TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak tidak dapat secara lugas menyampaikan keluhan gangguan mata yang dialaminya. Karena itu para orang tua penting untuk melakukan pemeriksaan dini kepada anak.
Ketua Layanan Children Eye & Squint Clinic Rumah Sakit Jakarta Eye Center (JEC) Kedoya Ni Retno Setyoningrum mengatakan orang tua perlu memerhatikan gangguan mata pada anaknya secara komprehensif mulai dari usia bayi sampai remaja. Hal itu karena kualitas penglihatan menjadi hal yang sangat penting dalam perkembangan mental, fisik dan sosial anak. "Tidak jarang, orang tua pasien anak bertanya kepada saya, kapan sebenarnya anak-anak harus diperiksa matanya untuk pertama kali?," kata dia, belum lama ini. Baca: 4 Jurus Anti Kerutan di Kulit Wajah, Ada Jeruk Nipis
Dia pun menjelaskan, mata anak bahkan sudah harus diperiksa pada tahun pertama kehidupannya jika dokter mencurigai adanya gangguan mata pada anak tersebut, atau adanya riwayat gangguan mata dalam keluarga. Setiap anak-anak juga harus menjalani pemeriksaan mata lengkap sebelum menginjak usia 4 tahun jika tidak dicurigai mengalami gangguan penglihatan atau riwayat keluarga. "Untuk screening kesehatan matanya dapat dicek kembali setiap 1 sampai 2 tahun sekali," kata Ni Retno.
Namun, lanjut dia, anak-anak dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, kelainan darah, gangguan metabolisme dan kelainan genetik perlu diperiksa secara rutin. Hal itu karena perkembangan mata pada anak-anak berlangsung sampai dengan usia sekitar 10 tahun.
Menurut Ni Retno, gejala gangguan mata pada anak yang perlu segera diperiksakan ke dokter bila ada bintik putih di mata, kilatan seperti mata kucing, mata juling/tidak sinkron/bergerak-gerak atau mata merah. Kemudian banyak keluar kotoran/air, jika menonton tv selalu mendekat atau memiringkan kepala, suka memicingkan mata, suka menggosok-gosok mata, lahir prematur, kelainan gerak bola mata, dan lainnya. Baca: Pensiun, Persiapkan Sejak Usia 20, Cek Ilustrasinya
Pemeriksaan tetap dapat dilakukan dokter meskipun terhadap anak-anak yang belum bisa membaca atau belum mengenal gambar atau angka. Yakni dengan melakukan pemeriksaan seperti dengan slit lamp/hand-held, alat refraksi, retcam, atau dengan pemberian beberapa tetes mata.
