Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebab Kipas Angin Tak Selalu Baik Dampaknya kala Udara Panas

Reporter

image-gnews
Ilustrasi manula disekitar kipas angin. www.bdtonline.com
Ilustrasi manula disekitar kipas angin. www.bdtonline.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kota di dunia tengah dilanda suhu panas ekstrem. Penduduk kegerahan, bahkan menyebabkan masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kematian.

Menemukan cara cepat dan efektif untuk mengatasi kenaikan suhu di rumah maupun ruangan telah menjadi prioritas utama. Pendingin ruangan (AC) memang pilihan yang bagus untuk menurunkan suhu, tetapi tidak semua individu mampu membelinya.

Kipas angin bisa menjadi alternatif pengganti AC karena harganya lebih murah. Tapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat memperingatkan bahwa ketika suhu mencapai 32 derajat Celsius, kipas angin tidak membantu melindungi orang-orang dari penyakit yang berhubungan dengan panas.

Sementara itu, Badan Perlindungan Lingkungan AS merekomendasikan tidak menggunakan kipas saat suhu indeks panas atau kombinasi suhu dan kelembaban naik di atas 37 derajat Celsius. Ollie Jay, profesor ilmu kesehatan di Universitas Sydney dan direktur laboratorium ergonomi termal, dan timnya berupaya menguji validitas rekomendasi kesehatan itu.

Seorang pria berusaha menyejukan dirinya dengan kipas angin di Madrid, Spanyol. [REUTERS / Juan Medina]

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine, Jay dan rekan-rekannya mendokumentasikan sebuah penelitian yang melibatkan 12 pria sehat yang secara sukarela duduk selama 2 jam, masing-masing dalam satu dari dua kondisi yang berbeda, yakni panas kering dengan indeks panas 46 derajat Celcius, dan panas lembab dengan indeks panas 56 derajat Celcius.

Para peneliti mengambil empat langkah berbeda untuk mengukur potensi tekanan panas yang dialami para relawan, yaitu suhu rektum, tekanan pada jantung menggunakan denyut jantung dan tekanan darah, dehidrasi, dan laporan kenyamanan termal pada skala standar. Para peneliti menemukan bahwa di bawah kondisi yang panas dan lembab, kipas angin menurunkan suhu tubuh dan mengurangi ketegangan yang terkait dengan panas pada jantung, serta meningkatkan kenyamanan termal mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, di bawah kondisi panas dan kering, kipas angin justru meningkatkan suhu tubuh, tekanan pada jantung, dan ketidaknyamanan termal. Dengan kata lain, kipas bekerja lebih baik pada suhu indeks panas yang lebih tinggi, demikian seperti dilansir Time.

Penjelasan fisiologisnya, ketika suhu udara melonjak di atas suhu kulit, maka pertukaran udara antara tubuh dan udara beralih. Alih-alih menghilang dari tubuh, panas dari udara yang lebih panas mulai mengalir ke dalam tubuh.

"Begitulah cara kerja oven konveksi," kata Jay. "Kalkun matang lebih cepat jika kipas dinyalakan karena Anda menambahkan panas dengan konveksi lebih cepat."

Jadi, menyalakan kipas angin hanya akan mempercepat perpindahan udara panas ke dalam tubuh, membuat Anda merasa lebih hangat, dan berpotensi meningkatkan suhu tubuh ke tingkat yang tidak sehat.

"Kipas pada suhu berapa pun hingga 104 derajat F (40 derajat C), di mana ada semacam kelembaban, itu bermanfaat," kata Jay. "Tapi karena suhu semakin tinggi, jika kering maka kipas angin semakin tidak berguna dan berpotensi merugikan."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pilihan Tren Warna untuk Musim Panas 2024

13 hari lalu

ilustrasi fashion anak (pixabay.com)
Pilihan Tren Warna untuk Musim Panas 2024

Memilih pakaian dengan corak dan warna pada musim yang tepat dapat berdampak pada persepsi dalam hal gaya dan mode.


