TEMPO.CO, Jakarta - Kemoterapi atau kemo merupakan pengobatan yang umum dilakukan untuk menyembuhkan kanker. Tahukah Anda apa efeknya?
Mengutip dari Healthline, Selasa, 4 Januari 2022, obat kemoterapi memang cukup kuat untuk membunuh sel kanker dengan cepat. Namun, obat itu ternyata bisa membahayakan sel-sel sehat dan menyebabkan berbagai efek samping.
Efek samping yang akan didapat pasien kanker bervariasi. Ini tergantung pada kondisi kesehatan secara keseluruhan, stadium kanker, serta jenis dan jumlah kemoterapi yang diterima.
Dilansir dari laman CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat), Rabu, 12 Mei 2021, berikut adalah efek samping kemoterapi bagi pasien kanker:
1. Neutropenia
Neutropenia adalah penurunan jumlah sel darah putih yang merupakan pertahanan utama tubuh terhadap infeksi. Efek samping ini umumnya terjadi setelah pasien kanker menerima kemoterapi. Karena itu, dokter akan memeriksa jumlah sel putih Anda selama perawatan.
Obat kemoterapi bekerja dengan membunuh sel kanker maupun sel darah putih yang sehat. Selama pengobatan, Anda mungkin memiliki lebih sedikit sel darah putih sehingga Anda lebih berisiko terkena infeksi.
Sering-seringlah mencuci tangan untuk menurunkan kemungkinan terkena infeksi selama kemoterapi. Jika Anda melihat tanda-tanda infeksi, terutama demam, segeralah hubungi dokter Anda.
2. Rambut Rontok
Beberapa jenis kemoterapi bisa membuat rambut pasien kanker menjadi rontok. Kondisi ini disebut alopecia. Rambut biasanya akan tumbuh kembali dua hingga tiga bulan setelah perawatan berakhir.
Tak heran beberapa orang memilih mencukur rambut mereka sebelum rambutnya mulai rontok. Beberapa lainnya memilih memakai topi, syal, atau wig selama perawatan kemoterapi.
3. Mual dan Muntah
Pasien kanker bisa merasa mual dan muntah selama perawatan. Terkadang, pasien bahkan merasa sakit hanya dengan memikirkan kemoterapi.
Beberapa obat-obatan bisa mengendalikan rasa mual dan membuat Anda merasa lebih baik. Jika Anda merasa mual, beritahu dokter Anda supaya bisa meresepkan obat.
Selain itu, mual bisa dikelola dengan cara lain. Misalnya dengan minum air atau ginger ale. Beberapa orang lainnya juga menggunakan teknik hipnosis, relaksasi, atau akupuntur untuk mengatasi hal ini.
4. Masalah Berpikir dan Mengingat Sesuatu
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kanker bisa menyebabkan beberapa orang mengalami kesulitan mengingat sesuatu atau berkonsentrasi. Ini sering disebut ‘otak kemoterapi’ dan bisa mempersulit pasien kanker untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari mereka.
Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan banyak tidur, membuat catatan harian, dan mengatur pengingat di handphone. Selain itu, cobalah untuk mengerjakan dan fokus pada satu tugas daripada multitasking atau mengerjakan beberapa hal dalam waktu bersamaan.
5. Sakit Kanker
Kanker dan pengobatannya bisa menyebabkan rasa sakit. Rasa sakit inilah yang bisa mempersulit pasien kanker untuk beraktivitas secara normal. Jika Anda merasa sakit, bicaralah pada dokter Anda. Kontrol nyeri merupakan bagian penting dari rencana perawatan kanker.
6. Pembekuan Darah (Deep Vein Thrombosis)
Deep Vein Thrombosis atau DVT merupakan kondisi saat gumpalan darah terbentuk di dalam vena. Gumpalan ini biasanya terbentuk di kaki bagian bawah, paha, atau panggul, tapi bisa juga terjadi di lengan.
DVT terkadang akan putus dan masuk ke paru-paru. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi memiliki risiko DVT yang lebih tinggi dibandingkan yang lain.
Itulah beberapa efek samping kemoterapi bagi pasien kanker. Selain efek samping di atas, kemoterapi juga bisa menyebabkan kelelahan, kesulitan makan, dan depresi.
AMELIA RAHIMA SARI