TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, Reni Wigati, mengatakan, gizi buruk pada anak berhubungan dengan stunting atau tubuh yang pendek karena gagal tumbuh. "Pendek itu tidak melulu masalah genetik," kata Reni dalam diskusi Forum Ngobras di Jakarta, Jumat, 21 Juli 2017.
Menurut Reni, pada anak pendek, harus dilihat apakah memang karena faktor genetik, ataukah akibat masalah nutrisi atau penyakit kronis. "Pada tahap awal, terjadi gangguan berat badan, lalu makin lama tinggi badan juga terkena sehingga anak menjadi stunting," ujarnya.
Dokter Spesialis Gizi Klinik, Elvina Karyadi mengatakan sepertiga balita di Indonesia mengalami stunting. Menurutnya, bayi usia 0 sampai 1 tahun termasuk golongan rentan karena cadangan nutrisinya rendah, sedangkan pertumbuhan dan perkembangannya demikian cepat. "Karenanya, 1000 hari pertama kehidupan harus jadi perhatian," kata Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) DKI Jakarta ini.
Elvina menjelaskan, pada hasil penelitian, stunting berhubungan dengan kecerdasan anak. Pada anak stunting, otak tidak padat bila dibandingkan dengan anak normal. "Sel-sel otaknya pun pendek-pendek dan terputus. Berbeda dengan sel otak normal yang panjang-panjang," ujarnya.
Elvina pun mengaku telah melakukan penelitian di Sekolah Dasar daerah Johar Baru, Jakarta, pada 350 anak usia 10 12 tahun. Kecerdasan mereka dilihat, menggunakan beberapa tes, di antaranya tes IQ. Ternyata, anak yang stunting dengan yang tidak, bedanya signifikan. Terutama untuk skor memori dan reading comprehensive, kata Elvina.
AFRILIA SURYANIS
1000 Hari Pertama Adalah Masa Krusial untuk Cegah Bayi Stunting
Editor
Senin, 24 Juli 2017 14:51 WIB