Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ingin Berhenti Merokok, Datangi Puskesmas dan Dapatkan Layanan Gratis

Reporter

image-gnews
13-terkaitHL-ilustrasi-penyakitKarenaRokok-bebaniKeuanganNegara
13-terkaitHL-ilustrasi-penyakitKarenaRokok-bebaniKeuanganNegara
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak cara untuk melakukan terapi berhenti merokok. Salah satunya dengan berolah raga. Dengan menjaga kebugaran, kita bisa merasakan badan yang segar dan fit setelah berolah raga. Saat kita merasakan manfaat olah raga, tubuh kita bisa mencerna apa saja kebiasaan baik dan tidak baik.

Semua orang tahu, merokok bukan kebiasaan yang baik. Zat nikotin yang terkandung di dalam rokok, menyebabkan kecanduan. Seringkali kita bertekad untuk berhenti merokok, tapi efek kecanduan, membuat tekad untuk hidup sehat itu tak maksimal. Walhasil, meski kita sudah bersusah payah berolah raga dan melawan kemalasan, kebiasaan untuk berhenti merokok yang berakibat buruk untuk tubuh tetap tidak hilang.

Apalagi di masa pandemi Covid-19 yang sudah berjalan lebih dari setahun ini di Indonesia. Menurut Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Tedros Adhanom Ghebreysus, perokok berisiko 50 persen lebih tinggi terkena penyakit parah dan kematian akibat Covid-19. “Jadi berhenti adalah hal terbaik yang dapat dilakukan perokok untuk menurunkan risiko dari Covid-19, kanker, penyakit jantung, dan pernapasan,” ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi WHO pada 28 Mei 2021.

Saat ini, menurut laporan WHO, ada sekitar 780 juta orang ingin berhenti merokok. Tapi hanya 30 persen yang memiliki akses ke alat yang dibutuhkan untuk mengatasi kecanduan mental dan fisik terhadap zat nikotin yang terkandung di produk tembakau itu.

“Kami mendesak semua negara untuk memainkan peran mereka dengan bergabung dalam kampanye WHO dan menciptakan lingkungan bebas tembakau yang memberikan layanan informasi, dukungan, dan alat bagi mereka yang ingin berhenti merokok,” kata Ghebreysus.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19 di markas WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]

Apalagi,  peran pemerintah dalam mempromosikan penghentian merokok dan layanan pengobatan untuk mengatasi kecanduan ini sudah diatur dalam Kerangka Konvensi Pengendalian Tembakau atau FCTC pada pasal 14. Dalam pasal itu, negara harus mengintegrasikan intervensi tembakau ke dalam perawatan primer, membuat dan memberikan layanan konseling, menawarkan saluran bantuan berhenti secara gratis, dan memfasilitasi akses obat berhenti merokok serta kecanduan.

Meski Indonesia hingga sekarang belum meratifikasi konvensi pengendalian tembakau itu, tapi kita sudah menerapkan beberapa pasal di dalamnya, seperti pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok dan kenaikan cukai. Direktur Jenderal Bina Pemerintah Desa Kementerian Dalam Negeri Yusharto Huntoyungo pun mengatakan, pemerintah sudah mengatur pelayanan berhenti merokok di pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam target pembangunan yang ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN,  ada 50 kabupaten kota yang memberikan pelayanan berhenti merokok di puskesmas.  “Nanti sampai 2024, pelayanan berhenti merokok ini ditargetkan sebanyak 350 kabupaten kota.  Diharapkan seluruh kabupaten kota ini memiliki minimal 40 persen layanan berhenti merokok di puskesmas yang ada di situ,” kata Yusharto dalam webinar Kampanye Indonesia Berhenti Merokok pada 1 Juni 2021.

Layanan ini, tentu saja harus didukung Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok atau KTR. Menurut Yusharto, Target RPJMN mematok, sebanyak 374 kabupaten/kota sudah menerapkan KTR pada tahun ini dan meningkat menjadi 424 kabupetan kota pada 2022. “Dan ujungnya, seluruh kabupaten kota, yakni 514 akan menjadi Kawasan Tanpa Rokok,” kata dia.

Menurut dia, pemerintah sudah menargetkan turunnya prevalensi perokok anak dari dari 9,1 pada 2019 turun menjadi 8,7 di 2024. “Ini sudah menjadi indikator yang disepakati Kementerian Dalam  Negeri dalam rapat koordinasi teknis perencanaan pembangunan pada tahun ini,” ujarnya.

Menurut dia, jika target pelaksanaan KTR dan layanan berhenti merokok, serta turunnya prevalensi perokok anak tidak tercapai, ini menjadi indikator kementerian untuk menilai performa pemerintah daerah. “Untuk daerah yang tidak tercapai target, kami akan melakukan pembinaan dan pengawasan,” kata dia.

Jadi, untuk Anda yang bertekad menghilangkan kebiasaan buruk merokok atau bahkan sudah kecanduan, coba datangi puskesmas. Jangan ragu untuk bertanya apakah puskesmas itu sudah memiliki layanan berhenti merokok. Atau, jika masih bingung, bisa menghubungi layanan Quit Line Berhenti Merokok yang diadakan Kementerian Kesehatan dan dapat diakses melalui nomor telepon 0-800-177-6565 pada Senin-Sabtu pukul 8 pagi hingga empat sore.

#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker

Baca juga: Susah Berhenti Merokok, Simak Saran Dokter Berikut

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 jam lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

1 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

6 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

7 hari lalu

Ilustrasi pernikahan outdoor di Candi Prambanan. Dok. istimewa
5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

Tes kesehatan pra-nikah adalah langkah proaktif yang dapat membantu membangun dasar yang kuat untuk pernikahan yang sehat dan bahagia.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

8 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

8 hari lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.


Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

11 hari lalu

Winter Aespa. Instagram
Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

14 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

16 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

16 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.