TEMPO.CO, Jakarta - Akmal Arief Fauzi dari Institut Jantung Negara (IJN) Malaysia mengajak masyarakat di Indonesia memiliki kesadaran melakukan deteksi dini penyakit jantung sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia.
"Jika tanda-tanda diketahui lebih awal maka bisa ditangani lebih awal karena ada tanda-tanda yang terlihat dan tidak terlihat," kata Akmal.
Menurutnya, ada dua faktor yang berpeluang menyebabkan risiko penyakit jantung yang perlu diketahui masyarakat. Pertama, faktor usia. Begitu tela menginjak usia 40 tahun, minimal harus melakukan perawatan kesehatan jantung setahun sekali.
"Seperti saluran air, saat dipasang awal-awal lancar, tetapi lama-lama setelah lima hingga 30 tahun aliran air akan tersumbat. Sama juga saluran darah, begitu usia meningkat memiliki risiko tersumbat sehingga mengakibatkan penyakit jantung," jelasnya.
Faktor penyakit jantung selanjutnya yang perlu diwaspadai adalah aspek keturunan, baik dari ayah maupun ibu.
"Jika orang tua sudah ada riwayat penyakit jantung, maka sekali lagi kita harus menjalani pemeriksaan rutin, apalagi kalau usia sudah 40 tahun," katanya.
Terkait pencegahan dan penanganan penyakit jantung, IJN akan meningkatkan kerja sama dengan rumah sakit di Indonesia. "Kami akan memperbanyak kerja sama dengan rumah sakit-rumah sakit di Indonesia karena kami tahu penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu di dunia," ujar Akmal.
Ia menyebutkan selama ini IJN telah bekerja sama dengan RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dan RS Cipto Mangunkusumo. MenurutAkmal, kerja sama tersebut penting dilakukan sebagai upaya tukar pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis dan prosedur terbaru penanganan dan pencegahan penyakit jantung, termasuk riset dan kerja sama antardokter.
Lebih dari 40 dokter spesialis jantung di Indonesia mendapatkan pelatihan di IJN. IJN maupun rumah sakit yang ada di Indonesia juga perlu mengampanyekan bahwa pencegahan dengan melakukan deteksi dini penyakit jantung lebih penting daripada perawatan.
"Kita perlu bekerja sama karena kalau kita lihat penyakit ini merupakan penyakit yang harus kita berikan kesadaran untuk masyarakat, jangan sampai perawatan karena penegahan lebih penting," paparnya.