Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pria Lebih Rentan TBC Seperti Dialami Rifai Pamone? Cek Gejalanya

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
ilustrasi konsultasi dokter (pixabay.com)
ilustrasi konsultasi dokter (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Meninggalnya Rifai Pamone mengejutkan berbagai pihak. Seperti dikutip dari laman Metrotvnews edisi 28 Desember 2018, Kakak kandung Rifai, Yusuf Pamone, yang dihubungi via telepon, mengaku tidak menyangka akan kepergian adiknya. Ia menyebut pada Kamis, 27 Desember 2018, kondisi adiknya masih sehat.

Baca juga: Tempat Kerja, Salah Satu Tempat Risiko Tinggi Penyebaran TBC

"Memang karena sempat sesak nafas, berdahak, kami sempat bawa ke RS kemarin sore jam 5 sore Wita," kata Yusuf Pamone. Di beberapa media, juga disebutkan jika Rifai menderita tuberculosis atau TBC.

Terkait TBC, seperti ditulis KORAN TEMPO edisi 27 Maret 2018, saat itu Menteri Kesehatan Nila Moelek pernah mengingatkan, bahwa  Indonesia belum terbebas dari TBC. Bahkan negara ini merupakan negara kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015 menunjukkan ada 10,4 juta orang yang menderita TBC di dunia. Sebanyak 1,02 juta di antaranya berasal dari Indonesia.

Parahnya lagi, dari satu juta penyandang TBC tersebut, hanya sepertiga yang berhasil ditemukan dan menjalani pengobatan. "Ada yang sudah ditemukan dan diobati tapi belum dilaporkan. Tapi masih ada kasus TBC yang belum ditemukan," kata Nila Moeloek.
Seorang pasien tuberculosis memperlihatkan obat anti-TB saat mendapatkan perawatan di rumah sakit di Srinagar, 23 Maret 2015. India termasuk dalam daftar negara-negara dengan 80 persen penderita TB di dunia. Yawar Nazir/Getty Images
WHO Global Tuberculosis Report 2016 memprediksi ada satu juta kasus TBC baru di Indonesia setiap tahun, dengan estimasi angka kematian 110 ribu jiwa. Dari angka tersebut, jumlah pengidap laki-laki lebih banyak dibanding perempuan dan mayoritas berusia di atas 14 tahun. Meski demikian, angka kejadian yang diketahui atau dilaporkan hanya 35 persen atau 360 ribu kasus.

Data yang sama mengungkapkan, hanya 19 persen populasi yang mengetahui TBC dapat diobati secara gratis dan 26 persen saja yang mengenali gejala TBC dengan baik. Padahal seseorang yang tidak mendapat pengobatan TBC dengan baik dapat menularkan penyakit tersebut ke setidaknya 10 orang dalam setahun. "Hal inilah yang menyebabkan TBC seolah tak ada habisnya di Indonesia," kata Nila.

TBC adalah penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditemukan oleh Robert Koch pada 24 Maret 1882. TBC menyerang paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti sistem kelenjar getah bening, persendian, dan urogenital. Sebanyak 50 persen pengidap TBC yang tak diobati akan berhadapan dengan kematian. Orang-orang yang kecanduan alkohol mengidap diabetes melitus, sementara perokok lebih rentan terpapar penyakit ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Erlina Burhan, batuk terus-menerus selama lebih dari dua pekan merupakan gejala khas TBC. Batuk tersebut kadang disertai darah yang ikut keluar lewat dahak. Gejala lainnya adalah demam dan keringat malam meski udara sejuk.

Dia menuturkan, bakteri ini disebarkan lewat udara ketika penderita TBC meludah atau bersin. Karena itu, Erlina mengingatkan untuk tidak membuang ludah sembarangan. "Kalau mengidap TBC, kumannya akan tersebar ke udara dan terhirup oleh orang di sekitarnya," kata dia. Begitu pula saat batuk. Erlina menyebutkan ada sekitar 3.500 kuman yang tersebar ke udara saat batuk.

Adapun Nila Moelek mengungkapkan, penularan TBC cukup besar pada kelompok orang yang tinggal di tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Misalnya, lingkungan padat dan kumuh, tempat pendidikan dengan asrama, atau lembaga pemasyarakatan.

Baca juga: Rifai Pamone Wafat: Semua Sayang Lo, You Will Be Missed Fai

SCIENCE DAILY | KEMENTERIAN KESEHATAN | DINI PRAMITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

22 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

Dokter menjelaskan batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah gejala utama TBC, waspadalah.


Penyebab Target Elimisasi TBC Sulit Terealisasi pada 2030

23 hari lalu

Petugas saat melihat hasil pemeriksaan Rontgen Thorax milik warga saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Penyebab Target Elimisasi TBC Sulit Terealisasi pada 2030

Pasien TB mengalami siklus panjang dalam pengobatan. Sehingga target eliminasi TB pada 2030 sulit diwujudkan


Percepat Target Eliminasi TBC 2030, Kemenko PMK Luku Pedoman Mitra Penanggulangan TBCncurkan Bu

23 hari lalu

Menko PMK, Muhadjir Effendy dalam RTM pembahasan pemberian diskon tarif tol periode mudik Idul Fitri 1445 H/2024 M, melalui Zoom, Selasa, 4 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Percepat Target Eliminasi TBC 2030, Kemenko PMK Luku Pedoman Mitra Penanggulangan TBCncurkan Bu

Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia setelah India dengan estimasi 969.000 kasus.


USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

30 hari lalu

Warga saat melakukan pemeriksaan Rontgen Thorax saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC


Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

30 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.


Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

31 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

Penderita TBC perlu bersikap disiplin agar tak menulari rekan kerja, seperti memakai masker dan ruangan kerja berventilasi baik.


Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

32 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

Penderita TBC rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena kerap dikucilkan dari lingkungan sehingga butuh sistem pendukung.


24 Maret Hari TBC Sedunia, Ini Sosok Ilmuwan Penemu Bakteri TBC

33 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
24 Maret Hari TBC Sedunia, Ini Sosok Ilmuwan Penemu Bakteri TBC

Ilmuwan Robert Koch adalah sosok yang berperan kunci dalam penemuan bakteri penyebab tuberkulosis alias TBC yang tak terpisahkan dari Hari TBC Sedunia


Kilas Balik Penemuan Kuman Tuberculosis Alias TBC oleh Robert Koch

33 hari lalu

Ilustrasi kuman tuberculosis atau TBC (pixabay.com)
Kilas Balik Penemuan Kuman Tuberculosis Alias TBC oleh Robert Koch

Bakteri penyebab TBC pertama kali ditemukan oleh Robert Koch. Pada saat itu, TBC membunuh satu dari setiap tujuh orang yang tinggal di Amerika Serikat dan Eropa.


Robot AI Buatan Google dan Perusahaan India Mampu Deteksi Kanker hingga TBC

37 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan untuk kesehatan. Kredit: Antaranews
Robot AI Buatan Google dan Perusahaan India Mampu Deteksi Kanker hingga TBC

Google dan sebuah perusahaan India mengembangkan robot berbasis AI yang bisa mendeteksi penyakit dalam. Terobosan di bidang radiologi.