TEMPO.CO, Jakarta - Kebanyakan orang pasti ingin dianggap ramah dan perhatian terhadap orang lain. Ketika bersikap positif, maka aura yang terpancar juga akan lebih baik dan menarik bagi orang lain.
Meski begitu, menyenangkan orang lain bisa dibilang gampang-gampang susah. Sering kali kita melakukan sesuatu yang bersifat negatif buat orang lain. Parahnya, kita sering tidak menyadari sampai akhirnya harus ada seseorang yang menegur.
Memiliki perangai yang dianggap buruk oleh orang lain dapat menyebabkan kita tak disukai atau bahkan dijauhi. Berikut beberapa kebiasaan buruk itu, dilansir dari Purewow.
#Mengucilkan orang lain ketika berdiskusi
Menolak ide orang lain dengan mengatakan bahwa ide mereka buruk tentu saja bukan hal baik untuk dilakukan. Namun, tanpa terang-terangan mengatakan tidak menyukai ide mereka, sering kali kita melakukan hal-hal nonverbal yang mengimplikasikan penolakan tersebut secara tidak sopan. Misalnya, ketika rekan kerja mengutarakan idenya, Anda malah menatap laptop dan sibuk dengan urusan sendiri atau malah memotong pembicaraannya di tengah.
Meski pun sepele, perilaku tersebut tidak baik dan dapat membuat orang lain merasa tidak dihargai. Beri sedikit anggukan atau senyuman untuk membuat rekan menyadari bahwa Anda menghargai opininya, sehingga diskusi akan lebih produktif dan positif.
Ilustrasi pria melakukan presentasi. Shutterstock
#Terlalu banyak mengeluh
Curhat dengan sahabat memang mengasyikkan. Namun, kerap kali ketika bertemu, Anda malah menumpahkan segudang masalah kepada mereka dengan berbagai keluhan kantor, percintaan, atau malah tentang keluarga di rumah. Alih-alih melakukan temu kangen, Anda malah membuat mereka seakan-akan menjadi 'tong sampah' dari semua keluhan.
Kebiasaan ini bisa membuat Anda dicap sebagai tukang mengeluh dan dianggap egois karena pembicaraan hanya bekisar pada diri dan masalah sendiri. Daripada membuang 'sampah' kepada sahabat yang dapat menciptakan aura negatif, lebih baik rencanakan liburan bersama atau bahas hal-hal menarik lain.
#Menggosipkan orang lain
Mendengarkan gosip adalah salah satu rutinitas seru dan membuat penasaran, terutama bagi wanita. Apalagi, jika bahan gosip tersebut adalah orang yang Anda benci mengalami hal buruk, seperti si A yang baru putus dari kekasihnya atau si B yang gagal menikah. Merasa senang dengan penderitaan orang lain adalah hal manusiawi.
Perilaku yang disebut dengan istilah Schadenfreude ini dapat menjadi pengalihan dari masalah-masalah yang Anda alami. Kerena itu, menggosipkan tentang keburukan orang lain terasa melegakan dan menyenangkan. Namun, daripada menjelekkan orang lain, lebih baik fokuskan energi kepada diri sendiri untuk meningkatkan kualitas diri.
Ilustrasi wanita kesal dengan pasangannya yang asyik dengan telepon seluler. shutterstock.com
#Selalu mengatakan sibuk
Hampir semua orang memiliki kesibukan setiap waktu. Wajar jika Anda mengeluhkan sibuknya hidup pada teman atau keluarga. Namun, jika keseringan, keluhan tersebut malah dianggap sebagai kesombongan yang memperlihatkan betapa produktif dan suksesnya hidup Anda. Apalagi, jika menumpahkan keluhan kesibukan ini kepada teman atau keluarga yang jarang ditemui. Hal ini akan dilihat sebagai alasan untuk menghindari mereka. Simpan keluhan dan bicaralah tentang hal-hal lebih menyenangkan untuk dibahas dengan orang-orang yang Anda cintai.
#Mencampuradukkan karir dan kehidupan pribadi
Ketika mengalami hari buruk di kantor, pasti sulit untuk tidak menumpahkannya pada orang yang dicintai. Hasilnya, sepulang kerja, pasangan malah diteror dengan keluhan-keluhan tentang bos atau rekan kerja yang menyebalkan. Sebaliknya, ketika mengalami masalah di rumah, rekan kerja harus mendengarkan curhatan atau malah terkena imbas gara-gara suasana hati jelek Anda yang terbawa dari rumah.
Sering kali, kita tidak sadar telah mencampuradukkan urusan rumah dan pekerjaan. Belajar untuk memisahkan kedua hal tersebut dengan memfokuskan pikiran kepada hal-hal positif dan menyenangkan yang dialami di rumah atau kantor.
#Terlalu banyak bicara
Salah satu karakter orang yang ramah adalah senang berbicara. Banyak interaksi dengan orang lain akan membuat mereka menilai Anda sebagai orang yang supel atau mudah bergaul. Namun, terlalu banyak bicara dapat membuat orang lain merasa kesal, apalagi jika Anda tidak memberikan kesempatan mereka untuk berbicara. Alih-alih ramah, Anda malah akan dipandang narsis dan egois. Hargai mereka dengan memberi kesempatan untuk berbicara.