TEMPO.CO, Jakarta - Fertilitas adalah kunci utama bagi setiap pasangan yang ingin memiliki keturunan. Sayangnya, ada saja kemungkinan diantara pria maupun wanita untuk menjadi infertil atau kurang subur.
Tak jarang berbagai mitos dan fakta seputar infertilitas pada pria ini beredar di tengah masyarakat. Agar tidak salah kaprah, Dokter Spesialis Andrologi di Pusat Fertilitas Bocah Indonesia, Tiara Kirana pun meluruskan beberapa diantaranya.
Mitos pertama: Ciri sperma yang subur itu kental
Tiara menjelaskan bahwa banyak sekali masyarakat yang percaya bahwa sperma yang kental pasti subur. Padahal, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebab, sperma yang terlalu kental justru bisa menyebabkan masalah karena sifat utama cairan air mani seharusnya liquefaksi atau meleleh.
“Tapi perlu diingat, terlalu cair juga tidak baik karena bisa mengganggu pergerakannya ke sel telur. Jadi intinya, tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair. Namun konsentrasi ini juga tidak bisa dilihat secara kasat mata. Cara mengetahuinya hanya lewat cek laboratorium,” katanya dalam IGTV bersama @roryasyari pada 25 September 2020.
Mitos kedua: Sering masturbasi bisa menyebabkan infertilitas
Menurut Tiara, intensitas masturbasi tidak akan berpengaruh sama sekali untuk masa depan. Dengan kata lain, masturbasi sangat aman dan tak akan mengganggu fertilitas. Meski demikian, bagi mereka yang sedang dalam program hamil (promil), memang akan memberi pengaruh.
“Kalau sedang promil, masturbasi terlalu sering bisa mengganggu kualitas dan konsentrasi sperma yang nantinya diberikan kepada istri. Jadi baiknya jangan sering masturbari dulu khusus yang promil. Selebihnya, aman,” katanya.
Mitos ketiga: Tidak ada masalah bagi pria tua untuk memiliki keturunan
Banyak yang beranggapan bahwa walaupun seorang pria sudah tua, namun kalau spermanya masih ada, pasti bisa membuahkan dan hasilnya baik-baik saja. Sayangnya, Tiara tidak menyetujui hal tersebut. Sebab dalam proses pembuahan, paternal aging juga berperan penting.
“Kalau terlalu tua, materi genetik bisa menurun kualitasnya. Berbicara soal tua, secara internasional sendiri sedang diusulkan sebaiknya untuk mendapatkan keturunan itu di usia kurang dari 39 sampai 40 tahun supaya hasil pembuahannya sempurna,” katanya.
Mitos keempat: Bersepeda tidak ada hubungannya dengan infertilitas
Di tengah pandemi, banyak sekali masyarakat yang mulai aktif bersepeda. Hal tersebut pun meningkatkan rasa penasaran tentang hubungan sepeda dan fertilitas. Pasalnya banyak yang beranggapan bahwa bersepeda menyebabkan infertilitas itu hanya mitos belaka. Padahal, itu benar adanya.
Tiara mengatakan bahwa pria yang bersepeda lebih dari setengah jam setiap hari memiliki risiko untuk menjadi infertil. “Ini karena terjadi tekanan yang terlalu banyak di buah zakar. Tekanan tersebut juga menciptakan suhu panas sehingga mempengaruhi perkembangan sperma. Karena untuk pembentukan sperma dibutuhkan suhu dingin 3-4 derajat di bawah tubuh. Sperma muda peka dengan panas jadi perkembangannya akan sangat terganggu,” katanya.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | INSTAGRAM