TEMPO.CO, Jakarta - Pengendalian obesitas bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti tidak menyediakan gorengan ketika rapat. Hal ini diungkapkan Koordinator Substansi P2 Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik (P2DMGM) Kementerian Kesehatan, dr. Esti Widiastuti.
"Bisa dari hal-hal kecil dari snack rapat tidak harus gorengan, itu bagian yang justru mendukung pengendalian obesitas," katanya.
Makanan yang digoreng umumnya menyerap lemak dari minyak sehingga kalorinya bisa lebih tinggi. Asupan kalori yang tinggi bisa menempatkan pada kondisi kelebihan berat badan dan obesitas. Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebih akibat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama.
Pola makan sehat yakni menerapkan prinsip gizi seimbang termasuk memperhatikan jumlah, jenis, jadwal makan, dan pengolahan bahan makanan yang dianjurkan, yaitu jumlah sayur dua kali lipat sumber karbohidrat dan protein, bisa membantu mencegah obesitas. Sayangnya, menurut Esti, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018 memperlihatkan sekitar 95,4 persen masyarakat Indonesia justru masih kurang mengonsumsi buah dan sayur lima porsi setiap hari dalam seminggu.
Di sisi lain, asupan konsumsi gula, garam, dan lemak harian juga perlu menjadi perhatian. Esti mengingatkan asupan gula harian yang disarankan yakni empat sendok makan atau 150 gram, garam satu sendok teh atau 15 gram, dan lemak lima sendok makan atau 67 gram. Data dari Riskesdas pada tahun yang sama menunjukkan, konsumsi gula sesuai aturan di masyarakat hanya 4,8 persen, 52,7 persen untuk takaran garam satu sendok teh per hari, dan 26,5 persen lemak atau atau lima sendok makan.
"Banyak masyarakat yang konsumsi atau pola makannya cukup berisiko terhadap kejadian penyakit tidak menular," jelas Esti.
Selain pola makan tak sehat, Esti mengatakan kurang bergerak atau kurang berolahraga juga turut berkaitan dengan risiko obesitas sebanyak 33,5 persen.
"Untuk mengatasi obesitas kita perlu lihat akar penyebabnya, yang bisa juga asupan makanan dan yang dikeluarkan tetapi juga faktor genetik, kebiasaan sehari-hari, atau obat-obatan tertentu," tutur Esti.
Di sisi lain, berbagi pengalaman yang menginspirasi orang sangat membantu memotivasi orang agar tak mengalami obesitas. Upaya ini juga bisa dibarengi skrining atau deteksi dini khususnya pada yang berusia di atas usia 15 tahun.
Baca juga: Deteksi Obesitas dengan Memahami Status Gizi