Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Andika Kerispatih Meninggal, Kenapa Pria Lebih Rentan Stroke?

image-gnews
Andika membentuk band Kerispatih bersama tiga temannya, Arief, Badai, dan Anton pada 2003. Band ini telah menegeluarkan delapan album. Instagram.com
Andika membentuk band Kerispatih bersama tiga temannya, Arief, Badai, dan Anton pada 2003. Band ini telah menegeluarkan delapan album. Instagram.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar duka datang dari dunia hiburan Indonesia. Pemain bass Andika Kerispatih, dikabarkan meninggal pada 10 April 2018.

Andika Kerispatih, yang ditemukan tidak sadarkan diri di kediamannya, diduga meninggal akibat terkena serangan jantung. Diberitakan Andika sebelumnya juga telah mendapatkan perawatan intensif akibat gejala penyakit stroke ringan yang dialaminya.

Dengan usia yang masih cukup muda, 35 tahun, risiko terkena stroke mungkin masih aneh bagi sebagian masyarakat. Namun, hal tersebut ternyata bukanlah sesuatu yang mustahil. Lalu, mengapa stroke bisa dialami seseorang pada usia muda?

Baca juga: 
Heboh Jokowi Tur, Pejabat Ini Juga Pernah Naik Motor

Vokalis The Script Pernah Kabur dari Lamaran Pernikahan Fans

Dokter spesialis saraf, Yuda Tarana, mengungkapkan secara umum dua faktor yang menyebabkan stroke serta penyakit vaskular lainnya. Menurutnya, ada faktor yang ia sebut bisa dimodifikasi dan tidak bisa dimodifikasi.

Pada faktor yang tidak bisa dimodifikasi mencakup usia, gender dan genetik. Pada faktor usia, semakin bertambahnya usia kemungkinan risiko penyakit yang datang akan semakin besar.

Pada faktor gender, Yuda mengatakan pria lebih berisiko tinggi terkena stroke dibanding wanita. Mengapa? “Ada keterkaitan genetik disini. Pengaruh hormon testoteron pada pria bisa menjadi faktor risiko stroke.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan, pada wanita risiko lebih rendah kecuali jika wanita sudah memasuki masa menopause. “Hormon estrogen sebenarnya berfungsi juga sebagai hormon pelindung. Jika sudah memasuki masa menopause, dimana kadar estrogen berkurang, risiko penyakit termasuk stroke akan tinggi,” ucap dokter yang juga mengajar di Universitas Atma Jaya

Dan untuk faktor genetik, tentunya melihat riwayat penyakit yang dimiliki pasien. Yuda melanjutkan, seseorang dengan riwayat penyakit vaskular akan memiliki risiko stroke atau penyakit vaskular lain lebih tinggi.

Baca: Begini Gaya Mark Zuckerberg Pakai Jas dan Dasi

Selanjutnya adalah faktor risiko yang bisa dimodifikasi. Yuda mengatakan faktor yang bisa dimodifikasi berkaitan dengan gaya hidup pasien itu sendiri. Tingkatan stres, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol adalah contohnya. “Memiliki hipertensi dan diabetes itu juga termasuk faktor yang bisa dimodifikasi.” Diabetes misalnya, Yuda melanjutkan, salah satu penyebabnya adalah konsumsi gula yang tinggi. Hal itu bisa diubah dengan melakukan diet disertai gizi yang seimbang.

Melihat dari dua faktor tersebut, Yuda menjelaskan risiko usia muda terkena stroke memang bukan hal yang mustahil. Ia mengingatkan bahwa stroke terjadi dikarenakan multifaktor. “Jadi, misalkan dia memang sudah memiliki riwayat penyakit vaskular, ditambah dengan gaya hidup yang buruk ya bukan hal yang mengagetkan bila tiba-tiba terkena stroke,” ungkap Yuda.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

3 jam lalu

Ilustrasi sereal. Unsplash.com/John Matychuk
11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

Para ahli lebih menyarankan masyarakat untuk membatasi makanan ultra proses alias makanan instan yang tidak memberikan nutrisi-nutrisi berharga.


