Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penderita Bipolar 15 Kali Lebih Banyak Ingin Bunuh Diri

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi bunuh diri. Shutterstock
Ilustrasi bunuh diri. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - “Sejak dari TK saya merasa ada yang aneh dengan diri saya. Saya sering berhalusinasi. Perjalanan hidup saya up and down, sering merasa depresi dan di suatu saat saya ingin memberontak,” kata Hana Alfikih atau Hana Madness, penderita gangguan bipolar.

Hana bercerita gangguan bipolarnya semakin parah karena ketidaktahuan keluarga tentang penyakit tersebut. Ketika memasuki Sekolah Menengah Atas, dia mengaku tidak merasa nyaman tinggal di rumah, namun di luar rumah pun juga merasa tersiksa. Barulah pada 2010 dia didiagnosis memiliki gangguan bipolar. Meski sudah didiagnosis bipolar, Hana tetap ingin memberikan hal yang positif baik untuk memberi dukungan kepada penderita lain maupun masyarakat secara umum.

Kini ia pun menekuni dunia seni. “Banyak yang bisa saya sampaikan melalui seni dan saya bangga dengan hasil positif yang bisa saya ciptakan,” katanya.

Manusia memiliki enam dasar perasaan, yaitu marah, jijik, takut, senang, sedih serta kaget. Perasaan senang dan sedih merupakan perasan yang wajar diekspresikan setiap orang, tetapi ada kalanya ekspresi tersebut menjadi tak wajar. Ketika perasaan, pikiran, dan perilaku berubah secara makna atau ketika menimbulkan penderitaan dan gangguan fungsi yang nyata, hal itu bisa disebut sebagai gangguan jiwa.

Baca juga:
Hate Speech di Media Sosial, Intip 3 Jurus Menghindarinya
Bosan I Love You? Ungkapkan Cinta dengan 8 Cara Ini
Paskah 2018: Tradisi Aneh dan Unik Merayakan Paskah di 5 Negara

Dokter spesialis kesehatan jiwa Hervita Diatri menuturkan gangguan perasaan senang ataupun sedih yang berlebihan dapat dikatakan sebagai gangguan bipolar. Gangguan kesehatan tersebut dipengaruhi tiga fungsi yakni fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi psikologis. “Perasaan ini terjadi dalam waktu cukup lama, yang mengakibatkan gangguan fungsi dan penderitaan baik untuk orang yang mengalami dan orang lain,” kata Hervita.

Gangguan bipolar dialami oleh sekitar 34-36 persen populasi. Artinya, satu dari tiga orang di dunia sedikitnya pernah mengalami gangguan bipolar. Karena jumlah yang cukup banyak, gangguan bipolar menjadi hal yang harus menjadi perhatian banyak pihak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hervita menuturkan penyebab gangguan bipolar sulit ditetapkan lantaran bersifat multifaktoral, yakni melibatkan faktor biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual. Faktor biologis memegang peran besar dikaitkan dengan faktor genetik dan neurotransmitter di otak. Sementara itu secara psikososial, gangguan ini dikaitkan dengan pola asuh pada masa kanak dan berbagai faktor stres dari ligkungan.

Dia memaparkan gangguan bipolar memiliki dua tipe yakni tipe 1, ditandai dengan episode manik atau gembira berlebihan diikuti dengan episode hipomanik gembira atau depresi (perasaan sedih). Tipe 2, ditandai dengan episode hipomanik artinya saat ini atau sebelumnya mengalami satu gejala depresi mayor. “Orang dengan gejala gangguan bipolar tipe dua tidak pernah mengalami episode manik,” jelasnya.

Menurutnya, untuk membantu menurunkan intensitas gejala, memperpendek masa sakit, atau bahkan mengembalikan fungsi, keluarga dan lingkungan menjadi faktor pendukung terbaik bagi penderita gangguan bipolar. Apalagi, bipolar merupakan kondisi yang umum dijumpai. Kejadian bunuh diri pada orang dengan gangguan bipolar 15 kali lipat dibandingkan orang tanpa gangguan. Bunuh diri sering terjadi pada saat awal munculnya gangguan, ketika pada tekanan pekerjaan atau studi, tekanan emosional dalam keluarga pada tingkat yang paling berat.

Dukungan keluarga, kerabat, maupun teman adalah hal terpenting sebagai upaya pemulihan seseorang dengan gangguan bipolar. Hal tersebut dapat memberikan harapan positif dan memberikan rasa percaya diri. Lingkungan juga dapat mendukung dan mendorong dalam membuat perencanaan aktivitas menyenangkan dengan target realistis.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Jakarta (PDSKJI Jaya) Nova Riyanti Yusuf mengatakan, dalam menyongsong Hari Bipolar Sedunia tahun ini tema yang diambil adalah Hug, Help, Solve The Puzzle untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dengan simbol boneka Hugi. Dia mengatakan dukungan keluarga sangat dibutuhkan terutama saat mengalami episode manik atau depresi berat. Menurutnya kesendirian justru dapat menimbulkan efek negatif, lebih fatal lagi dapat mengakibatkan bunuh diri.

