Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BPOM : Terapi Herbal Hanya Obat Pendukung Atasi Kanker

image-gnews
Ilustrasi obat herbal/alami, kayu manis, madu, cengkeh. REUTERS/Susan Lutz
Ilustrasi obat herbal/alami, kayu manis, madu, cengkeh. REUTERS/Susan Lutz
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi II Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ondri Dwi Sampurno mengatakan, terapi herbal tak dapat dijadikan sebagai pengobatan utama untuk mengatasi kanker. Dalam rilis yang diterima Tempo, Ondri berujar, obat herbal hanya bisa digunakan sebagai terapi pendukung.

“Penyakit serius perlu penanganan medis serius,” kata Ondri dalam diskusi bertajuk ‘Cerdas Menykapi Herbal untuk Terapi Kanker’ di kantor BPOM, Jakarta Pusat, Senin, 13 November 2017.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan, prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1.000 penduduk. Dari angka itu, kasus tertinggi yang terjadi pada wanita adalah kanker servik dan payudara. Sementara pria paling banyak menderita kanker paru-paru dan kolorektal (usus). Baca: Hari Ayah Nasional, Tahu 7 Lagu tentang Ayah ini?

Sebuah jurnal memperlihatkan sebanyak 281 pasien yang terdiagnosis stadium awal kanker payudara, prostat, paru-paru, dan kolorektal memutuskan mencoba terapi herbal dan meninggalkan pengobatan medis.

Hasilnya adalah potensi moralitas atau kematian pada pasien kanker payudara 5,68 kali lebih besar. Sementara  4,57 kali lebih besar pada pasien kanker kolorektal dan 2,17 kali lebih besar pada pasien kanker paru. Jurnal itu berjudul ‘Use of Alternative Medicine for Cancer and Its Impact on Survival’ yang dipublikasikan online pada 10 Agustus 2017.

Ada beberapa kasus kanker payudara yang tak terselesaikan ketika penderita menggunakan terapi herbal. Misalnya, seorang perempuan berusia 43 tahun di Jakarta mengidap kanker payudara stadium 3B pada 2008. Karena tak mampu membiayai pengobatan medis seperti kemoterapi dan operasi, ia mengikuti terapi herbal sebanyak dua kali.

Tanaman-tanaman herbal diletakkan di luar ruangan sauna, di pemandian British Banya, Sabtu (15/2), di Krasnaya Polyana, Rusia. AP/Jae C. Hong

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terapi pertama dilakukan di Cisarua. Namun dalam beberapa pekan, benjolan di payudara kanan makin membesar dan merah. Benjolan pun jadi pecah. Ia memutuskan berhenti dan pindah ke tempat terapi herbal di Kelapa Gading selama dua tahun.  Ia diberikan minum aneka jus, seperti lidah buaya campur melon dan minum susu. Alhasil, payudara memburuk, bernanah, dan berdarah.

“Dikatakan bahwa itu adalah proses menuju kesembuhan dan diminta bersabar hingga dua tahun. Setelah dua tahun, luka payudara mengering tetapi perut membesar, susah bernafas, dan tidak bisa berjalan,” kata perwakilan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Shanti Gultom dalam rilis yang diterima Tempo. Baca: Hari Ayah Nasional, Anies Baswedan Berkisah tentang Foto Jadul

Tiga perempuan lainnya juga tak sembuh saat menggunakan terapi herbal. Akhirnya, mereka kembali ke dokter dan bertahan hidup.

Ondri mengungkapkan, penderita kanker seharusnya menjalani proses pengobatan medis. Pengobatan itu berlandaskan pada tata laksana atau aturan kedokteran fisik dan rehabilitasi medik.

Hal ini sejalan dengan pernyataan World Health Organization (WHO) bahwa kanker merupakan klaim tinggi yang harus dibuktikan melalui uji pra klinik dan uji klinik. Tak hanya itu, penggunaan obat herbal perlu dikonsultasikan dengan dokter ahli.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

2 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

3 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

3 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

6 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

8 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

9 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

12 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

12 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

14 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

15 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.