TEMPO.CO, Jakarta - Semakin banyak masyarakat Indonesia yang giat berburu beasiswa. Semangat mereka tentu semakin menggebu ketika mengetahui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan (LPDP Kemenkeu) kembali membuka program beasiswa S2 dan S3 dalam dan luar negeri untuk periode seleksi tahun 2018. LPDP menerima sebanyak 4.000 orang penerima beasiswa.
Berburu beasiswa dianggap sebagian orang masih sulit, sehingga masih banyak anak yang menanyakan hal teknis kepada teman atau senior agar bisa jebol meraih impiannya itu. Komunitas menjadi salah satu jembatan para pemburu beasiswa untuk berbagi menyerap ilmu serta saran agar bisa lolos beasiswa itu. Hal ini terjadi pada Radyum Ikono yang baru pulang saja pulang ke Indonesia pada 2012 setelah bertahun-tahun menyelesaikan pendidikan di tanah seberang. Semangatnya membara kala itu. Ia ingin mendorong sebanyak mungkin orang Indonesia merasakan nikmatnya belajar di tanah rantau. Selain itu, tentu saja, supaya kualitas pendidikan manusia Indonesia semakin meningkat. Baca: Selain Lebih Sedap, Intip 3 Manfaat Konsumsi Makanan Hangat
Ikono lantas kerap menjadi konsultan dadakan. Surat elektronik miliknya dibanjiri permintaan untuk memeriksa aplikasi beasiswa, seperti daftar riwayat hidup, surat motivasi, proposal riset, atau esai. Ia juga kerap diundang sebagai pemateri di berbagai seminar beasiswa. Ia diminta berbagi resep bagaimana mendapatkan beasiswa di dalam dan luar negeri.
Dari pengalamannya ini, ia tergugah untuk membuat komunitas yang menjembatani pencari beasiswa dengan alumni penerima beasiswa. Setahun setelah itu, ia mendirikan Sahabat Beasiswa bersama teman-teman karibnya yang pernah berkuliah di luar negeri. Pada 2014, Sahabat Beasiswa semakin aktif bergerak melalui media sosial dan situs web. Baca: Pria yang Rutin Konsumsi Aspirin, Waspada Terkena Melanoma
Pergerakan mereka semakin masif. "Saat ini, ada 24 chapter yang tersebar dari Aceh sampai Ambon," kata Amir Syarifudin, koordinator Sahabat Beasiswa Goes Abroad.
Baca Juga:
Kegiatannya pun semakin ciamik dengan hadirnya kelas-kelas melalui Internet. Untuk tahun ini saja, sudah ada sekitar 2.000 peserta yang mendaftar ke kelas-kelas tersebut. Selain itu, Sahabat Beasiswa memiliki program pemantauan khusus bagi pencari beasiswa yang betul-betul berniat pergi ke luar negeri. "Setahun ke belakang memang antusiasmenya besar sekali," ujar dia.
Syarat mengikuti program pemantauan ini mirip dengan ketika hendak mengajukan lamaran beasiswa sungguhan. Peserta diwajibkan memiliki sertifikat IELTS/TOEFL IBT, esai, dan surat penerimaan tanpa syarat. "Sekarang sudah masuk gelombang ketiga, dengan target 100 persen tembus beasiswa,"ucapnya.
Jumlah peserta di sini tak sebanyak di kelas biasa karena adanya sistem seleksi. Untuk gelombang ketiga ini, ucap Amir, tersedia kuota 30-40 kursi. Program ini dirancang jauh lebih intensif ketimbang kelas, seminar, atau pelatihan radio. Pada gelombang kedua, ada 10 orang yang memperoleh beasiswa. Baca: Waspada Anak Terlalu Tinggi, Mungkin Ada Gangguan Hormon
Komunitas pemburu beasiswa lainnya yang juga sudah memiliki banyak anggota adalah Komunitas Pemburu Beasiswa, yang dibentuk pada 14 Agustus 2011. Komunitas ini sangat aktif di Facebook dengan nama Pemburu Beasiswa 2.0. Beragam informasi aktual mengenai beasiswa ada di sini.
Pencari beasiswa yang mengikuti Facebook komunitas ini dapat memperoleh banyak informasi seputar beasiswa. Misalnya, pada bagian penerimaan beasiswa Fullbright, terdapat informasi lengkap mengenai syarat yang dibutuhkan, jadwal penerimaan, serta waktu keberangkatan. Plus, dalam setiap periode, para pelamar diberi informasi tentang apa yang sebaiknya dilakukan. Baca: Agar Fit saat Puasa, Ikuti 5 Tips Ini
Siti Sukainah, pendiri komunitas tersebut, mengatakan motivasinya membuat komunitas ini adalah untuk memajukan Indonesia. "Karena memudahkan pemuda-pemudi cerdas yang ingin sekolah di luar negeri dengan beasiswa, punya cita-cita mulia untuk membangun negeri," kata dia. Menurut dia, ini adalah jalan nyata untuk membuat Indonesia unggul.
Komunitas itu berkembang pesat dan telah menjalin beberapa kerja sama. Di antaranya, dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia di seluruh belahan dunia. Dari sini, informasi mengenai beasiswa disajikan lebih komplet karena disertai dengan bermacam-macam tip untuk memuluskan langkah. Sekarang, jumlah pengikutnya mencapai 36 ribu orang. Kegiatan tak cuma dilakukan di dunia maya lewat Facebook. Pada Januari lalu, chapter Makassar menggelar diskusi beasiswa dan kiat mendapatkan skor TOEFL Institutional Testing Program yang tinggi.
KORAN TEMPO