TEMPO.CO, Jakarta - Posisi aktivis Ratna Sarumpaet akhirnya digantikan oleh Kepala Perusahaan Indonesia Medika dan aktivis sosial, Gamal Albinsaid. Gamal masuk dalam Badan Pemenangan Nasional (BPN) Adil Makmur pasangan Prabowo -Sandiaga yang akan menjadi Juru Kampanye Nasional. "Dokter Gamal Albinsaid ini adalah anak muda punya kedekatan dengan saya pribadi," kata CaloN Wakil Presiden Sandiaga Uno di Sunter, Jakarta Utara, Jumat 5 Oktober 2018.
Baca: Ratna Sarumpaet Dapat Bantuan ke Cile Atas Nama Pribadi, Caranya?
Sandiaga dan Gamal sama-sama aktif di kegiatan wirausaha sosial. Gamal adalah dokter yang menggagas layanan kesehatan berbasis bank sampah di Malang dan sekarang sudah ada di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, Gamal sekarang giat di kegiatan - kegiatan yang menyentuh kewirausahaan sosial sebagai solusi untuk memerangi kemiskinan, mengangkat kesejahteraan masyarakat.
Gamal adalah dokter yang seolah bisa mengubah sampah jadi barang yang berguna untuk kesehatan. Karena idenya lah yang membuat program di mana orang yang hendak berobat bisa membayar dengan sampah. Ide ini membuat Gamal Albinsaid mendapatkan berbagai penghargaan Internasional. Salah satu penghargaan besar yang pernah ia dapat adalah penghargaan "First HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur" dari Pangeran Charles yang ia terima langsung pada akhir Januari 2014.
Khusus program Klinik Asuransi Sampah, itu merupakan hasil penelitian Gamal dan teman-temannya setelah mengetahui bahwa sampah adalah produksi rumah tangga setiap orang. Dengan sampah pula, ia merasa hal itu adalah yang paling tepat guna menjadi modal utama bagi seluruh masyarakat dengan kemampuan ekonomi terbatas dalam membiayai kesehatan primer mereka. "Setiap hari orang memproduksi sampah, dan setiap rumah itu punya sampah, kan? Maka kami kembangkan sampah untuk asuransi ini," katanya kepada tempo pada 2014 silam.
Pria yang sudah pernah membuat 23 karya ilmiah itu pun mengajak masyarakat mengumpulkan sampah yang bernilai Rp 10 ribu per bulan untuk biaya asuransi kesehatan mereka. Menurut penghitungannya, jumlah itu bisa menjadi modal untuk pelayanan kesehatan primer setiap orang yang rata-rata sekali pelayanannya Rp 30 ribu. Uang tersebut dia gunakan untuk mengongkosi manajemen, membayar honor dokter profesional, serta penyediaan obat-obatan layak untuk para pasiennya. "Semua itu bisa jalan bila nasabahnya banyak, sekitar 1.000," ujarnya.
Berbagai masalah pernah dihadapinya. Selain urusan nasabah, kliniknya sempat tutup karena staf yang kebanyakan mahasiswa belum bisa memberikan waktunya 100 persen. "Kami masih belajar untuk mencari sistem yang terbaik tentunya," kata pria yang saat itu sedang menjalani program S-2 Biomedik Universitas Brawijaya itu.
Baca: Gamal Albinsaid Gantikan Ratna Sarumpaet, Siapa Gamal?
Walau banyak hambatan, Gamal tak menyerah. Ia bisa tersenyum ketika mendengar para nasabah jatuh hati pada program yang disosialisasinya. Ia pun terharu ketika mengetahui para pasiennya tidak perlu lagi meminjam uang para tetangga hanya untuk berobat dan mendapat pelayanan kesehatan.
Ia berharap, lebih banyak masyarakat Indonesia bisa merasakan layanan kesehatan yang baik meski tak mampu. "Yang saya jual ini sebenarnya bisnis, tapi bisnis sosial. Kita cari keuntungan, tapi kita beri banyak kegiatan sosial, sehingga rasa uangnya jadi lebih manis."
ANTARA | KORAN TEMPO