TEMPO.CO, Jakarta - Tak sedikit masyarakat yang takut saat melihat orang di sekitar flu sebab, seperti yang disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus corona yang sangat menghebohkan dunia itu ditularkan lewat percikan cairan. Tak heran, orang yang sedang flu akan sangat diwaspadai karena berpotensi menyebarkan virus yang awalnya bermula di kota Wuhan, Cina, pada Desember 2019.
Menanggapi hal ini, dokter spesialis paru di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Raden Rara Diah Handayani, mengatakan flu memang perlu diawasi. Meski begitu, flu yang terjadi tidak selalu menandakan adanya virus corona, bisa juga flu biasa atau influenza.
Lalu bagaimana cara membedakannya? Diah mengatakan keduanya akan memberikan tanda yang sama.
“Selain bersin, flu karena influenza dan corona akan disertai gejala demam, batuk, dan kelelahan,” katanya dalam media briefing di Jakarta pada 4 Februari 2020.
Menurutnya, yang membedakan adalah tingkat risiko dari orang yang sedang flu tersebut. Apabila orang terdekat punya riwayat perjalanan ke Cina ataupun negara-negara lain yang telah dikonfirmasi positif virus corona, maka flu tersebut sangat mungkin disebabkan oleh novel coronavirus (nCov).
“Riwayat perjalanan di sini maksudnya 2-14 hari setelah pulang, lalu flu,” ungkapnya.
Apabila orang di sekitar, misalnya di rumah, kantor, atau kompleks tempat tinggal ada yang flu, namun tidak memiliki riwayat perjalanan demikian, Diah mengimbau agar masyarakat tak khawatir.
“Langsung berpikiran positif saja bahwa dia flu biasa karena sekarang sedang musim pancaroba juga. Sedikit-sedikit panas dan hujan sehingga meningkatkan risiko flu,” jelasnya.
