Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kembangkan Minat Bakat Tidak Boleh Korbankan Eksploitasi Anak

Reporter

image-gnews
Ilustrasi tiga anak perempuan bermain bersama. Unsplash/Rahmani Kresna
Ilustrasi tiga anak perempuan bermain bersama. Unsplash/Rahmani Kresna
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perlindungan terhadap eksploitasi anak harus menjadi prioritas pertama ketika orang tua mengembangkan minat dan bakat putra-putinya. Ketua Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan, upaya mengembangkan minat dan bakat anak adalah sebuah keniscayaan dan bagian dari tumbuh kembang anak.

"Tapi anak harus tetap dipenuhi haknya, dilindungi, didampingi, dan diberi batas agar mereka tidak terpeleset. Orang tua harus waspada dan mendampingi anak karena rambu-rambu yang mengatur pengembangan minat dan bakat anak masih abu-abu," katanya saat menjadi pembicara dalam diskusi virtual, Mengembangkan Minat dan Bakat Anak tanpa Eksploitasi yang berlangsung pada akhir pekan lalu.

Diskusi yang diadakan Yayasan Lentera Anak dan komunitas #funwithmomy itu menekankan, selama ini regulasi berkaitan hal ini masih belum cukup melindungi anak-anak. Akibatnya, anak rentan terperosok dalam eksploitasi seksual dan ekonomi.  

Lisda menuturkan, regulasi yang mengatur masalah eksploitasi seksual, pekerja anak dalam situasi bahaya, memang sudah ada aturannya. Regulasi itu mengacu pada UU Perlindungan Anak, UU Ketenagakerjaan, UU Pornografi, Permen Kemenaker, Permen PPPPA dan lain-lain. "Tapi eksploitasi yang sifatnya masih di wilayah abu-abu inilah yang peraturannya belum cukup,” kata Lisda.

Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)

Ia mencontohkan, anak-anak yang terlibat dalam industri kreatif menjadi artis cilik, Youtuber, influencer atau selegram. Anak berpeluang mendapat keuntungan secara ekonomi tapi mereka berperan layaknya seorang pekerja di media kreatif yang harus tampil  di media sosial secara intensif  dan bekerja dengan ritme cepat layaknya orang dewasa.

“Dari awalnya, anaknya menjadi subjek. Mereka sekadar mengekspresikan diri atau mengembangkan minat dan bakatnya tapi kemudian, karena ada tawaran endorse, tuntutan deadline atau waktu tayang dan tuntutan menyampaikan pesan-pesan tertentu, maka anak berpotensi mengalami perubahan menjadi objek dan sangat rentan berpotensi terjadinya eksploitasi ekonomi," kata dia.

Ketika akhirnya ada keharusan anak melakukan ini dan itu sesuai kemauan produk, maka di sinilah masuk ke wilayah abu-abu dan berpotensi eksploitatif. "Dan sayangnya peraturan di Indonesia yang berhubungan dengan minat dan bakat belum kuat," ujar Lisda. 

Menurut Lisda, jika mengacu kepada UU Perlindungan Anak ada tiga unsur yang menjadi panduan apakah suatu kegiatan yang melibatkan anak berpotensi eksploitatif. Tiga unsur itu adalah, tindakan itu sepersetujuan anak atau tidak, melanggar hukum, dan adakah unsur memanfaatkan tenaga atau kemampuan anak untuk mendapatkan keuntungan.

Ilustrasi bermain warna dengan anak. Shutterstock.com

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Tapi ini bukan berarti kalau anaknya sudah setuju lalu tidak ada eksploitasi ekonomi. Bisa saja tetap berpotensi eksploitatif, mengingat anak-anak sejatinya belum memiliki kemampuan untuk mengantisipasi risiko-risiko yang besar,” kata Lisda.

Ketua Yayasan Sejiwa, Diena Haryana mengingatkan orang tua agar berhati-hati dan perlu mendampingi anak-anaknya. Saat ini ancaman ancaman potensi eksploitasi seksual dari penggunaan media sosial yang melibatkan anak sudah banyak terjadi.

Ia mengingatkan ada praktik anak-anak yang ikut mempromosikan produk tertentu dengan kemungkinan mereka tidak menyukai fakta terekspos di media sosial ketika telah dewasa. "Potensi risiko melibatkan anak di media sosial adalah anak menjadi dikenali dan ini bisa dimanfaatkan orang-orang lain," kata dia. 

Risikonya, kata Diena, selain menjadi korban pedofilia, si anak juga berpotensi mengalami perundungan di masa depan. Bahkan bisa saja anak justru merasa tidak happy ada di media sosial karena"  dia sebenarnya tidak suka diekspos,” kata dia.  

