TEMPO.CO, California - Generasi milenial ternyata memiliki frekuensi bercinta lebih sedikit ketimbang generasi X. Fakta tersebut terungkap dari studi yang dilakukan tim ilmuwan dari San Diego State University dan terbit dalam jurnal Archieves of Sexual Behavior.
Studi tersebut berjudul "Sexual Inactivity During Young Adulthood Is More Common Among U.S. Millennials and iGen: Age, Period, and Cohort Effects on Having No Sexual Partners After Age 18".
Alasannya beragam. Mulai dari generasi tersebut lebih banyak melakukan traveling, atau lebih suka melakukan sexting (semacam "foreplay" dengan membangkitkan birahi dengan mengirimkan pesan-pesan cabul).
Baca juga: Bom Surabaya: Agnez Mo Ajak Milenial Hidup Positif, Tilik Caranya
Ada sekali alasan kenapa hubungan seks pada generasi milenial berkurang. Namun, yang jelas, kurangnya berhubungan seks akan berdampak pada tubuh. Berikut dampaknya:
1. Seperti Pemain Bola yang Jarang Latihan
Studi pada 2008 yang terbit dalam Americal Journal of Medicine mengungkap, laki-laki yang berumur pada rentang 50-70 tahun yang kurang aktif secara seksual memiliki risiko disfungsi ereksi. Hal itu karena kemampuan lengan, kaki, dan penis kurang mendapat latihan yang intens.
Riset tersebut menganalogikannya seperti pemain bola yang jarang latihan. Bila atlet jarang berlatih, kakinya akan kehilangan kemampuan menendang dan merasa canggung. Tapi jangan takut dulu. Dalam studi disarankan agar pria tetap melakukan ejakulasi agar dampak tersebut berkurang, cara ini bisa dilakukan meski tidak memiliki pasangan.
2. Tekanan Darah Naik
Sebuah riset yang dilakukan pada 2006 dan terbit dalam Journal Biological Psychology menyebut bahwa orang yang teratur bercinta akan memiliki tekanan darah yang stabil. Sebaliknya, mereka yang jarang melakukan hal tersebut berpotensi mengalami hipertensi. Menurut studi tersebut, bercinta akan membuat perasaan lebih senang dan membantu jantung memompa darah lebih lancar.
Baca juga:
Penghasilan Dokter Lebih Besar dari Penyanyi? Ini Kata Tompi
Bom Surabaya: Waspada Stres Pasca-Trauma, Cek Solusi Ahli
3. Stres
Pakar saraf dan seksolog, Debra Soh, mengatakan tubuh akan melepas endorfin yang bisa memperbaiki mood selama orgasme. Itu berarti, menurut dia, orang yang jarang melakukan hubungan seks akan memiliki suasana hati yang gelap dan lebih mudah stres. Endorfin merupakan senyawa kimia yang membuat seseorang merasa senang dan untuk kekebalan tubuh.
4. Kekebalan Tubuh Menurun
Carl Charnetski, pakar psikologi dari Wilkes University, dan rekannya Francis Brennan sempat melakukan studi untuk melihat hubungan bercinta dan kekebalan tubuh. Mereka memeriksa air liur dari para peserta penelitian yang melakukan hubungan seks selama sekali atau dua kali dalam sepekan.
Hasilnya, air liur tersebut mengandung senyawa imunoglobin--antibodi dari virus influenza--dengan tingkat yang tinggi. Sebaliknya, peserta yang jarang melakukan hubungan seks dalam sepekan berisiko mengalami kekebalan tubuh yang menurun.
5. Gairah Menurun
Riset dari tim ilmuwan Oregon State University mengungkap pasangan yang menjalani hubungan seks secara rutin memiliki semangat hidup tinggi dan lebih bahagia di tempat kerja. Sebaliknya, menurut tim, orang yang kurang bercinta lambat laun akan kehilangan minat bercinta dan menjadi malas.
ARCHIEVES OF SEXUAL BEHAVIOR | AMERICAN JOURNAL OF MEDICINE | JOURNAL BIOLOGICAL PSYCHOLOGY | BUSTLE.COM