Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penderita Mata Minus Semakin Banyak, Tidak Cukup Hanya Atasi dengan Nutrisi

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi anak dan kacamata/masalah penglihatan. Pexels.com
Ilustrasi anak dan kacamata/masalah penglihatan. Pexels.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Prevalensi miopia (disebut pula rabun jauh atau mata minus) terus meningkat. Pandemi COVID-19 memberi pengaruh pada penambahan kasus miopia. Ketua Layanan JEC Myopia Control Care Gusti G. Suardana mengatakan di samping genetik, faktor risiko miopia lainnya adalah gaya hidup. "Tak bisa dipungkiri, pandemi COVID-19 mengubah perilaku masyarakat. Aktivitas di luar ruangan jauh berkurang, sementara kelekatan terhadap gawai berlayar semakin tinggi. Anak-anak belajar jarak jauh secara daring, sedangkan kelompok dewasa juga bertumpu pada gadget untuk bekerja dan bersosialisasi. Artinya, semua kalangan usia semakin berpotensi terserang miopia,” katanya pada peluncuran layanan terbaru Myopia Control Care pada 23 Februari 2021.

Gusti mengatakan Bukan saja saja membuat penderitanya tak nyaman ketika beraktivitas, jika tidak segera diatasi, miopia bisa menyebabkan komplikasi lanjutan seperti mata malas, katarak, glaukoma, dan retina lepas. Bahkan, sampai kebutaan. Karenanya, gejala miopia yang terkesan remeh (antara lain: sering memicingkan mata saat melihat, kesulitan memandang jauh ketika berkendara, sering mendekatkan mata ke layar TV atau ponsel, mata terasa lelah dan tegang, serta kerap mengucek mata) patut diwaspadai. Pemeriksaan mata secara berkala (minimal 6-12 bulan sekali) menjadi kunci.

Tentu saja makan makanan bergizi baik untuk pencegah rabun jauh. Namun mencegah rabun jauh hanya dengan nutrisi saja tidak cukup. "Gaya hidup juga harus disesuaikan. Bila hanya makan makanan bergizi saja, manfaatnya tidak tampak," kata Gusti.

Ia sangat menyarankan untuk menyeimbangkan makan makanan bergizi, ditambah dengan perubahan gaya hidup. Beberapa kegiatan yang bisa mencegah penambahan miopia adalah dengan bermain di luar, menggunakan gadget terjadwal, jarak baca diatur. "Kalau semua dilakukan, kecepatan penambahan rabun jauh tidak akan cepat.

Gusti pun mengingatkan pencegahan rabun jauh bisa dilakukan sejak anak masih sangat muda. Misalnya dengan tidak memberikan anak usia 2 tahun ke bawah menonton televisi. Lalu anak usia 2 tahun ke atas, maksimal 40 menit waktu menontonnya secara regular per hari. "Jadi bukan Senin sampai Jumat tidak boleh nonton, tapi Sabtu dan Minggu boleh nonton seharian. Salah," katanya.

Pembiasaan pencegahan rabun jauh sejak kecil sangat penting dilakukan. Orang tua pun diminta tidak berpikir bahwa tidak masalah bila anak mengalami rabun jauh karena bisa diatasi dengan lasik. "Pola pikir seperti itu (nanti bisa dilasik) salah. Walau sudah dilasik kerusakan yang sudah terjadi tidak bisa diperbaiki. Targetnya, jangan sampai anak itu minus lebih dari 5," kata Gusti.

Baca: Tips Mencegah Mata Minus atau Silinder pada Anak

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengingatkan bahwa bila mata seseorang mengalami rabun jauh parah sejak kecil, semakin cepat pula orang itu bisa alami masalah katarak. Katarak merupakan penyakit mata yang ditandai dengan mengeruhnya lensa mata, sehingga membuat penglihatan kabur.

Wakil Ketua JEC Myopia Control Care Damara Andalia pun menambahkan bahwa penting sekali orang melakukan pengecekan mata secara rutin. "Sangat disarankan sedini mungkin pemeriksaan. Selama minus kecil, akan dilihat intervensi dan terapi apa yang paling cocok," katanya.