Pendiri Komunitas #funwithmomy, Junika memberikan tips agar anak terlindungi di media sosial. Antara lain, tidak menampilkan foto anak, khususnya yang masih berusia balita, secara close up.

“Bisa dengan menampilkan foto anak dari samping, atau hanya diperlihatkan tangan dan kakinya saja. Atau kalaupun ada wajah sang anak di konten media sosial tersebut, maka sebisa mungkin kita tutupi dengan stiker. Upaya ini untuk melindungi anak agar dari risiko-risiko kejahatan di dunia maya,” kata Junika.

Baca juga: Pentingnya Peran Orang Tua dalam Mencegah Eksploitasi Anak

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Saran Pakar untuk Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

2 jam lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Saran Pakar untuk Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

Kecerdasan emosional anak bisa dibangun dengan membiarkannya mengekspresikan perasaan dalam suasana santai dan ramah. Simak saran lainnya.


Kisah Guru Honorer di Sukabumi: Menyambi Jadi Pemulung Untuk Menyambung Hidup

5 jam lalu

Ribuan guru honorer se-Indonesia berunjukrasa di depan gedung DPR/MPR-RI Jakarta,  (19/01). Mereka menuntut untuk segera diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). TEMPO/Wahyu Setiawan
Kisah Guru Honorer di Sukabumi: Menyambi Jadi Pemulung Untuk Menyambung Hidup

Seorang guru honorer di Sukabumi memutuskan untuk memulung untuk mencari penghasilan tambahan.


Pentingnya Literasi Media Sosial bagi Kesehatan Mental, Ini Kata Kemenkes

16 jam lalu

Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Pentingnya Literasi Media Sosial bagi Kesehatan Mental, Ini Kata Kemenkes

Media sosial diidentifikasi sebagai salah satu pemicu masalah kesehatan mental. Kemenkes sebut enyebut pentingnya literasi.


5 Kiat Memulai Jualan Online

2 hari lalu

Jualan online. Foto: Canva
5 Kiat Memulai Jualan Online

Jualan online juga salah satu cara bagi orang-orang yang menginginkan penghasilan tambahan


Kominfo Blokir Akun Katak Bhizer yang Sering Promosi Judi Online di Media Sosial

3 hari lalu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi saat menyampaikan keterangan saat Ngopi Bareng Kominfo di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu, 11 September 2024. Kementerian Kominfo bersama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) membahas strategi Fintech dalam menghadapi dan menanggulangi segala tindakan terkait judi online di Indonesia. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Kominfo Blokir Akun Katak Bhizer yang Sering Promosi Judi Online di Media Sosial

Diduga akun Katak Bhizer merupakan penyebar materi promosi judi online melalui media sosial.


Seruan "Lanjutkan Boikot" Produk Terafiliasi Israel Trending di Media Sosial

4 hari lalu

(Foto ilustrasi) YKMI menyerukan boikot produk global yang terafiliasi dengan pendukung kekerasan di Palestina sebagai langkah strategis untuk menghentikan pelanggaran hak asasi manusia. Dok. Pixabay
Seruan "Lanjutkan Boikot" Produk Terafiliasi Israel Trending di Media Sosial

Pemerintah Indonesia diminta konsisten membela Palestina dan menolak kejahatan Israel.


Semakin Banyak Orang Mengakses Berita dari TikTok, Bagaimana Nasib Bisnis Media Massa?

6 hari lalu

Ilustrasi TikTok. shutterstock.com
Semakin Banyak Orang Mengakses Berita dari TikTok, Bagaimana Nasib Bisnis Media Massa?

Riset menyebut semakin banyak orang mengakses berita dari media sosial TikTok.


Istilah Sadfishing di Media Sosial, Kelebihan dan Kekurangan Ekspresi Emosional di Media Sosial

8 hari lalu

Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Istilah Sadfishing di Media Sosial, Kelebihan dan Kekurangan Ekspresi Emosional di Media Sosial

Sadfishing adalah perilaku kerap berbagi cerita sedih di media sosial demi mendapatkan simpatik. Apa kelebihan dan kekurangannya?


25 Link Twibbon Rayakan HUT TNI, Begini Cara Menggunakannya

8 hari lalu

Ilustrasi TNI AD. Tempo/Suryo Wibowo
25 Link Twibbon Rayakan HUT TNI, Begini Cara Menggunakannya

Peringatan HUT TNI ke-79 diselenggarakan pada Sabtu, 5 Oktober 2024. Bisa turut merayakannya dengan mengunggah foto profil dari twibbon berikut.


Postingan Threads Bisa Diedit Maksimal 15 Menit, Begini Caranya

8 hari lalu

Logo aplikasi Meta Threads. REUTERS/Dado Ruvic
Postingan Threads Bisa Diedit Maksimal 15 Menit, Begini Caranya

Untuk mengedit postingan di Threads, ikuti langkah-langkah berikut.