Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tes Demam Berdarah jadi Lebih Mudah dengan Alat Ini

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi bayi demam. shutterstock.com
Ilustrasi bayi demam. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus demam berdarah selalu menjadi perhatian banyak orang di musim hujan. Penyakit ini memakan korban yang tidak sedikit. Dan umumnya kematian disebabkan oleh keterlambatan penanganan medis karena gejalanya yang semakin tidak spesifik.

BacaKenali 3 Ciri Utama Demam Berdarah pada Bayi

Untuk mengetahui penyakit ini, biasanya pasien harus menjalani pemeriksaan darah di laboratorium setelah demam tiga hari. Tapi, kini ada cara lebih mudah dengan menggunakan rapid test. Alat ini bisa digunakan dokter untuk mendeteksi secara cepat penyakit demam berdarah. 

Meski ini bukan hal baru di dunia medis, teknologi ini cukup menggembirakan. Apalagi produk ini tengah disiapkan untuk diproduksi massal oleh produsen dalam negeri, Kimia Farma.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, dengan rapid test ini pasien bisa langsung diperiksa begitu mengalami demam. “Masalah nyamuk ini sulit diatasi. Oleh katena itu, begitu demam saya sarankan langsung dites. Kalau positif langsung menajalani pengobatan,” kata dia saat mengunjungi pabrik Kimia Farma di Denpasar, Bali, Selasa, 23 April 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedatangan Nila Moeloek ke pabrik Kimia Farma merupakan bagian dari kunjungan tematik Kementerian Kesehatan di Bali pada 23-26 April 2019. 

Rapid tes demam berdarah atau dengue berbentuk stik kertas seperti alat tes kehamilan yang dijual bebas. Bedanya, tes kehamilan menggunakan spesimen urin, sedangkan tes demam berdarah menggunakan spesimen darah. Kertas ini sudah dilapisi dengan antibodi yang diambil dari penderita. Antibodi ini akan bereaksi jika bertemu dengan antigen. Jika positif, maka kertas ini akan berubah menjadi kuning.

“Ternyata ini karya anak-anak kita sendiri, kerja sama Kimia Farma dengan perguruan tinggi dan BPPT. Setelah melalui enelitian sahih dan valid, baru bisa diproduksi,” kata Nila.

BacaIkan Hias Pembasmi Nyamuk, Bisa Cegah Demam Berdarah?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

24 menit lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

2 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

5 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

6 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

6 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.


El Nino Turut Memicu Lonjakan Kasus DBD

10 hari lalu

Ilustrasi pengasapan untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD). TEMPO / Hilman Fathurrahman W
El Nino Turut Memicu Lonjakan Kasus DBD

Kasus demam berdarah dengue (DBD) melonjak di Jawa Barat. turut dipicu fenomena iklim El Nino.


Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

10 hari lalu

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

Meski dapat meningkatkan risiko kesehatan tertentu, namun olahraga berlebihan tidak menyebabkan impoten atau disfungsi ereksi (DE).


5 Cara Menaikkan Trombosit Secara Alami Pada Pasien Demam Berdarah

11 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
5 Cara Menaikkan Trombosit Secara Alami Pada Pasien Demam Berdarah

Meningkatkan kadar trombosit pada pasien demam berdarah bisa dilakukan dengan berbagai cara.


3 Manfaat Makan Kulit Semangka untuk Kesehatan

12 hari lalu

Ilustrasi Semangka
3 Manfaat Makan Kulit Semangka untuk Kesehatan

Tak hanya sekadar bisa dimakan, kulit semangka juga memiliki kandungan yang bermanfaat untuk tubuh.