TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang spesial dalam perjalanan liburan presenter televisi dan pengusaha furnitur, Olive Lee, ke Eropa, September lalu. Sosialita 35 tahun itu membawa seorang fotografer dari Jakarta untuk mengabadikan momen-momen liburannya. "Kan, momen spesial. Sayang saja kalau tidak ada yang fotoin," kata dia kepada Tempo, Kamis lalu, mengenai alasannya membawa fotografer khusus.
Olive bertutur, untuk menghasilkan foto yang bagus, diperlukan kecocokan antara sosialita dan fotografer, terutama pada momen-momen tertentu. Namun syarat itu bisa diabaikan jika sang fotografer diketahuinya sudah biasa memotret sosialita dan hasilnya bagus. Olive merogoh kocek sekitar Rp 5 juta per acara untuk foto yang berhubungan dengan kegiatan keluarga. Sedangkan untuk sesi foto studio, ia akan mengeluarkan biaya sampai Rp 25 juta. Baca: Pentingnya Fotografer untuk Kegiatan Sosialita, Simak Kisahnya
Perancang busana Amy Atmanto juga mengaku mempekerjakan fotografer khusus untuk kegiatannya. Namun bukan untuk arisan atau ulang tahun, melainkan untuk memotret kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan. Contohnya, saat dia diundang menjadi pembicara pelatihan.
Amy menuturkan, di dalam timnya, sudah ada divisi yang bertugas mendokumentasikan foto, dan ini sudah berjalan selama 18 bulan. Namun, untuk pekerjaannya sebagai desainer, dia menyewa fotografer khusus guna memotret baju-baju rancangannya. "Fotografi busana harus spesial, ada orang sendiri aku sewa."
Saat ini, Amy mempekerjakan seorang tunarungu sebagai fotografer kegiatan-kegiatannya. Amy menyebutkan, dia menyewa fotografer yang berbeda-beda untuk kegiatan pribadi dan kegiatan korporat. Sedangkan untuk arisan, dia mengimbuhkan, biasanya fotografer disewa oleh ketua arisan. "Aku sebagai anggota arisan saja."
Kebiasaan menyewa fotografer untuk acara pribadi memang jamak dilakukan kalangan sosialita seperti Olive dan Amy. Selain mengabadikan acara pelesiran, fotografer profesional ini sering pula dipanggil buat memotret acara-acara sosialita semacam arisan, pesta ulang tahun, kegiatan amal, atau sekadar makan bersama. Targetnya tentu saja adalah foto-foto yang ciamik untuk dipajang di media sosial.
Panji Indra, 38 tahun, adalah seorang fotografer yang menjadi langganan acara sosialita. Ia bekerja memotret kegiatan-kegiatan sosialita sejak 2009. Saat itu dirinya baru saja mengundurkan diri dari sebuah majalah di Jakarta. Ia mengenal para kliennya sejak 2005 karena pekerjaan sebagai fotografer mengharuskannya meliput kegiatan-kegiatan yang dihadiri para sosialita. Baca: Tertarik Suntik Filler? Cek Dulu 3 Tips Dokter Ini
Setelah keluar dari majalah tersebut pun Panji masih sering datang ke acara peragaan busana karena berteman dengan penata gayanya. Saat itulah tawaran dari sosialita mulai bermunculan. "Mereka sangat pemilih dalam menentukan fotografer," kata Panji saat ditemui di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu lalu. Ia mengimbuhkan, para sosialita terlebih dulu melihat kecocokan dengan fotografer sebelum melayangkan undangan.
Pengalaman kerja pertama Panji di bidang ini adalah memotret pesta ulang tahun. Kala itu ia merasa aneh akan pekerjaannya karena tak pernah ada pembicaraan mengenai besaran bayaran. Namun, setelah menerima bayaran, angka yang diterimanya memadai. "Cuma tiga jam dapat bayaran besar," ujarnya.
