Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masih Mengisap Rokok Elektronik? Simak Dulu Kata Dokter Paru Ini

Reporter

image-gnews
Pria menghisap rokok elektrik. cloudfront.net
Pria menghisap rokok elektrik. cloudfront.net
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pembahasan mengenai bahaya rokok elektronik atau seperti tak ada habisnya. Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto, mengatakan rokok elektronik jauh lebih berbahaya daripada rokok biasa karena mengandung bahan toksik lain yang bersifat iritatif.

"Rokok elektronik sama saja dengan rokok biasa karena mengandung nikotin yang menyebabkan kecanduan dan bahan karsinogenik yang dapat memicu kanker," kata Agus dalam jumpa pers yang diadakan Komite Nasional Pengendalian Tembakau di Jakarta, Selasa, 24 September 2019.

Agus mengatakan bahan toksik lain yang terdapat pada rokok elektronik bersifat iritatif, toksik, dan dapat menyebabkan induksi peradangan pada paru. Menurutnya, berdasarkan penelitian Departemen Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Persahabatan pada 2018 terhadap 71 subyek laki-laki, 34 adalah pengguna rokok elektronik dan 37 bukan pengguna, 76,5 persen laki-laki pengguna rokok elektronik memiliki ketergantungan terhadap nikotin.

"Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan di banyak negara, cairan rokok elektronik meningkatkan peradangan dan peningkatan infeksi virus pada sel epitel saluran napas manusia," tuturnya.

Rokok elektrik. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kasus-kasus gangguan paru pada pengguna rokok elektronik di beberapa negara juga terjadi dalam waktu yang relatif singkat, hanya dalam hitungan bulan, bahkan minggu, sejak rokok elektronik digunakan pertama kali.

Hal itu berbeda dengan rokok biasa, yang dampaknya terhadap kesehatan baru akan terlihat dalam waktu lama, hingga bertahun-tahun. Dari berbagai kasus di luar negeri maupun di Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa rokok elektronik meningkatkan gejala gangguan pernapasan dan risiko asma.

"Rokok elektronik juga menjadi faktor risiko kejadian pneumotoraks dan berhubungan dengan berbagai tipe pneumonitis dan gangguan pernapasan akut berat," katanya.

Agus menjadi salah satu narasumber jumpa pers bertema “Rokok Elektronik Makan Korban” yang diadakan Komite Nasional Pengendalian Tembakau. Selain Agus, narasumber lain adalah Wakil Sekretaris Jenderal I Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki), Aryo Suryo Kuncoro, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam (PAPDI), Eka Ginanjar, Sekretaris Bidang Hubungan Masyarakat dan Kesejahteraan Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Catharine Mayung Sambo, pegiat Green Crescent Indonesia, Hari Nugroho, dan Ketua Badan Khusus Pengendalian Tembakau Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Widyastuti Soerojo.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

7 hari lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.


Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

11 hari lalu

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

Winter Aespa alami pneumotoraks dapat berupa kolaps paru total atau kolaps sebagian paru saja. Berikut beberapa tipe penyakit ini.


Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

11 hari lalu

Winter Aespa. Instagram
Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

12 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

15 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

21 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

Dokter menjelaskan batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah gejala utama TBC, waspadalah.


Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

26 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

Pulmonolog membagi tips untuk menjaga kesehatan paru-paru dan sistem pernapasan sepanjang hayat. Berikut di antaranya.


Mengenal Penyakit Popcorn Lung, Gangguan Pernapasan Akibat Menghirup Zat Kimia pada Makanan

13 Februari 2024

Ilustrasi fibrosis paru-paru. Shutterstock
Mengenal Penyakit Popcorn Lung, Gangguan Pernapasan Akibat Menghirup Zat Kimia pada Makanan

Gejala penyakit popcorn lung sering terjadi 2 hingga 8 minggu setelah sakit atau terpapar bahan kimia berbahaya.


Ji Chang Wook Minta Maaf Usai Kontroversi Merokok dalam Ruangan

11 Februari 2024

Ji Chang Wook dalam drama Welcome to Samdal-ri. Dok. Netflix
Ji Chang Wook Minta Maaf Usai Kontroversi Merokok dalam Ruangan

Ji Chang Wook melalui agensinya mengakui perbuatan itu dan meminta maaf


6 Fakta TBC Di Indonesia, Pernah Hampir Sejuta Kasus Hingga Ada di Candi Borobudur

3 Februari 2024

Petugas saat melihat hasil pemeriksaan Rontgen Thorax milik warga saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
6 Fakta TBC Di Indonesia, Pernah Hampir Sejuta Kasus Hingga Ada di Candi Borobudur

Kasus TBC sudah ada sejak abad ke-8. Pernah mencapai 969.000 kasus setahun.