TEMPO.CO, Jakarta - Tidur dengan paparan cahaya telah dihubungkan dengan peningkatan berbagai risiko penyakit, termasuk diabetes. Benarkah terpapar cahaya saat tidur meningkatkan risiko diabetes?
Tidur dengan paparan cahaya memang tidak menyehatkan bagi tubuh. Penelitian terbaru di Northwestern Medicine menunjukkan tidur di ruangan bercahaya bisa membahayakan fungsi kardiovaskular dan meningkatkan resistensi insulin pada keesokan harinya.
“Hasil dari penelitian ini menunjukkan hanya satu malam paparan pencahayaan ruangan moderat saat tidur dapat merusak glukosa dan regulasi kardiovaskular, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung, diabetes, dan sindrom metabolik," kata penulis studi Phyllis Zee dalam laman Scitech Daily, Selasa, 15 Maret 2022.
Lantas, bagaimana cahaya malam saat tidur dapat menyebabkan diabetes? Peneliti menemukan resistensi insulin terjadi pada pagi hari setelah orang tidur di ruangan terang.
Resistensi insulin adalah saat sel-sel di otot, lemak, dan tubuh tidak merespons insulin dengan baik dan tidak dapat menggunakan glukosa dari darah untuk energi. Untuk menebusnya, pankreas membuat lebih banyak insulin.
Seiring waktu, gula darah ikut naik. Dilansir dari Medical News Today, 22 Februari 2022, dokter menganggap resistensi insulin sebagai faktor risiko yang diketahui untuk diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Selain itu, tidur dengan cahaya juga dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Ketika seseorang tidur di ruangan terang, detak jantungnya meningkat dan tubuh tidak bisa beristirahat dengan benar.
Dilansir dari amp.cnn.com, Kamis, 17 Maret 2022, banyak penelitian menunjukkan peningkatan denyut jantung di malam hari merupakan faktor risiko penyakit jantung di dan kematian dini.
Selain itu, ini bisa mengaktifkan sistem saraf otonom, meskipun seseorang tertidur. Biasanya detak jantung bersama dengan parameter kardiovaskular lainnya lebih rendah di malam hari dan lebih tinggi di siang hari.
Sementara itu, sistem saraf simpatik dan parasimpatis untuk mengatur fisiologi tubuh pada siang dan malam hari. Simpatik mengambil alih di siang hari dan parasimpatis seharusnya di malam hari saat menyampaikan pemulihan ke seluruh tubuh.
Namun, tidur di ruangan bercahaya bisa menyebabkan ketidakseimbangan saraf simpatik dan parasimpatik. Ini telah dihubungkan dengan tekanan darah tinggi pada orang sehat.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Bahaya Tidur Pagi Hari, Diabetes sampai Gairah Seksual Menurun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.