Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gunakan Kerajinan Tangan dalam Fashion Bisa Laku di Internasional

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Songket Pandai Sikek dan Songket Palembang di di Alun Alun Grand Indonesia, Jakarta, 8 November 2017. Tempo/Astari Pinasthika Sarosa
Songket Pandai Sikek dan Songket Palembang di di Alun Alun Grand Indonesia, Jakarta, 8 November 2017. Tempo/Astari Pinasthika Sarosa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perpaduan kerajian tangan atau craftsmanship dalam pergelaran fashion dapat meningkatkan daya saing di dunia internasional. Sayangnya, penerapan konsep tersebut belum sesuai harapan.

Perancang Busana Ali Charisma menuturkan, peningkatan kolaborasi dengan kerajinan tangan menjadi pekerjaan rumah untuk meningkatkan nilai jual produk-produk fashion Indonesia. Menurutnya, pekerjaan tangan belum dipresentasikan secara optimal. Baca: Kylie Jenner Tidak Menikah, Ini 10 Hal Orang Enggan Berkomitmen

“Kadang-kadang kelihatan murahan, seharusnya kerajian tangan dapat di presentasikan dengan value yang sangat tinggi, di luar negeri itu nilainya sangat bagus,” katanya saat ditemui di Moda Burgo Indonesia.

Salah satu contoh, lanjutnya, apabila produk fashion dipadukan dengan sulaman yang rapi akan menghasilkan karya yang sempurna. Sebut saja desainer Lenny Agustin.

Dia adalah juara utama pada Lomba Merancang Busana Perkawinan Internasional pada 2003 yang membuat namanya identik dengan gaun pernikahan dan pesta.

Dia memiliki produk fashion yang dipadukan dengan sulaman tangan dari Kalimatan dalam karyanya. Menurutnya, hasil karya Lenny tersebut mendapatkan respon positif dari internasional.

Songket Riau di Pameran 33 Kain Nusantara di Alun Alun Grand Indonesia, Jakarta, 8 November 2017. Tempo/Astari Pinasthika Sarosa

Oleh karena itu, memaksimalkan kerajinan tangan menjadi kesempatan Indonesia untuk merebut pasar di internasional. Pasalnya, luar negeri tidak memiliki produk tersebut. Namun, diakui memang belum banyak yang menyadari hal itu. “Misalnya batiknya lukis tapi dijahit bukan oleh desainer atau belum international, jadi dijahit gradakan. Jadi susah untuk dipamerkan ke luar negeri,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ali menyarankan sebaiknya para pengrajin dikolaborasikan dengan desainer untuk menghasilkan produk fashion yang bersaing. “Kerajinan tangan Indonesia tidak ditempatkan pada tempat yang tepat,” katanya. Baca: Menumbuhkan Rambut dalam Beberapa Hari? Intip Penelitiannya

Padahal, Ali mengatakan dari sisi kemampuan, Indonesia memiliki potensi namun memang masih sulit untuk mengumpulkan seluruh pengrajin yang memiliki kualitas bagus. Menurutnya, seharusnya hal tersebut juga menjadi perhatian pemerintah untuk menjaring pengrajin yang berkualitas.

Model memperagakan busana karya desainer Adrian Gan berkolaborasi dengan Palantaloom di JFFF, Kelapa Gading, Jakarta, 12 Mei 2016. Kain songket Bukit Tinggi yang dijadikan selendang besar membuat gaun ini semakin anggun. TEMPO/Frannoto

Sementara itu, Perancang Busana Ghea Panggabean pun berharap Indonesia dapat semakin dikenal dan diakui di luar negeri. Untuk itu, Ghea mengakui sudah menjadi agenda wajib mengangkat tema budaya Indonesia dalam pagelaran busana baik di dalam negeri atau luar negeri

Dalam karya busananya, Ghea juga memadukan kerajinan tangan, seperti sulaman dengan ciri khas Minangkabau. “Kita lihat Minangkabau banyak sekali sulaman,” katanya. Baca: Orang Kaya Habiskan 50 Persen Waktu Senggang dengan Bisnis

Sulaman tersebut ia terapkan dalam karya terbarunya untuk memperingati tahun baru Tiongkok. Bukan masalah memperingati hari besar negara lain namun tetap mempertahankan gaya budaya sendiri. Justru hal itu dapat memberikan alternatif lain sekaligus sekaligus makin memperkenalkan budaya Indonesia.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

20 jam lalu

Ilustrasi wanita mengenakan celana jeans ketat. AP/Alastair Grant
Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.


Tampil Kasual dengan Baju Flanel

7 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee


Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

15 hari lalu

Seorang gadis dengan blus ala boho chic menghadiri Coachella Valley Music & Arts Festival 2016, di Indio, California.  Matt Cowan/Getty Images for Coachella
Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.


Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

20 hari lalu

Victoria Beckham. Instagram.com/@victoriabeckham
Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion


Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

24 hari lalu

Terdakwa kasus pencemaran nama baik, Ahmad Dhani mengenakan peci hitam saat menjalani sidang lanjutan di PN Surabaya, Selasa, 12 Februari 2019. Saat ini Dhani sedang menjalani sidang atas kasus yang terjadi di Surabaya. ANTARA/HO/Ali Masduki
Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.


Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

35 hari lalu

Pegiat industri fashion di Yogyakarta mengikuti event  Ramadhan Runway 2024 yang digagas Indonesia Fashion Chamber di Yogyakarta 15-24 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.


Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

52 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.


IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

Revolusi Fashion Lokal dalam Indonesia Fashion Ecosystem Summit  (IDFES 2024)
IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.


Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

5 Februari 2024

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

Anies Baswedan kembali tampil konsisten dengan gaya formal hingga debat capres kelima yang diadakan KPU. Pengamat mode kaitkan dengan kode.


Tampil Paling Formal, Anies-Cak Imin Kenakan Jas Hitam di Debat Capres Kelima

4 Februari 2024

Pasangan Capres-Cawapres no urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tiba dalam debat capres terakhir di JCC, Minggu, 4 Februari 2024. Cuplikan YouTube KPU
Tampil Paling Formal, Anies-Cak Imin Kenakan Jas Hitam di Debat Capres Kelima

Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), tampil paling formal pada debat capres kelima.