Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tilik Penyebab Kanker Prostat Seperti Dialami Rudy Wowor

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi kanker pada pria. Shutterstock
Ilustrasi kanker pada pria. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berjuang melawan kanker prostat, aktor dan koreografer Indonesia Rudy Wowor meninggal di usia 77, pada Jumat pagi, 5 Oktober 2018, sekitar pukul 07.30 WIB di sebuah rumah sakit di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.

Baca juga: Rudy Wowor Wafat, Tilik 6 Makanan yang Bisa Cegah Kanker Prostat

Kanker prostat terutama menyerang pria usia lanjut. Enam dari sepuluh kasus didiagnosis pada pria di atas usia 65, tetapi kurang dari 1 persen pada pria di bawah usia 50.

Meskipun jarang, kanker prostat dapat terlihat pada pria di usia 30-an dan 40-an. Pria dengan riwayat keluarga menderita kanker prostat lebih mungkin terkena penyakit ini.

Menurut Urology Care Foundation, kanker prostat merupakan penyakit kanker nomor dua penyebab kematian pria Amerika. Sekitar 1 dari 7 pria di Amerika didiagnosis mengidap penyakit ini, dan sekitar 1 dari 39 pria akan bisa kehilangan nyawa karenanya.

Prostat sendiri merupakan kelenjar kecil yang terletak di bawah kandung kemih pada pria, dan merupakan bagian dari sistem reproduksi. Beberapa pria mengidap kanker prostat, biasanya kala usia lanjut.

Jika kanker berkembang di kelenjar prostat, kemungkinan akan tumbuh perlahan. Dalam kasus yang jarang terjadi, sel-sel kanker mungkin lebih agresif, tumbuh dengan cepat, dan menyebar ke area lain pada tubuh.

Apa yang menyebabkan kanker prostat? Seperti semua jenis kanker lainnya, penyebab pasti kanker prostat tidak mudah ditentukan. Dalam banyak kasus, beberapa faktor mungkin terlibat, termasuk genetika dan paparan racun yang berasal dari lingkungan, seperti bahan kimia atau radiasi tertentu.
Ilustrasi dokter/kesehatan. Pixabay.com
Pada akhirnya, mutasi pada DNA atau materi genetik mengarah pada pertumbuhan sel kanker. Mutasi-mutasi ini menyebabkan sel-sel pada prostat mulai tumbuh tak terkendali dan tidak normal (abnormal) yang kemudian berubah menjadi sel kanker.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sel kanker terus tumbuh dan membelah sampai tumor berkembang. Jika Anda memiliki jenis kanker prostat yang agresif, sel-sel dapat bermetastasis atau meninggalkan situs tumor asli dan menyebar ke bagian lain tubuh Anda.

Di sisi lain, para ahli kesehatan setuju bahwa diet berkontribusi terhadap risiko kanker prostat. Pria yang mengkonsumsi banyak lemak, terutama dari daging merah dan sumber lemak hewani lainnya yang dimasak dengan suhu panas tinggi, lebih mungkin mengembangkan kanker prostat. Kasus penyakit ini jauh lebih umum ditemukan di negara-negara di mana daging dan produk susu adalah makanan pokok.

Hal-hal berikut ini juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat, yaitu tinggi badan, obesitas, kurang olahraga, merokok, konsumsi tomat rendah, asupan kalsium tinggi, asupan asam linoleat tinggi, ras Afrika-Amerika dan riwayat keluarga atau faktor keturunan.

Masih banyak asumsi yang jadi bahan perbincangan tentang faktor risiko kanker prostat ini. Misalnya hubungan antara kanker prostat dengan kehidupan seks yang aktif. Karena sebagian penelitian menyebutkan bahwa rajin berhubungan seks justru bisa mengurangi risiko kanker prostat, sementara peneliti lain  meragukannya.

Baca juga: Rajin Bercinta Kurangi Risiko Kanker Prostat

TABLOIDBINTANG | HEALTHLINE | WEBMD

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

9 jam lalu

Jenis kanker yang diidap Raja Charles belum diungkap. Sel kanker itu ditemukan saat Raja menjalani pengobatan pembesaran prostat baru-baru ini. Namun, menurut kabar, kanker yang diderita Raja Charles bukan kanker prostat. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

1 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

2 hari lalu

Dosen FMIPA UGM Prof. Edi Suharyadi dikukuhkan menjadi Guru Besar. Foto : UGM
Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial


Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

3 hari lalu

Bob Marley, saat tampil dalam acara Hammersmith Odeon, London, Inggris pada 1977. Keluarga penyanyi reggae asal Jamaika, Bob Marley meluncurkan produk yang mereka klaim sebagai merek ganja pertama di dunia. Anwar Hussein/Getty Images
Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?


Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

7 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

8 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

10 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

10 hari lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

10 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

11 hari lalu

Peneliti muda yang merupakan mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Ikhlas Abdjan. Dok. Humas Unair
Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.