Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Toko Musik Album Fisik yang Terus Terusik

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Benda koleksi berupa piringan hitam di Pasar Koleksi Bandung di Bandung, 8 April 2018. Festival jual beli produk industri musik khususnya CD, kaset, dan piringan hitam ini digelar sebagai bagian dari peringatan hari toko rilisan fisik sedunia. TEMPO/Prima Mulia
Benda koleksi berupa piringan hitam di Pasar Koleksi Bandung di Bandung, 8 April 2018. Festival jual beli produk industri musik khususnya CD, kaset, dan piringan hitam ini digelar sebagai bagian dari peringatan hari toko rilisan fisik sedunia. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penikmat musik, khususnya para pehobi album fisik, terperanjat saat mendengar kabar toko musik Aquarius Mahakam yang berlokasi di Blok M, Jakarta Selatan, tutup selamanya pada 2013. Berselang dua tahun, giliran toko musik Duta Suara ikut serta menutup satu per satu cabangnya. Kini, hanya satu toko di bilangan Sabang, Jakarta Pusat, saja yang masih mengusung nama Duta Suara.

Nasib lebih tragis dialami Disc Tarra menyusul penutupan 40 gerai di seluruh Indonesia. Alasannya, penjualan album fisik musik terus menurun dari tahun ke tahun.

Terompet sangkakala seakan mengalun lebih cepat bagi toko-toko musik yang pernah menjadi saksi kejayaan musikus era 80-90an di Tanah Air. Sebutlah, Slank, Iwan Fals, Chrisye, Nike Ardila, Rhoma Irama, Gobless, dan sederet nama-nama legenda pemusik Indonesia yang moncer berkat toko-toko musik di berbagai kota.

Sebaliknya, layanan musik digital seperti Spotify, SoundCloud, YouTube, Apple Music, Joox, dan teman-teman mereka yang menjadi semakin meroket sekaligus menjadi penyebab minat pasar yang terus anjlok untuk mengoleksi lagu-lagu dalam berbalut kemasan fisik.

Nilai praktis, cepat, dan tidak membutuhkan ruang yang ditawarkan layanan-layanan itu terus menggerogoti laba bahkan pendapatan toko-toko musik album fisik secara global. Meskipun di sisi lain, layanan secara daring (online) menyimpan kekurangan seperti adanya akses internet cepat dan aman tanpa serangan siber.

Perusahaan riset media sosial asal Kanada dan Inggris, Hootsuite dan We Are Social, pada awal Januari 2019, melaporkan data statistik tentang durasi akses internet orang Indonesia yang rata-rata mencapai delapan jam 36 menit. Secara acak, mereka menghabiskan tiga jam dengan mengakses media sosial, dua jam melihat video, dan satu jam setengah untuk streaming musik.

Toko-toko musik album fisik juga berguguran di Amerika Serikat. Ambil contoh jaringan toko musik terbesar di Negeri Paman Sam, RadioShack. Perusahaan yang didirikan Milton Deutschmann dan Theodore Detuschmann pada 1921 itu terpaksa menutup 1.100 cabang pada 2014. Memang, segelintir toko musik seperti Musik Plus dan Harika Music masih membuka gerai mereka di pusat-pusat perbelanjaan. Hanya saja, jumlah mereka dapat terhitung dengan jari kedua tangan.

Sepi pengunjung

Bertahan degan hanya satu toko musik fisik, Duta Suara masih setia membuka pintu toko mereka setidaknya para kolektor album fisik nusantara serta mancanegara.

Gerai satu-satunya di Jalan Agus Salim, atau akrab dikenal jalan Sabang, Jakarta Pusat itu telah menjual album fisik selama lebih dari 40 tahun.

Duta Suara, dalam perjalanan bisnisnya, sempat memiliki 14 cabang di berbagai tempat termasuk di pusat-pusat perbelanjaan ternama di Jakarta dan terpaksa gulung tikar pada pertengahan periode 2000-an.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rak-rak berisi aneka album genre musik masih menyambut setiap pengunjung yang melangkah ke dalam toko di dekat kawasan kuliner BSM Sabang, Jakarta itu. Kemasan album kaset, compact disc (CD), video compact disc (VCD), hingga piringan hitam musikus dalam dan luar negeri masih tertata rapi untuk dikoleksi

Selain album musik fisik, para pengunjung toko juga dapat memilih beragam judul film lebar yang terbungkus digital versatile disc (DVD). Begitu pula, aksesoris perangkat musik seperti pengeras suara di kepala (headset).