Panduan Waktu Terbaik Liburan ke Eropa dari Cuaca hingga Mencicipi Kuliner Lokal

29 hari lalu

Pemadangan Flonrence, Tuscany, Italia. Unsplash.com/Zach Rowlandson
Panduan Waktu Terbaik Liburan ke Eropa dari Cuaca hingga Mencicipi Kuliner Lokal

Kalau berencana liburan ke Eropa, ada beberapa hal yang perlu diketahui dari waktu terbaik untuk cuaca, mencoba kuliner lokal, dan aktivitas di sana


Perbedaan Kelapa Muda dengan Kelapa Hijau yang Perlu Diketahui

39 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
Perbedaan Kelapa Muda dengan Kelapa Hijau yang Perlu Diketahui

Pedagang atau penjual umumnya menawarkan dua jenis kelapa, yakni kelapa hijau atau kelapa muda. Apa perbedaan di antara keduanya?


Ramai Video Penumpang Nyalakan Kipas Angin di Kereta Api, KAI: Bisa Bahayakan Penumpang Lain

18 Februari 2024

Pemudik menunggu keberangkatan di dalam kereta di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 15 April 2023. Sebanyak 23.000 pemudik berangkat menuju ke berbagai daerah di Pulau Jawa, mereka diangkut menggunakan 32 kereta api yang tersedia di Stasiun Pasar Senen. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ramai Video Penumpang Nyalakan Kipas Angin di Kereta Api, KAI: Bisa Bahayakan Penumpang Lain

KAI menanggapi video yang beredar di media sosial mengenai seorang penumpang kereta api yang menyalakan kipas angin gantung dari colokan listrik yang ada di kereta api.


Waktu Terbaik Mengunjungi Italia saat Cuaca Bagus dan Pengunjung Sepi

15 Januari 2024

Kereta kuda terlihat di depan Colosseum kuno Roma di pusat kota Roma, Italia, 17 Maret 2016. [REUTERS / Stefano Rellandini]
Waktu Terbaik Mengunjungi Italia saat Cuaca Bagus dan Pengunjung Sepi

Jika Italia menjadi salah satu destinasi dalam bucket list Anda, penting untuk mengetahui kapan waktu terbaik untuk mengunjunginya


Waktu Terbaik Traveling ke Norwegia Melihat Aurora

8 Januari 2024

Pemandangan aurora di Norwegia. Unsplash.com/Lightscape
Waktu Terbaik Traveling ke Norwegia Melihat Aurora

Sebelum melakukan perjalanan ke Norwegia, pikirkan baik-baik jenis aktivitas yang ingin dilakukan


Apa Itu Penyakit Japanese Encephalitis?

25 November 2023

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Apa Itu Penyakit Japanese Encephalitis?

Japanese Encephalitis (JE) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Japanese Encephalitis Virus (JEV).


Ini Sederet Bahaya Tidur Menghadap Kipas Angin

9 November 2023

Ilustrasi wanita paruh baya tidur. Freepik.com/Wayhomestudio
Ini Sederet Bahaya Tidur Menghadap Kipas Angin

Meskipun terasa menyegarkan, tidur dengan kipas angin langsung menghadap wajah dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.


Simbol Dukungan untuk Palestina, Ini 9 Manfaat Semangka bagi Kesehatan

3 November 2023

Unggahan semangka palestina di Instagram aktris Dinda Hauw, Kamis, 2 November 2023. Foto: Instagram/@dindahw
Simbol Dukungan untuk Palestina, Ini 9 Manfaat Semangka bagi Kesehatan

Buah semangka yang dijadikan simbol dukungan kepada Palestina ternyata punya banyak manfaat Kesehatan. Berikut 9 manfaat semangka.


Di Tengah El Nino, Transmart Catat Peningkatan Penjualan AC dan Kipas Angin

3 November 2023

Pengunjung melakukan transaksi pembayaran barang yang di beli di Transmart Lebak Bulus, Jakarta, Selasa 17 Oktober 2023. Setelah 22 tahun beroperasi Transmart Lebak Bulus mengumumkan tutup permanen per 1 November 2023 dan dialihkan ke gerai Transmart Cilandak yang disebabkan karena berakhirnya masa kontrak dengan pemilik lahan gedung. Tempo/Tony Hartawan
Di Tengah El Nino, Transmart Catat Peningkatan Penjualan AC dan Kipas Angin

Perusahaan ritel Transmart mencatat peningkatan penjualan untuk produk elektronik AC dan kipas angin di tengah El Nino.