TEMPO.CO, Jakarta - Skoliosis pada anak kecil atau remaja umumnya tidak menimbulkan gejala. Umumnya, anak di bawah usia 17 tahun tidak akan merasakan gejala. "Karena tubuh masih optimal, semua organnya masih berfungsi dengan optimal," kata ahli fisiologi dan anatomi, Labana Simanihuruk di Jakarta.
Baca: Waspada Skoliosis Berisiko pada Kehamilan sampai Kematian
Baca Juga:
Salah satu gejalanya adalah sesak napas. Namun sesak napas biasanya timbul ketika kurva skoliosis di atas 40 derajat.
Untuk deteksi dini, Labana anjurkan perempuan berusia 9-14 tahun sebaiknya melakukan screening skoliosis. "Jika ada rotasi tulang hingga 5-8 derajat, harus melakukan X-Ray karena X-Ray merupakan metode paling ideal untuk mendeteksi," kata Labana.
Baca: Terapi Skoliosis Nonoperasi, Seperti Apa Itu?
Untuk membedakan skoliosis keturunan atau skoliosis yang bukan keturunan, fisioterapis dari klinik Scoliosis Care, Nistriani T. P Kusaly memberi penjelasan. "Kalau keturunan, ketika puber, skoliosis akan menjadi agresif. Dalam 1 tahun, kurva skoliosis bisa bertambah minimal 10 derajat. Kalau bukan karena keturunan biasanya tidak seperti itu," katanya.