Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Jenis Terapi Penyakit Ginjal Kronik, Cek yang Terbaik

image-gnews
Ilustrasi penyakit ginjal (Pixabay.com)
Ilustrasi penyakit ginjal (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu masalah kesehatan yang banyak menyerang masyarakat di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sebanyak 3,8 juta orang menderita penyakit ini.

Apabila tidak segera diobati, PGK pun dapat menyebabkan gagal ginjal yang pada akhirnya bisa mengakibatkan kematian. Tentu hal tersebut tidak ingin dialami oleh pasien ginjal kronik. Untuk itu, ada tiga jenis terapi yang bisa dilakukan guna mengatasi masalah kesehatan ini.

Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI), Aida Lydia, menyebutkan bahwa ketiganya adalah hemodialisis (cuci darah), peritoneal dialisis (CAPD), dan transplantasi ginjal. Namun, jika harus memilih, terapi manakah yang paling efektif dan terbaik?

Aida pun menjelaskan beberapa sisi positif dan negatif dari masing-masing terapi. Untuk cuci darah, memang ini dari segi harga sangat murah lantaran pengobatannya bisa ditanggung oleh pemerintah.

“Ini masuk dalam BPJS. Tapi kekurangannya kita harus ke rumah sakit 2-3 kali seminggu, pasti melelahkan dan makan waktu,” katanya dalam acara Media Briefing Hari Kesehatan Ginjal di Jakarta pada 11 Maret 2020.

Sedangkan untuk CAPD, dokter spesialis penyakit dalam itu mengatakan sangat cocok bagi yang mobilitasnya tinggi sebab pasien bisa melakukan tindakan sendiri dengan memasukkan cairan ke dalam perut untuk dijadikan filter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Tapi, buruknya dia harus rajin karena cairan diganti empat kali sehari. Kondisi fisik juga harus sehat, khususnya organ jantung,” jelasnya.

Yang terakhir adalah transplantasi ginjal. Aida menjelaskan bahwa ini sangat baik untuk dilakukan. Namun, kelemahannya adalah harga yang tidak murah dan sulitnya mencari pendonor. “Karena donor ginjal sejauh ini masih mengandalkan orang yang hidup. Biayanya juga mahal sekali karena membutuhkan peralatan yang terintegrasi,” pungkasnya.

Namun jika harus memilih yang terbaik, Aida pun menyarankan transplantasi sebab bisa mengganti fungsi ginjal seutuhnya. Misalnya, untuk mengatur keseimbangan dan elektrolit tubuh dengan sempurna.

“Angka keberhasilan hidup untuk satu tahun juga 90 persen dan sebagian besar pasien yang sudah transplantasi ginjal tidak akan bermasalah dan harus cuci darah lagi,” tuturnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sering Disisihkan dari Piring Makan karena Pahit, Ketahui Manfaat Luar Biasa Pare

3 hari lalu

Ilustrasi oseng pare tempe. Cookpad/Tri Yunianti
Sering Disisihkan dari Piring Makan karena Pahit, Ketahui Manfaat Luar Biasa Pare

Pare merupakan salah satu sayuran yang menyimpan beragam manfaat kesehatan yang luar biasa.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

4 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Aneka Bahaya Menahan Kencing, Termasuk pada Ginjal

9 hari lalu

Ilustrasi menahan pipis atau kencing. Shape.com
Aneka Bahaya Menahan Kencing, Termasuk pada Ginjal

Jangan sering menahan kencing karena banyak dampaknya bagi kesehatan, salah satunya anyang-anyangan. Apa lagi?


Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

19 hari lalu

Ilustrasi mudik dengan bus. TEMPO / Hilman Fathurrahman W'
Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

Penderita penyakit ginjal diminta berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter terkait sebelum meminum obat untuk mabuk perjalanan saat mudik Lebaran.


Inilah Faktor Risiko dan Pencegahan Penyakit Batu Ginjal

26 hari lalu

Batu ginjal.
Inilah Faktor Risiko dan Pencegahan Penyakit Batu Ginjal

Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan pencegahan yang sesuai, risiko terjadinya batu ginjal dapat diminimalkan.


4 Jenis Batu Ginjal dan Cara Terbentuknya

26 hari lalu

Batu ginjal.
4 Jenis Batu Ginjal dan Cara Terbentuknya

Dalam kebanyakan kasus, batu ginjal terbentuk karena penurunan volume urine atau peningkatan mineral pembentuk batu dalam urine.


Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

26 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Dua kondisi umum yang terjadi pada ginjal adalah penyakit gagal ginjal dan batu ginjal. Meskipun melibatkan gangguan pada ginjal, ada perbedaan signifikan dari dua jenis penyakit ini.


Seorang Wanita Cedera Ginjal setelah Meluruskan Rambut, Ini Sebabnya

29 hari lalu

Ilustrasi perempuan perawatan rambut di salon. Foto: Freepik.com/Prostooleh
Seorang Wanita Cedera Ginjal setelah Meluruskan Rambut, Ini Sebabnya

Seorang wanita muda mengalami cedera ginjal setelah melakukan pelurusan rambut di salon. Penyebabnya kandungan zat berbahaya pada produk.


Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

30 hari lalu

Ilustrasi semur jengkol. Bango.co.id
Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

Pakar penyakit dalam menyebut ginjal bisa terganggu hambatan kimiawi seperti etilen glikol hingga kebanyakan makan jengkol.


Olahraga untuk Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Dianjurkan Guru Besar FKUI

30 hari lalu

Ilustrasi pria berenang. mirror.co.uk
Olahraga untuk Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Dianjurkan Guru Besar FKUI

Guru besar FKUI menyarankan penderita penyakit ginjal kronis berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga yang tepat.