TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kanker Sedunia diperingati setiap 4 Februari. Salah satu jenis kanker yang perlu diwaspadai adalah kanker paru. Sebab, kanker ini nyaris tidak bergejala atau penderita menganggap keluhan yang dirasakan biasa saja. Namun setelah terdeteksi umumnya kanker paru sudah masuk stadium lanjut.
Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Premier Jatinegara, Kasum Supriadi mengatakan kunci mencegah kanker adalah menerapkan gaya hidup sehat. Hindari pencetusnya, seperti mengkonsumsi junk food, kebiasaan merokok, berlebihan minum minuman beralkohol, serta obesitas. "Perubahan genetik atau mutasi DNA terkait faktor keturunan juga patut diwaspadai," kata dalam keterangan tertulis, Kamis 4 Februari 2021.
Kasum Supriadi menjelaskan, jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis kanker paru, sebaiknya anggota kelarga lain menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi gejala kanker sedini mungkin. Kasum menjelaskan, terdapat serangkaian proses mendeteksi kanker paru.
Mulai dari anamnesa atau wawancara dokter dengan pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang berupa cek dahak dan biopsi jaringan paru, foto rontgen dada, CT scan paru dengan zat kontras, bronkoskopi atau endoskopi paru. Salah satu diagnosis kanker paru jika terdeteksi sel tumor yang terdapat pada pada saluran pernapasan, parenkim paru, atau pembungkus paru.
"Setelah serangkaian proses pemeriksaan terdeteksi pasien mengidap kanker paru, maka dokter paru akan menentukan tindakan medis yang sesuai," kata Kasum. Jika diagnosis sudah tegak, Kasum menyarankan keluarga memastikan pasokan oksigen pasien dengan memantau tanda vital pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi, dan saturasi oksigen.
Apabila terlihat perubahan signifikan, segera konsultasi ke dokter untuk menentukan apakah pasien perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit atau tidak. Pasien kanker paru stadium 4, menurut Kasum, memiliki angka progresifitas atau stadium lanjut yang cepat. "Mereka ini rata-rata dilaporkan meninggal dunia dalam jangka waktu kurang dari enam bulan karena faktor infeksi," katanya.
Baca juga:
Gejala Awal Kanker Paru yang Sering Luput dan Perlu Diwaspadai
Untuk mencegah progresifitas sekaligus menurunkan prevalensi kanker paru, Kasum mengajak masyarakat meningkatkan literasi kesehatan tentang kanker paru. Caranya, mengetahui gejala walaupun tidak semua kanker menunjukkan gejala dini, tahapan penyembuhan, hingga cara memperlakukan pasien kanker demi membantu proses penyembuhannya.
Dalam peringatan Hari Kanker Sedunia, data Global Burden of Cancer Study atau GLOBOCAN tahun 2018 menunjukkan sekitar 26.069 orang Indonesia meninggal karena kanker paru setiap tahunnya. Pada tahun itu, tercatat 30.023 kasus kanker paru yang baru. Angka kematian kanker paru mencapai 19,3 persen dibandingkan total kematian dari seluruh jenis kanker.