TEMPO.CO, Jakarta - Konon, ibu adalah manajer keuangan rumah tangga. Rupanya, peran ibu lebih dari itu. Hal tersebut terungkap dalam peluncuran kampanye #IbuBerbagiBijak bersama Visa di Jakarta, pekan ini. Ibu unsur yang sangat penting dalam pendidikan baik di keluarga maupun lingkungan sekitar. Ia juga menjadi "menteri keuangan keluarga."
Baca juga: Mau Sehat Keuangan Setelah Menikah? Intip Tips Ahli
Dengan kata lain, ia menjadi kunci peningkatan kesejahteraan keluarga dan critical economic players dalam berbagai keputusan. Selain itu, ibu dituntut memahami produk keuangan apa yang dibutuhkan keluarga serta bagaimana memperoleh dan memanfaatkannya.
"Ibu patut memahami resep keuangan yang sukses yakni 40 persen pendapatan keluarga digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, 30 persen untuk membayar utang jika ada, 20 persen ditabung, dan sisanya untuk kebutuhan sosial," urai Direktur Eksekutif Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional Bank Indonesia, Pungky P. Wibowo, kepada tabloidbintang.com.
Sayangnya, hasil Survei Nasional OJK 2016 menunjukan tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan masih rendah yaitu 25,5 persen dan 66,2 persen. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan tingkat literasi dan inklusi keuangan laki-laki yang sebesar 33,2 persen dan 69,6 persen. Karenanya, kampanye #IbuBerbagiBijak dari Visa kembali hadir dengan konsep "train the trainer." Program ini digelar mulai Juli hingga September 2018.
Baca: Saatnya Mengajari Si Kecil Mengelola Keuangan
Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman, menjelaskan, "Kami ingin mengasah lebih banyak perempuan khususnya ibu di Indonesia, mengajarkan mereka pengelolaan keuangan yang bijak, mendorong mereka berbagi pengetahuan dengan anggota keluarga dan lingkungan. Beragam topik dibahas dalam kampanye ini dari tip membuat anggaran, menabung, hingga mengatur pengeluaran."