Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Covid-19 Berdampak pada Otak, Seperti apa?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi otak. medicalnews.com
Ilustrasi otak. medicalnews.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian terbaru menemukan pasien Covid-19 dengan terapi oksigen mengalami penurunan volume grey matter atau materi abu-abu di lobus frontal otak. Penelitian awal ini dilakukan untuk melihat jumlah materi abu-abu di lapisan luar atau korteks otak pasien.

Bagaimana Covid-19 bisa menyebabkan penurunan volume grey matter di otak? Ilmuwan dari Universitas Negeri Georgia di Atlanta, Amerika Serikat, menganalisis hasil pindai CT pasien yang menjalani evaluasi gejala neurologis di satu rumah sakit wilayah Brescia, Italia. Namun, tidak semua pasien Covid-19 mengalami penurunan volume grey matter di otak.

Penelitian itu melibatkan 120 pasien, 58 orang menderita infeksi virus corona, sedangkan 62 orang lainnya tidak. Tim lalu mencocokkan kedua kelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, dan penyakit lain. Hasilnya, para peneliti tidak menemukan perbedaan signifikan dalam volume grey matter di otak antara kedua kelompok. Namun, mereka menemukan perbedaan di antara pasien Covid-19 yang mendapatkan terapi oksigen.

Pasien Covid-19 yang membutuhkan terapi oksigen mengalami penurunan volume materi abu-abu di lobus frontal dibandingkan yang tidak mendapat perawatan tersebut. Volume grey matter di otak juga ditemukan lebih rendah di daerah frontal pada pasien Covid-19 yang mengalami demam.

Materi abu-abu yang lebih rendah di wilayah otak ini dikaitkan dengan tingkat kecacatan yang lebih tinggi di antara pasien Covid-19, bahkan hingga enam bulan pascakeluar dari rumah sakit.

Menurut dokter Devia Irine Putri, penyebab penurunan grey matter pada pasien Covid-19 bisa saja disebabkan infeksi yang dialami pasien. Infeksi secara tidak langsung dapat merusak daerah otak yang teridentifikasi karena demam atau kekurangan oksigen.

“Dari laporan yang ada, penurunan volume grey matter diduga karena infeksi yang secara tidak langsung merusak bagian otak tertentu maupun karena kondisi kurangnya suplai oksigen,” katanya.

Mengapa penurunan volume grey matter di otak menjadi sorotan peneliti? Mengutip Livescience, sistem saraf pusat terdiri dari dua jenis jaringan, yaitu materi abu-abu (grey matter) dan materi putih (white matter). Materi putih berperan dalam membawa impuls dari dan ke materi abu-abu sementara grey matter berfungsi untuk memproses informasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Devia, grey matter di otak adalah bagian dalam susunan saraf yang terdiri dari banyak sel saraf dan akson yang tidak bermielin. Akson yang tidak bermielin artinya tidak ditutupi oleh protein lemak berwarna keputihan yang disebut mielin.

Selain akson, di materi abu-abu juga ditemukan sel glial (astroglia dan oligodendrosit) dan kapiler. Sel glial memberikan nutrisi dan energi ke neuron, yaitu unit kerja sistem saraf pusat yang berfungsi sebagai penghantar informasi berupa rangsangan atau impuls. Sel glial juga bekerja untuk membantu mengangkut glukosa ke otak dan membersihkan otak dari bahan kimia berlebih.

Karena sel akson pada grey matter tidak dikelilingi oleh mielin putih, mereka mengambil warna keabu-abuan alami dari sel neuron dan sel glial. Pada manusia hidup, grey matter di otak akan terlihat berwarna kecoklatan atau kemerahan karena sistem saraf punya banyak sekali pembuluh darah kecil yang disebut kapiler. Menurut Devia, penurunan volume grey matter di otak telah terbukti terlibat dalam gangguan suasana hati, seperti skizofrenia.

"Bisa berhubungan ke penyakit Alzheimer atau daya ingat, bisa juga mengarah ke gangguan mood, depresi, dan skizofrenia,” ucapnya.

Namun, penelitian tentang penurunan volume grey matter di otak ini masih sangat terbatas. Jumlah sukarelawan yang diteliti juga masih sangat minim. Oleh karena itu, belum dapat disimpulkan semua pasien Covid-19 yang demam atau mendapat terapi oksigen akan mengalami penurunan volume grey matter di otak. Jadi, masih dibutuhkan penelitian yang lebih banyak untuk menarik kesimpulan efek Covid-19 pada otak tersebut.

Baca juga: Percepat Pemulihan Pasien Covid-19 dengan Aneka Jus Berikut

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, menghadirkan anggota DPRD Labuhan Batu, Yusrial Suprianto Pasaribu dan pihak swasta Wahyu Ramdhani Siregar, resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 26 Januari 2024. KPK resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahnan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap dua orang tersangka baru Yusrial Suprianto Pasaribu dan Wahyu Ramdhani Siregar terkait Operasi Tangkap Tangan KPK terhadap empat tersangka Bupati Labuhan Batu, Erik A. Ritonga, anggota DPRD Labuhan Batu, Rudi Syahputra Ritonga, dua orang pihak swasta Efendy Sahputra dan Fazar Syahputra, dalam dugaan tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji terkait proyek pengadaan barang dan jasa dari APBD Tahun 2013 dan Tahun 2014 sebesar Rp.1,4 triliun di lingkungan Pemerintah Kabupatan Labuhan Batu. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

4 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.


Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

5 hari lalu

Ilustrasi orang lupa
Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

Dengan menerapkan tips-tips ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat meningkatkan daya ingat Anda dan mengurangi kecenderungan untuk lupa.


Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

5 hari lalu

Ilustrasi orang lupa
Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

Lupa ternyata memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak dan kreativitas Anda.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

7 hari lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

Pekerjaan paling umum dengan tuntutan kognitif tertinggi yang bantu lindungi otak dari masadalah daya ingat adalah mengajar.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.