JEC Myopia Control Care menawarkan layanan dari tahapan awal: konsultasi dan screening mata, hingga langkah-langkah treatment berdasarkan tingkatan kebutuhan dan usia (anak-anak hingga dewasa). Mulai pemberian vitamin, terapi obat tetes mata, anjuran penggunaan kacamata yang terkustomisasi, terapi lensa kontak (Ortho-K, RGP Lens, Scleral Lens), sampai koreksi refraksi dengan LASIK/ReLEx® SMILE.

Gejala Rabun Jauh/JEC

Pasien miopia mempunyai beragam pilihan penanganan untuk mengatasi kondisinya. Tentunya, pilihan penanganan didasarkan pada level miopia serta didahului dengan pemeriksaan yang mendalam. Contohnya, terapi Atropin 0,01 persen, bisa membantu menghambat perkembangan mata minus pada anak-anak usia di bawah 15 tahun. Ada juga, terapi lensa kontak khusus Ortho-K yang dikenakan pada malam hari untuk membantu pasien terbebas dari penggunaan kacamata selama aktivitas keesokan harinya. "Ortho-K dapat digunakan pada semua usia, sejak usia 5 tahun sekalipun. Sementara, LASIK/ReLEx® SMILE - yang membutuhkan waktu tindakan hanya beberapa detik, disarankan bagi penderita mata minus tinggi berusia di atas 18 tahun,” kata Damara Andalia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyebab Mata Berkedip Terlalu Sering, Waspadai Kondisi Serius

4 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. Shutterstock
Penyebab Mata Berkedip Terlalu Sering, Waspadai Kondisi Serius

Mata berkedip terlalu sering bisa menjadi gejala berbagai masalah kesehatan dan mungkin saja serius dan perlu penanganan dokter, jangan abaikan.


Tips Perawatan Lensa Kontak

8 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata/Precision1
Tips Perawatan Lensa Kontak

Lensa kontak menjadi salah satu pilihan alat bantu penglihatan yang kian populer di kalangan masyarakat. Ini tips perawatan lensa kontak.


4 Tips Atasi Masalah Kantung Mata

17 hari lalu

Ilustrasi wanita menunjukkan kantung mata. Freepik.com/@8photo
4 Tips Atasi Masalah Kantung Mata

Kantung mata dapat disebabkan oleh faktor seperti penuaan, genetika, alergi, asap rokok, diet yang buruk, atau konsumsi garam yang berlebihan.


5 Tips Atasi Mata Panda

17 hari lalu

Ilustrasi mata panda. Pexels/Ekaterina Bolovtsova
5 Tips Atasi Mata Panda

Paparan sinar matahari yang berlebihan juga bisa memperburuk kondisi mata panda Anda.


Kenali Perbedaan Mata Panda dan Kantung Mata

17 hari lalu

Ilustrasi mata panda. Cinebuster.in
Kenali Perbedaan Mata Panda dan Kantung Mata

Rasa lelah dan juga berkurangnya waktu tidur selalu dikaitkan dengan munculnya mata panda hingga kantung mata. Apa bedanya?


7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

18 hari lalu

Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia
7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.


3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

38 hari lalu

Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi
3 Mitos Terkait Gerhana Matahari dan Penglihatan serta Faktanya

Berikut tiga mitos terkait gerhana matahari dan penglihatan serta faktanya. Lindungi selalu mata saat menontonnnya.


4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

40 hari lalu

Warga lanjut usia memeriksakan matanya dalam pelayanan kesehatan gratis di Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (31/1). Pemeriksaan diberikan kepada kalangan warga lanjut usia kurang mampu untuk mencegah bertambahnya angka kebutaan di Indonesia, khususnya perkotaan. TEMPO/Tony Hartawan
4 Masalah Mata yang Mulai Mengganggu di Usia 40-an

Setelah usia mencapai 40-an, risiko masalah mata pun meningkat dan perlu diwaspadai. Berikut empat masalah tersebut.


Tips Jaga Kesehatan Mata saat Puasa Ramadan

54 hari lalu

Ilustrasi mata kering. shutterstock.com
Tips Jaga Kesehatan Mata saat Puasa Ramadan

Berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata saat puasa Ramadan agar tak ada masalah serius pada penglihatan.


Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

58 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mata, Bahaya Jika Didiamkan

Ada beberapa gejala diabetes yang terdeteksi di mata dan bila didiamkan akan menyebabkan kehilangan penglihatan.