Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Agung Hercules Meninggal, Waspada Faktor Risiko Kanker Otak

image-gnews
Foto yang diunggah artis Agung Hercules melalui akun Instagramnya, setahun lalu tepatnya pada 1 Agustus 2018. Agung terkenal dengan ciri khas tubuh kekar, rambut gondrong dan membawa barbel dalam penampilannya.  Instagram.com
Foto yang diunggah artis Agung Hercules melalui akun Instagramnya, setahun lalu tepatnya pada 1 Agustus 2018. Agung terkenal dengan ciri khas tubuh kekar, rambut gondrong dan membawa barbel dalam penampilannya. Instagram.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar duka tengah meliputi keluarga komedian dan penyanyi Agung Hercules. Setelah berjuang melawan kanker otak stadium 4, ia pun akhirnya menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Dharmais Jakarta pada Kamis sore, 1 Agustus 2019.

Memang, jika berbicara mengenai kanker otak terlebih dengan stadium akhir, tentu harapan hidup pasien pun sangatlah rendah. Sehingga, kemungkinan untuk meninggal dunia menjadi lebih besar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui faktor risiko agar menjadi lebih waspada.

Lalu, apa sajakah itu? Melansir dari Health Line dan Cancer.net, berikut adalah beberapa diantaranya.

Usia
Seiring dengan bertambahnya usia, organ-organ tubuh dapat mengalami penurunan fungsi. Sehingga tak heran, berbagai jenis penyakit yang termasuk kanker otak pun bisa diderita. Sementara tidak ada hal yang bisa dilakukan dengan usia, namun memperbaiki pola hidup contohnya dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi dapat menurunkan resiko terjangkit penyakit ini.

Genetik
Menurut berbagai penelitian, faktor genetik dapat menyumbang sekitar 10 hingga 15 persen risiko kanker otak. Oleh karena itu, apabila Anda memiliki orang tua dengan penyakit ini, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Dengan demikian, para ahli pun dapat memberikan himbauan agar risiko dapat diturunkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Paparan radiasi
Jika Anda bekerja pada perusahaan berbasis radiasi seperti pabrik nuklir, sangat disarankan untuk berhati-hati. Sebab, sinar pengion yang tercipta dalam pembuatan nuklir dipercaya dapat meningkatkan resiko seseorang untuk terjangkit kanker otak. Jadi, usahakan untuk selalu melindungi diri dengan pakaian dan peralatan lengkap yang digunakan sebelum bekerja.

Kecelakaan di kepala
Memiliki riwayat kecelakaan di kepala juga disebut sebagai salah satu faktor resiko kanker otak. Bahkan, berbagai penelitian juga telah menunjukan hubungan antara trauma kepala yang serius akibat kecelakaan dengan jenis kanker otak meningioma. Oleh karena itu, apabila Anda ingin terhindar dari kanker otak, jagalah bagian kepala melalui aktivitas berkendara atau bekerja di lapangan dengan menggunakan pelindung atau helm.

Menggunakan atau mengkonsumsi senyawa n-nitroso
Penelitian di Amerika Serikat telah membuktikan bahwa makanan atau produk dengan kandungan senyawa n-nitroso dapat menyebabkan kanker otak. Rupanya, beberapa yang sering ditemui ialah pada daging yang diawetkan, asap rokok dan kosmetik. Sehingga sangat disarankan untuk menghindarinya agar terhindar dari resiko penyakit ini.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | ISTIQOMATUL HAYATI | HEALTHLINE | CANCER.NET

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

14 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

14 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

22 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

23 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

23 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

24 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

24 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang