Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

2 Obat Antivirus Baru untuk Pasien Covid-19, Berikut Profil Obatnya

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
ilustrasi minum obat (pixabay.com)
ilustrasi minum obat (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lima organisasi profesi menerbitkan Buku Pedoman Tata Laksana Covid-19 Edisi 4 pada Rabu, 9 Februari 2022. Buku itu berisi tata cara penanganan pasien Covid-19, mulai dari mengidentifikasi gejala, perawatan, sampai terapi obat maupun non-obat yang diperlukan.

Lima organisasi profesi yang membuat buku pedoman tersebut adalah Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). "Isi buku pedoman ini sudah sesuai dengan rekomendasi profesi dan dapat dipakai pada kasus yang ringan sampai sedang, terutama untuk yang berisiko meningkatkan terjadinya perburukan," kata Ketua Umum PDPI Agus Dwi Susanto.

Dalam Buku Pedoman Tata Laksana Covid-19 Edisi 4 tak lagi tercantum empat obat dan satu terapi yang sebelumnya diterapkan untuk pasien Covid-19. Empat obat itu adalah Ivermectin, Klorokuin, Oseltamivir, dan Azithromycin. Ada pun terapinya adalah plasma konvalasen. Khusus Ivermectin, menurut Agus, dalam buku pedoman sebelumnya masih berstatus uji klinis.

Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan menjelaskan, status uji klinis berarti bukan untuk pelayanan biasa kepada pasien. Kalaupun hendak digunakan untuk pengobatan, maka penggunaannya, menurut dia, harus mengikuti panduan khusus. Empat obat dan satu terapi tersebut, dia melanjutkan, dicoret dari buku pedoman tata laksana Covid-19 karena terbukti tidak bermanfaat. Bahkan, beberapa di antaranya justru memicu efek samping serius.

Ada obat dan terapi yang dicoret, ada pula obat yang tetap, dan obat baru dalam Buku Pedoman Tata Laksana Covid-19 Edisi 4 ini. Obat yang tetap adalah Remdesivir dan Favipiravir. Sedangkan obat antivirus untuk pasien Covid-19 adalah Molnupiravir dan Nirmatrelvir atau Ritonavir atau Paxlovid.

Berikut profil Molnupiravir dan Nirmatrelvir atau Ritonair atau Paxlovid yang tercantum dalam Buku Pedoman Tata Laksana Covid-19 Edisi 4.

  • Molnupiravir
    Obat antivirus oral Molnupiravir adalah obat antivirus oral kelompok prodrug analog ribonukleusida yang secara cepat dikonversi menjadi senyawa hydroxycytidine di dalam plasma. Gugus trifosfat pada senyawa ini akan berkompetisi dengan RNA polimerase virus. Kompetisi menyebabkan mutasi pada virus terakumulasi dengan setiap siklus replikasi, sehingga virus menjadi tidak aktif.

    Studi preklinis menunjukkan Molnupiravir merupakan antiviral terhadap coronavirus. Studi pada mencit menunjukkan Molnupiravir dapat menghambat replikasi virus dan menghambat patogenesis penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Selain itu, Molnupiravir juga dapat menghalangi secara total transmisi dari hewan yang terinfeksi SARS-CoV-2 ke hewan yang sehat.

    Studi Fischer dkk menunjukkan Molnupiravir memiliki keamanan dan tolerabilitas yang baik. Efek samping yang dilaporkan di antaranya nyeri kepala, insomnia, dan peningkatan enzim transaminase. Namun efek samping lebih banyak dilaporkan pada kelompok plasebo dibandingkan kelompok Molnupiravir.

    Iklan
    Scroll Untuk Melanjutkan

    Manfaat Molnupiravir berdasarkan tinjauan pustaka sistematis yang dilakukan oleh Singh dkk, menunjukkan obat ini efektif untuk infeksi Covid-19 derajat ringan. Namun demikian kurang kurang untuk infeksi Covid-19 derajat sedang dan berat.

    Dosis yang diberikan sebanyak 800 miligram per 12 jam selama lima hari. Indikasinya, pada pasien Covid-19 dewasa dengan gejala ringan sampai sedang memiliki faktor risiko untuk menjadi gejala berat apabila memiliki komorbid hipertensi, diabetes melitus, penyakit paru kronik, obesitas, dan lainnya. Adapun kontraindikasi pemberian Molnupiravir ada pada ibu hamil, ibu menyusui, anak di bawah 18 tahun.

  • Nirmatrelvir atau Ritonair atau Paxlovid
    Nirmatrelvir atau Ritonair atau Paxlovid merupakan obat antivirus oral. Obat tersebut mengurangi angka rawat inap dan kematian berdasarkan analisis interim uji klinis fase 2/3 riset Evaluation of Protease Inhibition for COVID-19 in High-Risk EPIC-HR Patients.

    Dosis Nirmatrelvir sebanyak dua tablet per 12 jam, sedangkan Ritonavir sebanyak satu tablet per 12 jam. Keduanya diberikan selama lima hari. Obat ini dapat diresepkan untuk pasien anak dengan usia lebih dari 12 tahun dan berat badan lebih dari 40 kilogram atau pasien Covid-19 dewasa dengan gejala ringan sampai sedang.

    Kontraindikasi untuk orang yang merencanakan kehamilan, ibu hamil, dan ibu menyusui. Tidak disarankan mengkonsumsi obat ini dengan obat-obatan CPY3A clearance atau obat yang harus digunakan secara terus-menerus.

Baca juga:
Ivermectin, Oseltamivir, Azitromisin Dicoret dari Daftar Obat Covid-19

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Gabapentin, Obat untuk Epilepsi yang Sering Disalahgunakan

19 jam lalu

ilustrasi overdosis obat (Pixabay.com)
Mengenal Gabapentin, Obat untuk Epilepsi yang Sering Disalahgunakan

Gabapentin dapat mengontrol nyeri saraf tertentu dan gangguan kejang dan biasa diresepkan untuk epilepsi tapi sering disalahgunakan seperti opium.


5 Obat Asam Lambung untuk Meredakan Nyeri, Wajib Ada di Rumah

16 hari lalu

Obat asam lambung. Foto: Canva
5 Obat Asam Lambung untuk Meredakan Nyeri, Wajib Ada di Rumah

Berikut daftar obat asam lambung untuk meredakan nyeri saat sakit lambung. Namun, pastikan untuk konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya, ya.


Paus Fransiskus Antarkan Pasokan Medis ke Hutan Terpencil Papua Nugini

26 hari lalu

Para siswa berpose dengan biola di Sekolah Humaniora Holy Trinity selama kunjungan Paus Fransiskus, di Baro, dekat Vanimo, Papua Nugini, 8 September 2024. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Paus Fransiskus Antarkan Pasokan Medis ke Hutan Terpencil Papua Nugini

Paus Fransiskus terbang jauh ke dalam hutan Papua Nugini mengunjungi umat Katolik yang tinggal di salah satu daerah paling terpencil di dunia.


Jurusan Farmasi: Obat, Apotek, dan Pengaruhnya di Kehidupan Kampus

28 hari lalu

Apoteker memeriksa paket ramuan obat tradisional Tiongkok. Dok. Tempo
Jurusan Farmasi: Obat, Apotek, dan Pengaruhnya di Kehidupan Kampus

Mahasiswa jurusan farmasi di kampus ternyata bukan cuma belajar obat dan jadi apoteker. Tapi bisa membuka berbagai peluang karier yang tak terduga.


RUU Paten Dibahas di DPR, Koalisi Khawatirkan Masa Monopoli atas Obat

32 hari lalu

Suasana rapat keputusan pembahasan RUU Pilkada dengan Badan Legislasi DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024. Badan Legislasi DPR RI mengesahkan Revisi Undang-Undang (RUU) Pilkada dibawa ke rapat Paripurna untuk disahkan menjadi UU. Sebanyak delapan Fraksi DPR RI menyetujui RUU Pilkada dan hanya Fraksi PDI Perjuangan yang tak sependapat RUU tersebut dibawa ke Paripurna. TEMPO/M Taufan Rengganis
RUU Paten Dibahas di DPR, Koalisi Khawatirkan Masa Monopoli atas Obat

Indonesia AIDS Coalition (IAC) menyebut aturan yang akan memperpanjang masa monopoli adalah pada perubahan pada Pasal 4 huruf f RUU Paten.


5 Cara Mengatasi Laptop Not Responding dan Penyebabnya

38 hari lalu

Cara mengatasi laptop blank hitam. Foto: Canva
5 Cara Mengatasi Laptop Not Responding dan Penyebabnya

Berikut ini 5 cara mengatasi laptop not responding dan faktor penyebabnya. Anda bisa update perangkat hingga restart secara paksa.


Benarkah Obat Generik Tak Semanjur Obat Paten? Simak Penjelasan Berikut

41 hari lalu

Ilustrasi pembuatan obat di pabrik. Shutterstock
Benarkah Obat Generik Tak Semanjur Obat Paten? Simak Penjelasan Berikut

Apoteker menjelaskan tidak ada perbedaan yang berarti antara obat paten dan obat generik. Bahkan, keduanya memiliki kualitas yang setara.


Menlu Retno Marsudi Temui Wang Yi di Beijing, Bahas Pengembangan Vaksin Hingga Herbal

43 hari lalu

Menlu Retno Marsudi Temui Wang Yi di Beijing, Bahas Pengembangan Vaksin Hingga Herbal

Menlu Retno Marsudi akan bertemu dengan Menlu Cina Wang Yi dalam pertemuan di Beijing mulai Kamis 22 Agustus 2024


Jenis Obat dan Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan

45 hari lalu

ilustrasi obat (pixabay.com)
Jenis Obat dan Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan

Interaksi antara obat dan makanan bisa mengubah cara kerja obat tersebut secara drastis.


Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris Ajukan Negosiasi Penurunan Harga Obat

50 hari lalu

Ilustrasi obat sirup. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana/Ilustrasi
Menjelang Pilpres AS, Kamala Harris Ajukan Negosiasi Penurunan Harga Obat

Negosiasi ini diharapkan bisa menurunkan harga obat-obat yang mahal yang digunakan 60 juta lebih warga Amerika Serikat.