Tips Bagi Calon Jemaah Haji dengan Riwayat Diabetes: Yang Boleh dan Tidak Boleh

2 hari lalu

Jamaah calon haji kelompok terbang (kloter) pertama embarkasi Palembang, menaiki tangga pesawat di Bandara Internasional Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Minggu, 12 Mei 2024.  Sebanyak 450 jamaah calon haji asal Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dan Palembang diberangkatkan ke Madinah, Arab Saudi, untuk menunaikan ibadah haji. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Tips Bagi Calon Jemaah Haji dengan Riwayat Diabetes: Yang Boleh dan Tidak Boleh

Dengan memperhatikan hal-hal yang boleh dan tak boleh, jemaah haji dapat mengoptimalkan pengalaman ibadah haji mereka tanpa komplikasi kesehatan.


Pasien Diabetes dengan Gangguan Makan Lebih Berisiko Kematian

3 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Pasien Diabetes dengan Gangguan Makan Lebih Berisiko Kematian

Peneliti mengingatkan gangguan makan pada pasien diabetes tipe 1 berisiko meningkatkan peluang komplikasi diabetes, rawat inap, dan bahkan kematian


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

3 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Daftar 6 Persiapan Penderita Diabetes yang Berangkat Haji

3 hari lalu

Petugas memasangkan gelang kepada Jemaah Calon Haji (JCH) kelompok terbang (kloter) pertama embarkasi Makassar di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu 11 Mei 2024. Sebanyak 442 JCH yang tergabung dalam kloter pertama embarkasi Makassar didampingi delapan orang petugas haji daerah dan petugas kloter telah masuk asrama haji setempat yang dijadwalkan akan berangkat ke Arab Saudi pada Minggu (12/5) melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Daftar 6 Persiapan Penderita Diabetes yang Berangkat Haji

Dengan persiapan dan pengelolaan diabetes yang baik, penderita diabetes dapat menjalani ibadah haji tanpa mengganggu kesehatan.


Risiko Diabetes dan Obesitas Lebih Tinggi pada Pekerja Shift Malam

3 hari lalu

Seorang perawat beristirahat saat bekerja pada shift malam di sebuah rumah sakit di Cremona, Italia, 8 Maret 2020, dalam gambar ini diperoleh dari media sosial. Francesca Mangiatordi via REUTERS.
Risiko Diabetes dan Obesitas Lebih Tinggi pada Pekerja Shift Malam

Hanya beberapa hari bekerja jadwal shift malam dapat mempengaruhi perkembangan kondisi metabolik kronis dengan risiko diabetes dan obesitas.


Beragam Hal yang Perlu Disiapkan Penderita Diabetes sebelum Berangkat Ibadah Haji

4 hari lalu

Beberapa calon jemaah haji menjalani pemeriksaan di Asrama Haji Donohudan Boyolali sebelum berangkat ke Tanah Suci, Sabtu, 11 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Beragam Hal yang Perlu Disiapkan Penderita Diabetes sebelum Berangkat Ibadah Haji

Berikut hal-hal yang perlu disiapkan penderita diabetes yang akan menunaikan ibadah haji menuru spesialis penyakit dalam.


Jemaah Haji dengan Diabetes Dianjurkan Perhatikan Kondisi Kaki sejak Berangkat

4 hari lalu

Ilustrasi kaki. Unsplash.com/Jan Romero
Jemaah Haji dengan Diabetes Dianjurkan Perhatikan Kondisi Kaki sejak Berangkat

Penderita diabetes bisa mengalami masalah kesehatan kalau tidak memperhatikan kondisi yang bisa menyebabkan komplikasi pada kaki saat ibadah haji.


Saran buat Jemaah Haji dengan Diabetes dari Pakar Diet

4 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Saran buat Jemaah Haji dengan Diabetes dari Pakar Diet

Jemaah haji dengan diabetes diminta mengatur pola makan agar kadar gula darah stabil selama beribadah di Tanah Suci.


Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

8 hari lalu

ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

Saalah satu yang wajib dihindari penderita kolesterol adalah makanan bersantan. Kenapa?