Melalui kehangatan dari keluarga dan teman diharapkan dapat membantu melakukan deteksi dini dan mendukung seseorang dengan bipolar untuk melakukan pengobatan. “Kesendirian yang dirasakan cenderung menimbulkan efek negatif bahkan dapat menimbulkan bunuh diri. Perasaan sendiri dan tidak mendapatkan dukungan dapat menyebabkan minor emotional injuries yang diakumulasi,” katanya menjelaskan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selebgram Jaksel Ditemukan Tewas Setelah Cekcok dengan Pacar, Polisi: Sempat Minum Obat-obatan

10 hari lalu

Ilustrasi mayat. Pakistantoday.com
Selebgram Jaksel Ditemukan Tewas Setelah Cekcok dengan Pacar, Polisi: Sempat Minum Obat-obatan

Hasil pengecekan awal kepolisian, di tubuh selebgram itu tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan.


Eks Wapres Ekuador Coba Bunuh Diri dan Mogok Makan, Protes Ditangkap Korupsi

15 hari lalu

Jorge Glas. Wikipedia
Eks Wapres Ekuador Coba Bunuh Diri dan Mogok Makan, Protes Ditangkap Korupsi

Mantan Wakil Presiden Ekuador dilaporkan mencoba bunuh diri dan sedang mogok makan untuk memprotes penangkapannya.


Seorang Mandor di Depok Gantung Diri di Kontrakan, Tulis Surat Tak Kuat Merugi Hingga Minta Maaf ke Pacar

23 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Seorang Mandor di Depok Gantung Diri di Kontrakan, Tulis Surat Tak Kuat Merugi Hingga Minta Maaf ke Pacar

Seorang mandor di Depok ditemukan gantung diri di kontrakan. Ia menulis surat berisi tentang proyeknya yang merugi hingga tukang telat gajian.


Bedakan Bipolar Disorder dan Kepribadian Ganda

25 hari lalu

Ilustrasi gangguan bipolar (Pixabay.com)
Bedakan Bipolar Disorder dan Kepribadian Ganda

Gangguan Bipolar dan kepribadian ganda adalah gangguan kesehatan mental yang sering memiliki gejala yang serupa, namun keduanya kondisi yang berbeda.


30 Maret Hari Bipolar Sedunia, Kenali Tipe dan Gejala Gangguannya

27 hari lalu

24_KOSMO_bipolar
30 Maret Hari Bipolar Sedunia, Kenali Tipe dan Gejala Gangguannya

30 Maret diperingati sebagai Hari Bipolar Sedunia. Kenali tipe dan gejala bipolar.


Wanita Tewas Usai Lompat dari Apartemen di Pluit, Tinggalkan Surat dan Kerap Mengurung Diri

31 hari lalu

Lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Laguna Tower A Pluit Jakarta Utara pada Senin, 25 Maret 2024. Foto: ANTARA/HO-Polres Metro Jakarta Utara
Wanita Tewas Usai Lompat dari Apartemen di Pluit, Tinggalkan Surat dan Kerap Mengurung Diri

Seorang wanita berinisial PT, 22 tahun, tewas usai melompat dari apartemen di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin sore kemarin.


Pesan Terakhir Saksi Kunci Boeing: Jika Saya Mati, Itu Bukan Bunuh Diri!

41 hari lalu

John Barnett. hindustantimes.com
Pesan Terakhir Saksi Kunci Boeing: Jika Saya Mati, Itu Bukan Bunuh Diri!

John Barnett sedang dalam proses memberikan kesaksian melawan Perusahaan Boeing saat ditemukan tewas di South Carolina dengan luka tembak


Anggota Basarnas Papua Meninggal Akibat Jatuh dari Tower Telekomunikasi saat Selamatkan Warga

43 hari lalu

Petugas BPBD, Basarnas dan Dinas Pemadam Kebakaran mengevakuasi pohon tumbang pascaputing beliung di Jalan Nasional Bandung Garut di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu, 21 Februari 2024. BPBD Provinsi Jawa Barat tengah mendata kerusakan bangunan dan korban akibat bencana puting beliung yang terjadi di Rancaekek pada Rabu petang tersebut. ANTARA/Raisan Al Farisi
Anggota Basarnas Papua Meninggal Akibat Jatuh dari Tower Telekomunikasi saat Selamatkan Warga

Seorang anggota Basarnas meninggal dunia saat selamatkan warga di Tower Telekomunikasi Gunung Sabron Yaru, Papua.


Kasus Orang Lompat dari Apartemen Teluk Intan Sudah Pernah Terjadi Beberapa Kali

44 hari lalu

Sejumlah anggota Resmob Kepolisian Daerah Polda Metro Jaya memantau lokasi empat keluarga tewas usai diduga melompat dari salah satu apartemen di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu, 9 Maret 2024. Foto: TEMPO/Ihsan Reliubun
Kasus Orang Lompat dari Apartemen Teluk Intan Sudah Pernah Terjadi Beberapa Kali

Berdasarkan keterangan salah satu penghuni, kasus orang melompat dari Apartemen Teluk Intan Penjaringan, Jakarta Utara bukan baru kali saja.


Pengelola Teluk Intan Akui Tak Tahu Satu Keluarga yang Lompat Sempat Huni Apartemen

45 hari lalu

Lokasi empat orang keluar melompat dari gedung Topaz di kawasan Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Korban yang masih satu keluarga itu melompat dan tewas pada Sabtu, 9 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Pengelola Teluk Intan Akui Tak Tahu Satu Keluarga yang Lompat Sempat Huni Apartemen

Satu keluarga tewas karena jatuh dari Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara sejak dua tahun lalu tak lagi tinggal di sana.