TEMPO.CO, Jakarta - Emil Salim sangat suka membaca. Sebagai dosen, ia pun terus menimba ilmu dengan membaca melalui Ipad, komputer untuk mencari bahan kuliah. "Setiap pekan, selalu ada yang harus saya baca, sehingga modal utama saya itu mata. Kalau mata saya tidak bisa memandang, mati saya," kata Emil Salim pada webinar World Sight Day 2021, 14 Oktober 2021
Sayang, ketika ia lanjut usia, ia sempat kesulitan menggunakan indra penglihatannya. Emil Salim mengatakan pada 1995, ketika ia masih menjadi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penglihatannya terasa kabur. "Mata saya tidak bisa fokus, dan penglihatan tidak tajam. Baru ketahuan saya mengalami AMD," katanya.
Baca Juga:
Pasien dengan AMD, Emil Salim/Bayer
Edwin juga bercerita bagaimana awalnya ia mengalami masalah mata. Saat itu Maret 2012. Edwin mengatakan mata kirinya awalnya bermasalah. Tidak lama kemudian, mata kanannya pun tidak bisa memandang maksimal. Ia semakin sulit melihat televisi. Dalam pandangan matanya pun terdapat kabut yang tebal sekali.
Emil Salim dan Edwin adalah pasien Dokter Spesialis Mata Konsultan RSCM, Gitalisa Andayani. Gita menjelaskan penyakit mata yang dialami Emil Salim dan Edwin adalah Degenerasi Makula Terkait Usia alias AMD. AMD adalah penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan pada populasi lanjut usia di negara berkembang. "AMD ini penyebab kebutaan ketuga terbanyak di dunia," kata Gita dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga:
Pasien dengan AMD, Edwin/Bayer
Penyakit AMD ini dibagi menjadi 2, yaitu AMD tipe kering dan AMD tipe basah. Orang dengan AMD tipe kering mungkin memiliki endapan kuning, yang disebut drusen, di makula mereka. Beberapa drusen kecil mungkin tidak menyebabkan perubahan pada penglihatan. Tetapi ketika menjadi lebih besar dan lebih banyak, drusen mungkin meredupkan atau mendistorsi penglihatan, terutama ketika membaca. "Ketika kondisinya semakin parah, sel-sel peka cahaya di makula menjadi lebih tipis dan akhirnya mati. Dalam bentuk atrofi, seseorang bisa jadi memiliki bintik-bintik buta di tengah penglihatan. Semakin parah, seseorang mungkin kehilangan penglihatan sentral," kata Gita.
Pada AMD basah, keadaannya adalah pembuluh darah tumbuh dari bawah makula. Pembuluh darah ini bocor dan mengalirkan darah dan cairan ke retina. Penglihatan menjadi terdistorsi sehingga garis lurus terlihat bergelombang. Akan timbul juga bintik-bintik buta dan kehilangan penglihatan sentral. Pembuluh darah ini dan pendarahannya akhirnya membentuk bekas luka, yang pada akhirnya bisa menyebabkan hilangnya penglihatan sentral secara permanen. "Bila tidak diobati, kebutaan pada AMD tipe basah akan lebih cepat terjadi dibandingkan AMD tipe kering, kata Gita.