TEMPO.CO, Jakarta - Hilang ingatan bisa jadi bagian gejala yang timbul dari demensia. Umumnya sering dijumpai dalam penayangan sinetron seorang tokoh akan lupa kepada saudaranya atau lupa bagaiamana arah jalan pulang ke rumah.
Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) penyakit demensia atau populernya disebut pikun suatu penyakit dengan adanya berat fungsi otak maksudnya kemampuan kerja otak menurun. Penyakit ini tidak menunjukan kejadian yang langsung di mana tiba-tiba penderita menjadi lupa segalanya, tetapi penyakit ini berlangsung secara progresif sehingga penderita mengalami penurunan kualitas hidup.
Penyakit ini membuat penderitanya terganggu dalam hal berpikir dan mengingat. Secara psikis penderita juga mengalami kesulitan sebab mental dan emosi juga terganggu di mana turut mempengaruhi dalam hal perilaku. Walaupun sering dikaitkan dengan pertambahan usia, perlu diketahui penyakit ini juga dapat menyerang di usia produktif atau muda yang disebut Youth Onset Dementia.
Menurut Jurnal Nutrisi dan Kesehatan menjelaskan bahwa terdapat dua jenis demensia, yang paling sering dikaitkan dengan Alzhaimer. Kondisi ini menunjukkan kesadaran yang tidak stabil (kognitif) disertai kemerosotan atau deterioration ketika mengendalikan emosi juga berperilaku sosial.
Jenis demensia lainnya disebut dengan demensia vaskuler, di mana patologi penyakit ini menunjukkan gejala gangguan vaskuler salah satunya risiko ini memacu terjadi ya penyakit demensia vaskuler yakni penyakit stroke akut.
Individu dapat mencegah terjadinya risiko terjadinya demensia dengan melakukan pola hidup sehat dan memperhatikan asupan gizi. Vitamin dan mineral atau yang disebut sebagai zat gizi mikro sangat dibutuhkan oleh tubuh manfaatnya sebagai pengatur dan memperlancar proses oksidasi, memelihara fungsi normal otot dan saraf, kinerja jaringan dalam tubuh juga menunjang fungsi tubuh lainnya.
Zat gizi mikro seperti Vitamin B6, asam folat, dan B12 diketahui jika rutin dikonsumsi dapat mengurangi risiko gangguan kognitif dan demensia berperan untuk mengurangi peningkatan kadar homosistein plasma. Homosistein ini penyebab perubahan patologi mekanisme vaskuler dan neuroktosik langsung, disebut demensia vaskuler.
Manfaat vitamin B6 pada fungsi kognitif punya pengaruh terhadap fungsi memori dan jika kekurangan gizi tersebut dapat berkontribusi pada gangguan fungsi kognitif. Sedang peran vitamin C melindungi jaringan dari radikal bebas yang berdampak pada fungsi kognitif.
Begitu pula Vitamin E berfungsi sebagai donor ion hidrogen yang mampu mengubah radikal peroksil menjadi radikal tokoferol yang kurang aktif sehingga baik untuk kesehatan kognitif untuk menghindari demensia sejak usia muda.
TIKA AYU
Baca: Penyakit Demensia Bukan Mutlak Milik Lansia, Anda pun Bisa Menderita karenanya