TEMPO.CO, Jakarta - Kanker hati mencuat di tengah kabar duka meninggalnya Muhammad Ramlan, ayahanda Olla Ramlan, Senin, 4 Juni 2018. Seperti diberitakan sebelumnya, almarhum memang memiliki penyakit kanker hati.
Kanker hati primer (karsinoma hepatoseluler) cenderung terjadi pada hati yang rusak akibat cacat sejak lahir, penyalahgunaan alkohol, atau infeksi hati kronis dengan penyakit seperti hepatitis B dan C, juga sirosis (pembengkakan hati). Hemochromatosis, yaitu penyakit keturunan yang terkait dengan terlalu banyaknya zat besi di hati, juga menjadi penyebab rusaknya hati.
Baca juga:
Kisah Ayah Olla Ramlan: dari Kanker, Dewi Sandra dan Sandiaga Uno
4 Trik Bikin Konten Asyik, Belajar dari Video Viral Siti Badriah
Ramai Ponsel Game, Begini Atasi Anak yang Candu Game
Beberapa faktor risiko kanker hati harus diwaspadai masyarakat. Tentunya gaya hidup yang tidak sehat turut andil meningkatkan risiko kanker hati. Merokok, misalnya. Terlebih, Anda juga rutin mengkonsumsi alkohol.
Faktor risiko lainnya adalah berat badan. Obesitas dianggap dapat meningkatkan risiko karsinoma hepatoseluler. Penggunaan steroid anabolik, yang umumnya disalahgunakan oleh para atlet untuk meningkatkan otot, dapat meningkatkan risiko kanker hati dengan waktu penggunaan jangka panjang.
Anda yang memiliki riwayat diabetes juga harus berhati-hati terhadap segala kemungkinan penyakit. Penelitian telah menunjukkan hubungan antara diabetes dan kanker hati. Hal ini mungkin terkait dengan tingkatan lemak yang ada di area hati penderita.
Kanker hati mempengaruhi tubuh dengan merusak begitu banyak sel hati, sehingga organ tidak dapat berfungsi dengan normal kembali. “Hal ini dapat mempengaruhi proses kerja darah dalam tubuh Anda, merasa kembung akibat penumpukan cairan di perut, rasa nyeri, hingga perdarahan,” kata seorang dokter bedah onkologi, Jill Onesti, seperti dikutip dari Sharecare.
WEBMD | SHARECARE
