TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona yang merebak di dunia, termasuk Indonesia, membuat kita harus berdiam diri di rumah. Mungkin ada beberapa orang yang sudah satu minggu berada di kediamannya, ada pula yang bahkan telah sebulan tidak keluar rumah.
Sayangnya, situs Health Line mengabarkan bahwa aktivitas yang dibatasi di dalam rumah ini bisa menimbulkan cabin fever atau demam kabin. Sesuai dengan namanya, ini adalah masalah kesehatan mental yang ditandai dengan stres berkepanjangan dan trauma berat akibat terlalu lama di rumah.
Ada gejala yang sering muncul sebelum seseorang mengalami demam kabin. Ini termasuk rasa gelisah, lesu, sedih, depresi, kurang sabar, sulit bangun tidur, gemar makan, semangat menurun, putus asa.
Sebagai bentuk pencegahan, situs Very Well Mind pun mengimbau agar masyarakat senantiasa berjemur di pagi hari. Entah dari balkon, jendela, halaman, atau taman rumah, sinar matahari pagi yang diserap tubuh lewat berjemur bisa membantu mengatur siklus alami tubuh dan melepaskan endorfin sehingga rasa stres berkurang.
Menghindari konsumsi makanan cepat saji juga ampuh mencegah cabin fever sebab makanan tersebut dikenal tinggi gula dan garam yang dapat mempengaruhi tingkat energi dan semangat. Tak heran menjaga gizi seimbang ditambah dengan minum air putih yang banyak bisa membuat tubuh lebih bahagia.
Selain itu, demam kabin juga bisa dicegah dengan terus merangsang kerja otak. Para ahli berpendapat ini dilakukan lewat mengisi teka-teki silang, bermain catur, atau membaca buku sebab aktivitas yang memicu pikiran dapat membuat otak bergerak maju dan akhirnya mengurangi perasaan terisolasi dan tidak berdaya.