.com
7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

Konselor pernikahan memaparkan tujuh sumber konflik dalam rumah tangga. Apa saja dan bagaimana mengatasinya?


Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

20 Juni 2023

Aktivitas Tenggara Youth Community yang dalam menyampaikan materi edukasi kesehatan reproduksi. Dok. Istimewa
Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

Pendidikan kesehatan reproduksi tak hanya diberikan di sekolah. Orang tua juga perlu memberikan edukasi tentang hal tersebut kepada anak.


Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

1 Mei 2023

Suasana pemberian materi kelas kampanye dengan alat peraga berupa boneka di acara National Youth Camp Sexual and Reproductive Health and Rights (SRHR) pada 16-18 Juli 2019 Embung Kaliaji, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

Remaja putri perlu menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari seks bebas untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, kehamilan di luar nikah.


Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

15 April 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

Orang tua harus bisa menjadi sumber pengetahuan utama bagi anak perempuan tentang masalah kesehatan reproduksi, terutama jika sudah menstruasi.


Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

9 Januari 2023

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak perempuan. Shutterstock
Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

Pemerhati anak mengatakan pendidikan seks sejak dini bisa melindungi anak dari kejahatan seksual. Bagaimana caranya?


CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

3 Desember 2022

Thumbnail grafis Pasal Kontroversi RKUHP
CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

CISDI menyampaikan kritik atas dua pasal kesehatan di Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).


Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

25 Agustus 2022

Ilustrasi test pack kehamilan. Freepik.com
Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

Kesehatan umum dan reproduksi juga berperan dalam menentukan apakah kehamilan bisa terjadi dengan cepat atau tidak.


Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

28 Juni 2022

Ilustrasi pesta pernikahan. Pexel/Kha Ruxury
Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

Persiapan untuk berkeluarga perlu dimulai sejak memasuki usia remaja. Salah satu tujuannya menjaga kesehatan reproduksi kelak.