Hary, salah satu staf toko musik Duta Suara, mengakui penurunan jumlah pembeli, bahkan pengunjung ke toko yang populer pada 1980an itu. Pada masa jayanya, Duta Suara menjadi rujukan dan lokasi berkumpul kawula muda Jakarta, apalagi saat album baru musisi ternama tiba di pasar.

Duta Suara, menurut Hary, tidak menampik kehadiran layanan musik digital sebagai mengubah kebiasaan pendengar musik yang berujung pada kemerosotan penjualan album fisik di toko itu. "Makanya, sekarang sih masih ada (pembeli). Cuma, (mereka) yang datang kebanyakan (adalah) orang-orang kolektor," ujar Hary.

Sejumlah produsen dan label musik yang tidak lagi merilis album fisik menjadi ancaman ain bagi Duta Suara untuk menyajikan koleksi bagi para penggemarnya demi eksistensi toko. "Dari major label sudah kurang, tapi kebanyakan sekarang dari indie label," kata Hary tentang kehadiran album fisik musik di tokonya.

Setidaknya, Duta Suara masih merasa beruntung walau menyisakan satu toko di kawasan Sabang Jakarta. Kepemilikan bangunan toko itu masih satu nama dengan pemilik nama toko sehingga tidak perlu merogoh ongkos sewa.

Salah satu pengunjung setia yang mengaku sudah lama berlangganan di Duta Suara adalah Mia Sumiati. Wanita yang tinggal di kawasan Setiabudi tersebut masih rutin datang untuk membeli album fisik, seperti CD musik dan VCD karaoke. "Saya sih enggak mau pakai (album) bajakan (karena) setiap beli selalu ke tempatnya (album resmi). Di sini (Jakarta) kan sudah tahu, dari dulu (ada) Duta Suara. (Saya) sudah langganan. Jadi saya enak, bisa milih-milih yang bagus," kata Mia.

Kenangan dengan toko musik Duta Suara juga diingat oleh penyanyi Marcello Tahitoe, atau akrab disapa Ello, yang mengaku sudah sejak SD menjadi pelanggan.

Saat itu, Ello sering datang guna membeli album fisik dari musikus idolanya. Bahkan, dia tidak ragu untuk menghabiskan banyak waktu hanya demi mencari album penyanyi serta grup musik idolanya. "Sebenernya dari dulu, gue suka musik rock, lebih tepatnya rock 'n roll. Gue waktu kecil sering ke Duta Suara di Jalan Sabang. Itu toko kaset, di temboknya, gua inget banget kelas 2 SD. Gua langsung nyari 'Rock n Roll 50 Top Compilations'," ujar penyanyi yang populer dengan lagu "Kisah Kita Tlah Usai" itu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

2 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.


Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

4 hari lalu

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya. Foto: Canva
Cara Melihat Receiptify Spotify untuk Mengetahui Musik yang Sering Diputar

Belakangan ini sedang tren orang-orang yang membagikan receiptify Spotify ke media sosial. Ini cara melihat receiptify Spotifnya.


Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

8 hari lalu

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya. Foto: Canva
Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya.


Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

16 hari lalu

Spotify. cbc.ca
Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.


Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

21 hari lalu

Lizzo. (Instagram/@lizzobeating)
Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

Penyanyi Lizzo sempat menyatakan di Instagram dia ingin mengakhiri kariernya dalam industri musik


Curhat Beyonce tentang Album Cowboy Carter yang Dibuat Lebih dari 5 Tahun

35 hari lalu

Beyonce akan merilis album Cowboy Carter pada Jumat, 29 Maret 2024. Foto: Instagram/@beyonce
Curhat Beyonce tentang Album Cowboy Carter yang Dibuat Lebih dari 5 Tahun

Balas kritik dengan karya, Beyonce menceritakan inspirasinya dalam membuat album Cowboy Carter yang akan dirilis pada 29 Maret 2024.


45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

39 hari lalu

Penampilan Adam Levine di Super Bowl/USA Today
45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.


Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

40 hari lalu

Dua terduga pelaku asusila modus orkes musik keliling diperiksa tim penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim di Kantor Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 16 Maret 2024. Foto: ANTARA.
Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya


Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

43 hari lalu

Ilustrasi senam aerobic. Dok. TEMPO/Nickmatulhuda
Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.


Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

44 hari lalu

Adrie Subono. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

Adrie Subono adalah promotor musik yang berpengalaman menghadirkan konser penyanyi dalam dan luar negeri. Ia juga merupakan keponakan dari B.J. Habibie.